.

9 Jul 2011

Bagelen memiliki nilai dan karismatik

Bagelen memiliki nilai dan karismatik sebagai sebuah wilayah. Wilayah yang luas -terdapat 20 kecamatan jika dibandingkan dengan kondisi administratif saat ini- dan terletak di Jawa Tengah bagian selatan (tepatnya di Yogyakarta) itu memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah tanah air. Operasi militer, perlawanan terhadap Kompeni, pembangunan candi (Prambanan dan Borobudur) merupakan beberapa bukti pentingnya wilayah tersebut.
Bukti-bukti kebesaran Bagelen tercatat sebagai berikut:
1. di era Majapahit, Raja Hayam Wuruk pernah memerintahkan untuk menyelesaikan pembangunan candi makam dan bangunan para leluhur, menjaga serta merawatnya dengan serius (Negarakertagama);
2. di era Demak, Sunan Kalijaga (anggota Wali Songo) mengunjungi Bagelen dan mengangkat muridnya, Sunan Geseng untuk berdakwah di wilayah Bagelen;
3. di awal Dinasti Mataram, Panembahan Senopati menggalang persahabatan dengan para kenthol (tokoh-tokoh) Bagelen untuk menopang kekuasaannya.
4. ditemukannya bukti-bukti sejarah, seperti Lingga (52 buah), Yoni (13), stupa/Budhis (2), Megalith (22), Guci (4), Arca (38), Lumpang (24), Candi Batu atau berkasnya (8), Umpak Batu (16), Prasasti (3), Batu Bata (8), temuan lain (17), dan Umpak Masjid (20).

Tapi pada akhirnya, Bagelen sebagai sebuah kawasan yang solid akhirnya terpecah seiring dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) yang didesain oleh Kompeni Belanda untuk memecah Mataram menjadi dua kerajaan; Kasunanan Surakarta (Solo) dengan Sunan Paku Buwono III sebagai raja pertamanya, dan Kasultanan Yogyakarta dengan Sultan Hamengku Buwono I sebagai rajanya.
Sebagian masuk Solo, dan sisanya masuk Yogyakarta. Secara peradaban, Bagelen sudah terbelah. Abad XIX (1825-1830), Bagelen ikut dalam Perang Jawa. 3000 prajurit Bagelen di bawah kendali Pangeran Ontowiryo menyokong perjuangan Pangeran Diponegoro yang terpusat di Tegalrejo, Magelang. Saking kuatnya perlawanan Bagelen, Kompeni Belanda sampai harus menggunakan taktik Benteng Stelsel, dengan mambangun 25 buah benteng di kawasan Bagelen.
Usaha Belanda untuk semakin memperlemah Bagelen dilanjutkan di tahun 1901. Tanggal 1 Agustus, Bagelen dihapus secara karesidenan dan dilebur ke dalam Karesidenan Kedu. Selanjutnya Bagelen hanya dijadikan sebagai sebuah kecamatan saja. Kemudian Belanda juga membangun jalur transportasi Purworejo-Magelang untuk memudahkan pengawasan. Belanda juga menempatkan batalion militer reguler dengan dibantu serdadu negro (Ambon?). Kebijakan ini sangat nyata untuk menghilangkan jati diri Bagelen sebagai sebuah kawasan yang sangat berakar. Buku ringkas ini merupakan upaya penulis untuk melakukan rekonstruksi suatu aset nasional yang memiliki muatan lokal. Berikut penelusurannya:
LATAR BELAKANG MATARAM KUNO
Di Jawa Tengah abad VIII – X, ada kerajaan besar, bernama Medang yang terletak di Poh pitu. Kerajaan ini luas, dikenal subur dan makmur. Pusat kekuasaan dibagi menjadi dua; Pertama, negara yang bersifat internasional dengan beragama Budha, diperintah oleh Dinasti Syailendra. Kedua, negara yang diperintah oleh sepupunya yang beragama Syiwa. Kedua kerajaan ini berada dalam satu istana, dan disebut Kerajaan Medang i Bhumi Mataram. Berdasarkan prasasti berbahasa Melayu Kuno (Desa Sojomerto, Batang) memperkuat pendapat sejarawan Purbacaraka, bahwa hanya ada satu dinasti saja di Jawa Tengah, yakni Syailendra. Raja Sanjaya yang menganut Syiwa di kemudian hari menganjurkan putranya, Rakai Panangkaran untuk memeluk Budha. Menurut catatan Boechori, epigraf dan arkeolog, Syailendra merupakan penduduk asli Indonesia. Hal ini juga diperkuat oleh prasasti Wanua Tengah III (Temanggung) yang memuat silsilah raja-raja Mataram lengkap dengan tahunnya.
ASAL-MULA RAJA SANJAYA DAN TANAH BAGELEN
Berdasarkan prasasti Canggal (Sleman) menjelaskan: -ada sebuah pulau bernama Yawadwipa -negeri yang kaya raya akan padi, jewawut, dan tambang emas. -raja pertamanya : Raja Sanna. -setelah dia mangkat, diganti oleh ponakannya: Raja Sri Sanjaya Menurut catatan seorang sejarawan, Raja Sanjaya mendirikan kerajaan di Bagelen, satu abad kemudian dipindah ke Wonosobo. Sanjaya adalah keturunan raka-raka yang bergelar Syailendra, yang bermakna “Raja Gunung“, “Tuan yang Datang dari Gunung“. Atau, “Tuan yang Datang dari Kahyangan“, karena gunung menurut kepercayaan merupakan tempatnya para dewata.
Raja Sanjaya dikenal sebagai ahli kitab-kitab suci dan keprajuritan. Armada darat dan lautnya sangat kuat dan besar, sehingga dihormati oleh India, Irian, Tiongkok, hingga Afrika. Dia berhasil menaklukkan Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kerajaan Melayu, Kemis (Kamboja), Keling, Barus, dan Sriwijaya, dan Tiongkok pun diperanginya (from “Cerita Parahiyangan“).
Area Kerajaan Mataram Kuno (Bagelen) berbentuk segitiga. Ledok di bagian utara, dikelilingi Pegunungan Menoreh di sisi Barat dan Pegunungan Kendeng di utara dan basisnya di pantai selatan dengan puncaknya Gunung Perahu (Dieng), di lembah Sungai Bagawanta (Sungai Watukura, kitab sejarah Dinasti Tang Kuno 618-906). Catatan dinasti Tiongkok tersebut diperkuat juga oleh Van der Meulen yang menggunakan kitab “Cerita Parahiyangan” dan “Babad Tanah Jawi“.
Bagelen merupakan hasil proses nama yang final. Bermula Galuh/Galih, menjadi Pegaluhan/Pegalihan, menjadi Medanggele, Pagelen, lalu jadilah Bagelen. Dalam prasasti Tuk Mas (Desa Dakawu, Grabag-Magelang) yang menyebut adanya sungai yang seperti sungai Gangga, maka Medang i bhumi Mataram bermakna “Medang yang terletak di suatu negeri yang menyerupai Ibu” (lembah Sungai Gangga). Dieng diasumsikan sebagai Himalaya, Perpaduan Sungai Elo dan Progo disamakan sebagai Sungai Gangga, dan pegunungan Menoreh disamakan sebagai Pegunungan Widiya.
SILSILAH RAJA-RAJA MATARAM KUNO
bagelen_1

cara memanggil makhluk gaib

Ada yang ingin mencoba? Berikut ini berita yang DI ambil dari tribunnews tentang "beginilah cara memanggil makhluk gaib" ...  Menurut ahli paranormal dan pengobatan alternatif, Ki Kusumo, membeberkan beberapa cara memanggil mahkluk halus ke dunia kita.

" Jam 12 malam, letakan dua cermin di kiri dan kanan menghadap ke kita. 

Lalu selama 32 kali kita menengok ke arah kanan lalu kiri cermin. 
Pada saat tengokkan ke 31 satu anda akan merasakan hal yang aneh di ruangan, dan saat ke 32 akan muncul bentuk mahkluk mistis di kaca kanan dan kiri.

Dalam hal mistis dari Kitab Serat Jawa Kuno
“Kitab Serat Jawa Kuno yang bisa dibaca untuk memanggil makhluk dari alam lain, tanpa perlu mantra, puasa atau nglakoni. Jadi jangan pernah mempraktikkannya di rumah,” terang Ki Kusumo.

"Percaya atau tidak, semua tergantungkepada diri masing masing

8 Apr 2011

Ada Penampakan Hantu Perang Dunia II di Foto Ini?

Ada Penampakan Hantu Perang Dunia II di Foto Ini?

Foto yang diambil Mayor John Tulloch saat melakukan napak tilas ke rute maut para tawanan perang.
        Ini kisah nyata yang terjadi di Kalimantan Utara tahun 1945 lalu, di tengah Perang Dunia II. Buruh dan tawanan perang dipaksa berbaris dari Sandakan menuju Ranau, di bawah todongan senjata tentara Jepang. 
Kondisi mereka memprihatinkan, gizi buruk akibat kurang makan dan kelelahan. Bertelanjang kaki, para tawanan menempuh jarak 160 mil di tengah cuaca terik, selama satu bulan.

Siapa yang rubuh karena kelelahan dibiarkan meregang nyawa, ditembak, ditusuk bayonet, bahkan disembelih. Sungguh siksaan tak terperi. Bahkan dikisahkan, untuk bertahan hidup para tawanan terpaksa menjadi kanibal, memakan mayat temannya sendiri.

Tiga kali pemberangkatan semua berakhir tragis, lebih dari 3.600 orang Indonesia dan Filipina yang diperbudak dan 2.400 tawanan perang tentara Sekutu kebanyakan dari Australia tewas. Hanya enam tentara Australia yang selamat, berhasil melarikan diri.

Tragedi sejarah yang terlupakan itu kini kembali mengemuka, lewat selembar foto.

Pada tahun 2010 lalu, seorang pensiunan tentara Inggris, Mayor John Tulloch melakukan napak tilas ke rute maut para tawanan perang. Ia mengira kamera yang ia jepretkan dari mobil yang melaju merekam rute berliku "barisan kematian" yang mengambil banyak nyawa 70 tahun silam.

Justru kejutan yang ia dapatkan. Saat melihat gambar itu, ia menjumpai bayangan putih, kerangka bungkuk yang berbaris, persis di rute yang diambil para tawanan tujuh dekade lalu. Gambar mengerikan itu kembali mengingatkan kondisi mengerikan "barisan maut".

"Kami sedang berkendara di sepanjang rute maut, saya mengambil sekitar 200 gambar lewat kamera digital," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, Kamis 27 September 2012.

Saat gambar itu dilihat di layar komputer ada penampakan aneh. "Saya merinding saat melihat 17 sampai 18 sosok hantu seakan ke luar dari hutan dan berjalan menyusuri rute menuju Ranau," kata dia.

Gambar itu ia tunjukkan ke sejumlah orang, beberapa dari mereka menyebutnya luar biasa, yang lain menolak untuk melihatnya, takut dihantui.

Tapi benarkah itu foto hantu?
Diduga ilusi fotografis itu dihasilkan dari refleksi handuk bermotif yang ada di dashboard mobil di mana dia mengambil gambar.
"Pemandu saya menaruh handuk di dashboardnya. Pola handuk itu tercermin lewat kaca," kata Tulloch. Namun, karena diambil di lokasi yang tepat, "saya  menyebutnya refleksi dari barisan kematian."

9 Feb 2011

Misteri Telaga Sarangan di Magetan

Misteri Telaga Sarangan di Magetan


Telaga sarangan adalah danau kecil yang juga biasa disebut telaga pasir. Sebuah telaga alam yang terletak di kaki Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga Sarangan terletak di lereng Gunung Lawu (3.265m) yang memiliki keindahan alam pegunungan nan elok. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer dari arah barat kota Magetan dan sekitar 5 kilometer dari arah tawangmangu. Telaga ini juga mempunyai luas sekitar 30 hektar dan mempunyai kedalaman 28 meter. Telaga sarangan ini adalah objek wisata andalan di kota tersebut. Untuk lebih menikmati keindahan telaga tersebut, pengunjung juga bisa berkuda dan mengendarai kapal cepat berkeliling telaga sarangan tersebut. Di Telaga Sarangan juga terdapat hidangan makanan khas yang dijajakan oleh penjual di sekitar telaga tersebut, yaitu sate kelinci. Sate ini biasanya di hidangkan dengan lontong dan sambal kacang. Satu porsi sate kelinci biasanya di hargai sekitar 7.000 -10.000. di sekitar telaga juga banyak kios-kios yang menjual hasil hasil home industri setempat yang mampu memproduksi kerajinan-kerajinan souvenir seperti kerajinan kulit, kerajinan sepatu dari kulit, kerajinan anyaman bambu, dll. Ada juga produk makanan khas seperti empeng mlinjo dan lempeng (krupuk puli yang terbuat dari nasi) yang di kenal dengan sebutan lempeng magetan.


Menurut penduduk setempat mereka sering menyebut Telaga Sarangan sebagai Telaga Pasir. Pulau yang ada di tengah telaga tersebut adalah tempat bersemayamnya roh leluhur pencipta Telaga Sarangan, yaitu Kyai Pasir dan Nyai pasir. Bisa disebut sebagai Telaga Pasir karena menurut legenda hingga sampai detik ini masih dipercayai oleh masyarakat sekitar telaga tersebut bahwa terbentuknya telaga tersebut berasal dari cerita sepasang suami istri yang bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Pasangan ini bertahun-tahun hidup berdampingan tetapi belum dikaruniai seorang anak pun. Lalu untuk mewujudkan agar pasangan ini mendapatkan keturunan, Kyai dan Nyai Pasir bersemedi dan memohon kepada Sang Hyang Widhi. Setelah mereka melakukan semedinya itu akhirmya mereka pun mendapatkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Joko Lelung. Agar keluarga itu bisa mencukupi kebutuhan hidupnya, sehari-hari mereka bercocok tanam dan berburu. Karena menurut mereka pekerjaan yang di kerjakan itu sangatlah berat, maka pasangan ini memutuskan untuk bersemedi lagi untuk memohon kesehatan dan panjang umur kepada Sang Hyang Widhi. Dalam semedinya kali itu, pasangan suami tersebut mendapatkan wasiat agar keinginannya bisa terwujud, pasangan ini harus dapat menemukan dan memakan telur yang ada didekat ladang mereka. Akhirnya pasangan suami istri itu berhasil menemukan telur itu dan langsung di bawa pulang dan memasaknya. Lalu telur yang sudah matang itu dibagi untuk keduanya . setelah memakannya pasangan itu merasakan panas dan gatal di seluruh tubuhnya setelah ia pergi ke ladangnya. Pasangan suami itu terus menggaruk tubuhnya yang terasa gatal hingga menimbulkan luka lecet di seluruh tubuh mereka. Lama kelamaan keduanya berubah menjadi ular naga yang sangat besar. Lalu kedua ular tersebut berguling-guling di pasir sehingga menimbulkan cekungan yang kemudian mengeluarkan air yang sangat deras dan menggenamgi cekungan yang di buat oleh ular naga tersebut. Akhirnya pasangan tersebut menyadari kemampuan yang mereka miliki, mereka berniat untuk membuat cekungan yang banyak untuk menenggelamkan Gunung Lawu. Mengetahui kedua orang tuanya tiba-tiba berubah menjadi naga dan memiliki niat yang buruk, maka anaknya yaitu Joko Lelung pun juga bersemedi memohon agar niat kedua orang tuanya tersebut dapat digagalkan, dan semedi Joko Lelung pun diterima oleh Hyang Widhi. Saat keduan orang tuanya sedang berguling-guling membuat cekungan baru, lalu timbul wahyu kesadaran agar Kyai dan Nyai Pasir mengurungkan niat mereka untuk menenggelamkan Gunung Lawu.



Begitulah asal mula Telaga Sarangan yang sampai saat ini masih diyakini oleh penduduk setempat. Di Telaga Sarangan tersebut pemerintah juga selalu membuat event setiap tahunnya. Setiap menjelang bulan ruwah( bulan puasa ) selalu diadakan upacara bersih desa dan labuh sesaji untuk tolak bala dan memperingati terbentuknya Telaga Sarangan tersebut. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada roh leluhur Desa Sarangan.

20 Jan 2011

Kehebatan Surah Yaasin | Memanggil Istri Atau Saudara Yang Kabur Dari Rumah

Kehebatan Surah Yaasin | Memanggil Istri Atau Saudara Yang Kabur Dari Rumah

Kehebatan Surah Yaasin | Memanggil Istri Atau Saudara Yang Kabur Dari Rumah - kehebatan Surah Yaasin ini banyak sekali khasiatnya namun disini kita akan membahas kehebatan yasin ini Untuk  memanggil sanak saudara yang kabur dari rumah, Semua ini Tentunya Berkat kyakinan dan ketabahan kita yang mengamalkan nya, Juga karena Ridho Allah SWT,

yasin


Amalan ini biasa disebut orang jawa  "Puter Giling"Adapun cara Mengamalkan nya Seperti Berikut ini :

1. siapkan pakaian,dan poto orang yang kabur dari rumah tsb,lalu masukkan kedalam mangkok/baskom kecil yg berisi air.
2. siapkan 49 butir merica
3. kertas kecil yang ditulisi namanya dan nama ayahnya
4. bungkus sebutir merica dengan kertas yang sudah ditulisi namanya dan nama ayahnya satu persatu sehingga menjadi 49 bungkus
5. sholat hajat 2 rakaat
6. tawasulan
7. baca Surah Yaasin sebanyak 7x

keterangan :
pada setiap kata “mubiin” masukkan bungkusan merica kedalam mangkok yg sudah berisi air tambah poto tambah sobekan kecil pakaiannya,
dalam satu Surah Yaasin ada 6 kata “mubiin”.bila dibaca 7x berarti ada 49x kata “mubiin”.
8. Langsung rebus air tsb sekitar 1 s/d 2 jam,bila besok dia belum pulang maka rebus kembali pada jam 5 pagi dan jam 5 sore,biasanya ga sampai 3 hari dia akan segera kembali kerumah.

Demikianlah cara mengamalkan  Kehebatan Surah Yaasin | Memanggil Istri Atau Saudara Yang Kabur Dari Rumah, Semoga berhasil,

1 Jan 2010

01 januari 2010

Dahulu aku pernah menyimpan rasa sampai jauh sekali. Tentang kenangan ku bersama seorang pujaan. Kisah demi kisah kami jalani berdua. Hingga kata kata manispun terucap sebagai janji. membuat aku bermimpi tanpa tahu kemana arahnya. Dan yang pasti, waktu yang kian berlalu membuat aku dan dia saling memiliki, satu sama lain.
Hingga suatu ketika, setiap perbedaan yang ada pada kami harus segera diungkap. Aku harus jujur, aku harus bercerita. Dan disaat dia sadar, ternyata niat serta pilihanku hanya menyisakan rasa kecewa.
Kini, Semua mimpi dia tinggalkan. Namun tiada tindakan dapat kulakukan. Aku tetap bertahan dalam angkuh. Seperti dirinya yang tak sejalan dengan Semua tentangku. Dan dia tetap ingin berbeda harapan, mimpi dan setiap keinginan.
akhirnya, keputusanku harus mampu untuk melepaskan ikatan diantara kami berdua
(Suatu hasrat yang memukau saat itu)
Walau manisnya senyuman terasa manis dan manis sekali. Aku dan inilah diriku yang harus mengenangmu dan melangkah jauh kedepan . "aku Hanya bisa berharap lewat mimpi dan hanya akan mengenangmu dalam hati, walaupun tetap berusaha melupakan rasa hati yang terdalam,
Hingga tiada cinta yang tersisa di jiwa ini.
 "january2010

6 Agu 2009

Kejawen Pak Harto



Soeharto adalah manusia Kejawen yang percaya akan kekuasaan Tuhan sebagai Dzat Yang Tertinggi. Cara pandang hidup orang Jawa itu penuh simbol dan mitos….
Menurut kalangan pinisepuh Kejawen, berbagai bencana akhir Desember 2007 hingga awal 2008, seperti meluapnya Bengawan Solo, amukan puting beliung, termasuk tanah longsor di Karanganyar, merupakan pertanda sambutan alam untuk kepulangan Sang Raja Gung Binathoro, HM. Soeharto. Ya, orang kuat zaman Orde Baru ini tak kuat dengan usia tua. Akhirnya, dia pun berpulang pada Minggu, 27 Januari, saat langit terang benderang.
Sebagai manusia Jawa, Soeharto memang tak bisa lepas dari olah batin dan olah rasa. Menurut salah seorang paranormal terkenal dari Solo, ilmu kanuragan yang dimiliki Soeharto banyak berasal dari guru spiritualnya sekaligus pamannya yang bernama Ndoro Daryatmo yang berasal dari Wonogiri. Seoharto menimba ilmu pada sang paman sejak masih berpangkat Kolonel.

Ndoro Daryatmo ini abdi dalem Pura Mangkunegaran yang menjabat sebagai Ulu Ulu Pengairan di Wonogiri. Ilmu kanuragan yang diwariskan Ndoro Daryatmo, konon salah satunya berupa rapal milik Patih Kudonowarso, panglima perang Pangeran Sambernyowo. Rapalan itu berupa kekuatan gaib yang bisa digunakan untuk kekuatan dan kederajatan. Namun rapalan itu bisa dihilangkan bila pemiliknya pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pak Harto adalah manusia Kejawen yang percaya akan kekuasaan Tuhan sebagai Dzat Yang Tertinggi. Cara pandang hidup orang Jawa itu penuh simbol dan mitos. Karena itu untuk memahami wong Jowo, kita harus memahami simbil-simbol yang melingkupinya.
Beberapa kalangan kasepuhan berpendapat, kalau Pak Harto itu adalah ‘titisan’ dari Panembahan Senopati, pendiri Dinasti Mataram. Kebetulan gaya kepemimpinan beliau selama memerintah negeri RI ini memang hampir sama.
Senopati Ingalogo Ngabdulrachman Sayidin Panatagomo berpendapat, bahwa dalam segala persoalan maka raja memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tergambarkan kekuasaan itu sentralistik, tidak terbagi-bagi dan merupakan kebulatan yang tunggal serta tiada yang mampu menandingi (endi ana surya-surya kembar: mana ada matahari kembar), berartt tidak membenarkan adanya kekuasaan lain yang dapat menjadi saingannya. Begitu pula halnya dengan Soeharto.
Sejak dulu, legitimasi kekuasaan di Jawa dihubungkan dengan mobilitas “mistis” politik yang dialami oleh elit Jawa masa lampau. Dan Panembahan Senopati merupakan tokoh yang berhasil membuat anyaman mistik dan politik yang keteladanannya memandu alam pikiran Jawa.
Dalam pewayangan hanya Bima yang bisa bertemu Dewa Ruci. Dalam kasanah kejawen hanya Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati. Sedang dalam Nusantara dipercaya Ir. Soekarno dan HM Soeharto, banyak yang meyanini telah bertemu dengan Kencono Wungu.
Hakikat politik dalam budaya Jawa adalah kekuasaan. Jadi, berpolitik dengan menggunakan mistik pun sebagai upaya meraih kekuasaan. Dan pengaruh mistik kejawen dalam dunia politik menarik perhatian dalam era kekuasaan Presiden Soeharto.
Pada waktu itu, Presiden sempat mengingatkan tentang bahaya praktek ilmu hitam. Waktu itu ada kekhawatiran munculnya kebatinan di Jawa yang mengarah pada klenik sentries.
Kehadiran mistk kejawen tetap diakui sebagai sebuah fenomena budaya. Mistik Kejawen yang kental dengan kebatinan dan kepercayaan, menjadi semakin subur ketika Golkar berjaya di tahun 1970-an.
Di bawah dominasi Golkar waktu itu, mistik kejawen sebagai ekspresi religius yang sah diperkuat. Akhirnya di dunia politik Orba keberadaan mistik kejawen diakui di bawah Depdikbud, ada departemen yang mengurusi aliran kepercayaan.
Menurut Suwardi Endraswara melalui mistik kejawen, di era Orba sistem Bapakisme telah melahirkan budaya ‘kolusi’, ‘upeti’, dan mempertahankan status quo. Ritual mistik kejawen seringkali menjadi landasan spiritual kekuasaan untuk mendewakan status quo.
Tak sedikit ritual mistik pelaku politik untuk mendapatkan kesaktian. Kesaktian identik dengan kekuasaan. Melalui tirani dan kultus individu, ibarat raja yang tak terkalahkan karena telah menjalankan mistik kejawen, sering tergelincir pada sikap asu gede menang kerahe.
Hanya sedikit yang tahu jika Pak Harto sesungguhnya memang menjalin hubungan dengan Sabdopalon, bukan dengan Semar (Pranoto, 2000:177). Hubungan mistis tersebut sering diwujudkan melalui sesaji kembang menyan. Ini terjadi sebagai manisfestasi pemujaan mistis terhadap roh leluhur, agar pemerintahan pada masanya langgeng.
Hikayat Semar yang menjadi Sabdopalon memang hanya diurai di Serat Darmogandul. Tokoh ini sempat berkelana, meninggalkan Majapahit, hingga sampai di Gunung Srandil, Cilacap, Jawa Tengah.
Dahulu, setiap malam satu Suro, yang datang ke situ akan ditemui oleh Ki Lengkung Kusumo yang saat trance dianggap dapat memberikan isyarat sesuatu yang bakal terjadi. Sayangnya, Ki Lengkung bukan Semar, melainkan hanya Petruk Kantong Bolong.
Sedang Semar di Srandil, yang oleh Soeharto pernah dihormatinya atas perintah guru spiritualnya Romo Diyat dari Semarang, masih misterius. Apakah Semar ini yang mampu memberikan Kembang Wijayakusuma, sehingga kekuasaan Pak Harto sulit dipatahkan?
Memang diakui banyak kalangan, kalau Soeharto sangat mengagumi tokoh Semar, bahkan sering mengidentikkan dirinya dengan Semar sebagai pengayom Nusantara. Tampaknya Pak Harto merupakan ‘titah’ pilihan yang telah menguasai jagad kosmis. Sehingga dia bisa berdialog dengan tokoh-tokoh gaib yang super melalui asah diri maupun bimbingan guru spiritualnya.
Dengan luasnya cakupan wawasan Soeharto tentang jagad alus maupun jagad kasad, masih banyak yang mengomentarinya dengan ‘tetek bengek’ pendapat yang tidak ada patokannya.

Label:

5 Agu 2009

SOEHARTO DAN MISTIK ANGKA-26-27-28

SOEHARTO DAN MISTIK ANGKA-ANGKA
YUSLAM HANAFI
Misteri angka-angka Soeharto adalah 26, 27 dan 28. Perjalanan hidupnya yang warna-warni berada dalam naungan kombinasi angka-angka tersebut. Seperti apakah analisanya…?
Orang kuat yang lebih dari 32 tahun berkuasa di Indonesia itu telah tiada. Jasadnya dimakamkan di cungkup Argosari Komplek Makam Astana Giribangun. Sebuah komplek makam termuda leluhur dinasti Raja Mataram Imogiri,Yogyakarta. Terletak di ketinggian 666 meter dpl. Wilayah kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah.
Selama hidup, hingga akhir hayatnya, Pak Harto meninggalkan sebuah tanggal dan angka misteri yang berurutan, yaitu: 26, 27, dan 28. Kombinasi angka-angka tersebut membawa makna tersendiri baginya. Berikut kajiannya:
Tanggal /Angka 26
- Tanggal 26/12/1947, Pak Harto menikah dengan Siti Hartinah, anak seorang Wedana di Waruyantoro, Solo.
- Angka 26, Pak Harto meresmikan RSPP Jakarta pada tanggal 6/1/1972, bila dijumlah (6+1+1+9+7+2=26). Di RSPP itulah Pak Harto dirawat dan menghembuskan nafas terakhirnya. Selama dirawat 23 hari, dari tanggal 4-27 Januari 2008, Pak Harto menghabiskan biaya sebesar Rp 1.509 miliyar.

Tanggal/Angka 27
- Rabu Kliwon tanggal 8/6/1921, adalah kelahiran Pak Harto. Bila dijumlah 8+6+1+9+2+1=27, tepat dengan tanggal kematian Pak Harto, Minggu 27 Januari.
- Angka 27, Pak Harto diangkat sebagai Komandan Brigade 10 Wehrkreise III berpangkat Letkol, tahun 1948 pada usia 27 tahun.
- Angka 27, Pak Harto menerima Supersemar, bila dijumlah 1+1+3+1+9+6+6=27.
- Tanggal 27/3/1968, MPRS melantik Pak Harto sebagai Presiden RI ke-2.
- Tanggal 27/11/1974, Pak Harto mulai mempesiapkan makam Astana Giribangun, tempat peristirahatan terakhirnya. Tanggalnya tepat dan sama dengan tanggal kematiannya 27/1/2008.
- Tanggal 27/7/1966, tragedi penyerbuan kantor PDI Jakarta. Aktivis Budiman Sujatmiko dituding sebagai dalangnya, yang kemudian divonis 13 tahun penjara. Presiden Abdurrahman Wahid memberi amnesti, akhirnya hanya 3 tahun dia menjalani hukuman di LP Cipinang. Tragedi berdarah ini menelan korban 5 orang tewas, luka-luka 149, hilang 23 orang dan 124 orang ditahan dan ditangkap.
- Angka 27, Pak Harto mengundurkan diri dari Presiden RI, setelah berkuasa selama 32 tahun, dan digantikan oleh waliknya BJ. Habibie pada tahun 1998 (21/5/1998), bila dijumlah angkanya 27. Sama dengan tanggal kematiannya.
- Tanggal 27/5/1999, Pak Harto menyerahkan surat kuasa khusus kepada Jaksa Agung, Andi Ghalib untuk menyelidiki kekayaannya di Swiss dan Austria.
- Tanggal 27/4/2005, Pak Harto melalui kuasa hukumnya siap menghadiri gugatan class action para korban tragedi 1965.
- Tanggal 27/1/2006, Pengacara Pak Harto, OC Kaligis untuk yang ketiga kalinya mengirim surat ke Presiden SBY agar menghentikan kasus Pak Harto.
- Tanggal 27/1/2008, Pak Harto meninggal dunia di RSPP Jakarta pada jam 13.10.

Tanggal/Angka 28
- Angka 28, Pak Harto meresmikan proyek controversial Taman Mini Indonesia Indah dengan biaya pada waktu itu Rp 10,5 milyiar. Proyek tersebut mendapat protes dari berbagai kalangan. Diresmikan tanggal 20/4/1975, bila dijumlah menjadi 28.
- Tanggal 28/4/1996, Ibu Tien meninggal dunia.
- Angka 28, Presiden SBY dan Ibu Ani melayat ke Pak Harto di Cendana, ditemui oleh Sigit, puteranya. Di rumah duka, SBY dan isteri berada selama 28 menit.
Di komplek Astana Giribangun, tepatnya disebelah utara sudut cungkup Argo Kembang, terpampang tulisan berisi petikan Serat Wedatama, sebuah sastra Jawa Klasik karya agung raja Solo, Mangkunegera IV, kutipannya yang artinya kurang lebih….
“Ikhlas jika kehilangan, tak akan menyesal. Menerima dengan lapang dada, jika mendapatkan kebencian dari sesame. Berbesar hati dan menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa.”
Selamat jalan Pak Harto. Semoga Allah SWT melapangkan jalanmu

Label:

30 Jul 2009

setiap perbuatan meninggalkan jejak

Karma

Karma (Sanskerta: karma) berarti perbuatan. Karma merujuk pada perbuatan berkehendak yang kita lakukan dengan tubuh, ucapan, dan pikiran kita melalui berbuat, berkata, dan berpikir. Karma adalah kaidah bahwa setiap perbuatan yang dilakukan, jika kondisinya sesuai, akan menghasilkan akibat tertentu.

Bagaimana Karma Bekerja?

Semua perbuatan meninggalkan jejak atau benih pada kesadaran kita, yang akan masak menjadi pengalaman-pengalaman kita ketika kondisi yang sesuai muncul. Sebagai contoh, jika kita menolong seseorang dengan hati yang tulus, perbuatan ini akan meninggalkan jejak-jejak positif dalam arus pikiran kita. Ketika kondisinya memadai, jejak ini akan masak dalam bentuk kita menerima pertolongan tatkala kita membutuhkannya.
Benih-benih Karma terus mengikuti kita dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Bagaimanapun juga, jika kita tidak menciptakan sebab-sebab atau Karma untuk terjadinya sesuatu, kita tidak akan mengalami hasilnya. Jika kita tidak menanam benih tertentu, tanaman tidak akan tumbuh. Buddha mengajarkan:
Sesuai benih yang ditabur,
begitulah buah yang dituai.
Pelaku kebaikan akan meraih hasil yang baik,
Pelaku keburukan akan memetik hasil yang buruk.
Jika engkau menanam benih yang baik,
engkau akan menikmati buah yang baik.

Apakah Pengaruh Karma?

Karma mempengaruhi kelahiran kita yang akan datang dan mempengaruhi apa yang kita alami selama hidup ini: bagaimana orang lain memperlakukan kita, kekayaan kita, status sosial kita, dan sebagainya. Karma juga mempengaruhi kepribadian dan watak kita, bakat kita, perilaku kita, dan kebiasaan kita. Jenis lingkungan tempat kita dilahirkan juga dipengaruhi oleh Karma.
Kita yang sekarang ini sesuai dengan apa yang telah kita lakukan. Kita yang akan datang sesuai dengan apa yang tengah kita lakukan.

Ada Jenis Karma Apa Saja?

Jika suatu perbuatan membawa derita dan sengsara dalam jangka panjang bagi diri sendiri dan makhluk lain, itu adalah Karma yang buruk atau negatif. Sebaliknya, jika suatu perbuatan membawa kebahagiaan, itu adalah Karma yang baik atau positif. Perbuatan pada hakikatnya bukanlah baik atau buruk-mereka hanya sedemikian tergantung pada motivasi dan konsekuensi yang dihasilkannya. Kebahagiaan dan keberuntungan apa pun yang kita alami dalam hidup kita berasal dari tindakan-tindakan positif kita sendiri, sementara masalah-masalah kita datang dari tindakan-tindakan negatif kita sendiri.

Bagaimana Terjadinya Karma Buruk?

Ada sepuluh perbuatan negatif yang seharusnya dihindari jika kita tidak ingin menciptakan Karma buruk, yaitu:
  1. Membunuh
  2. Mencuri
  3. Berzinah
  4. Berbohong
  5. Memfitnah
  6. Berkata kasar
  7. Berbicara yang tak berguna
  8. Serakah
  9. Marah/Membenci
  10. Berpandangan salah

Bagaimana Terjadinya Karma Baik?

Ada sepuluh perbuatan bermanfaat yang seharusnya kita perjuangkan untuk menciptakan Karma baik. Kesepuluh perbuatan baik ini juga termasuk menghindari sepuluh perbuatan buruk. Adapun sepuluh perbuatan baik itu antara lain:
  1. Bermurah hati
  2. Mengendalikan diri
  3. Bermeditasi
  4. Menghormat
  5. Melayani
  6. Melimpahkan jasa
  7. Berbahagia atas jasa pihak lain
  8. Mendengarkan Dharma
  9. Mengajarkan Dharma
  10. Meluruskan pandangan

Dapatkah Karma Diciptakan Secara Bersamaan?

Karma bisa kolektif maupun individual. Karma kolektif adalah perbuatan yang dilakukan bersama-sama dalam sebuah kelompok. Contohnya, sepasukan tentara bersama-sama membunuh. Hasil perbuatan ini dapat dialami bersama-sama sebagai satu kelompok, seringnya dalam kehidupan yang akan datang. Namun setiap anggota kelompok berpikir, berbicara, dan bertindak secara berbeda-beda, hal ini juga menghasilkan karma individual, yang akibatnya akan dialami oleh masing-masing pribadi.

Siapakah yang Mengendalikan Karma?

Tidak ada siapa pun yang menentukan "imbalan dan hukuman" untuk apa yang kita lakukan. Kita menciptakan penyebab-penyebab dari tindakan kita, dan kita akan mengalami akibat-akibatnya. Kitalah yang bertanggung jawab atas pengalaman kita sendiri. Buddha menemukan hukum Karma-Ia tidak menciptakannya (tidak ada satu makhluk pun yang menciptakannya). Dengan mengajarkan hukum Karma kepada kita, Buddha menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya kita bertindak di dalam fungsi sebab dan akibat agar kita mencapai Kebahagiaan Sejati dan terhindar dari penderitaan.

Apakah Segala Sesuatu Terjadi Karena Karma?

Hukum Karma tidak berlaku untuk perbuatan-perbuatan "tanpa kesadaran" seperti berjalan, duduk, atau tidur. Perbuatan-perbuatan seperti itu tidak menghasilkan akibat-akibat selain dari perbuatan itu sendiri (bagaimanapun juga, Karma berlaku pada gagasan-gagasan kita yang didasari kehendak). Begitu juga, kecelakaan dianggap Karma netral karena hal itu tidak disengaja. Bagaimanapun, kita seharusnya selalu berusaha meningkatkan kewaspadaan kita agar kecelakaan tidak terjadi.

Dapatkah Karma Berubah?

Karma bukanlah kartu mati-karma bukan berarti nasib atau takdir. Perbuatan-perbuatan berkehendak pada suatu waktu tertentu akan menghasilkan akibatnya ketika berada dalam kondisi yang sesuai. Walaupun pada kehidupan sekarang kita mengalami akibat-akibat dari perbuatan (Karma) yang silam, kita masih mungkin untuk mengubah, mengurangi atau menambah akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan lampau ini melalui perbuatan-perbuatan saat ini, yang akan mempengaruhi masa depan maupun kehidupan yang akan datang. Memahami hukum Karma membantu kita menyadari bahwa kita sendirilah yang menentukan kita akan menjadi seperti apa. Kita sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib kita sendiri.

Bagaimana Kita Mengetahui Karma Kita?

Buddha memberikan kepada kita panduan umum mengenai akibat dari berbagai jenis perbuatan. Sebagai contoh, Buddha mengajarkan kepada kita bahwa membunuh akan mengakibatkan umur pendek dan kemurahan hati akan membawa kekayaan. Bagaimanapun juga, hanya pikiran mahatahu Buddha-lah yang mampu memahami bekerjanya Karma secara lengkap.
Ada kelenturan dalam berfungsinya perbuatan dan akibatnya. Sekalipun kita tahu bahwa jika kita terus-menerus menyakiti makhluk lain, contohnya, akan membawa kita pada kelahiran kembali yang kurang menguntungkan, tetap saja kita tidak tahu secara pasti dalam bentuk apakah nantinya kita dilahirkan. Jika tindakan kita sangat berat-misalnya, dengan kemurkaan besar kita terus-menerus menganiaya banyak orang dan merasa puas bahwa kita telah menyakiti orang itu, akibat yang akan kita terima tentu akan lebih tidak menyenangkan dibandingkan jika kita sekadar sembrono mengejek orang lain lalu menyesali kekurangpekaan kita. Berbagai keadaan yang hadir pada saat buah Karma masak, juga mempengaruhi akibat spesifik apakah yang akan terjadi.

Apakah Karma Selalu Adil?

Ketika kita melihat orang yang tidak jujur hidup kaya, atau orang kejam yang penuh kuasa, atau orang baik yang mati muda, kita mungkin jadi meragukan hukum Karma. Namun, banyak sekali akibat yang kita alami pada kehidupan ini merupakan akibat dari tindakan-tindakan kita pada kehidupan lampau kita; dan banyak tindakan-tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sekarang ini hanya akan masak dalam kelahiran yang akan datang-inilah yang disebut Karma jangka panjang (Karma jangka pendek adalah Karma yang berbuah dalam waktu yang relatif singkat). Kekayaan orang yang tidak jujur mungkin saja akibat kedermawanan orang itu dalam kehidupan lampaunya. Bagaimanapun juga, ketidakjujuran orang itu saat ini, meninggalkan benih-benih Karma bagi mereka untuk mengalami kemiskinan dalam kehidupan mendatang. Demikian pula, penghargaan dan kewenangan yang dimiliki oleh orang-orang yang kejam merupakan hasil perbuatan positif yang mereka lakukan pada kehidupan lampau. Pada kehidupan sekarang, mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk hal-hal yang tidak baik, hal ini menciptakan sebab bagi penderitaan masa depan. Mereka yang mati muda sedang mengalami akibat perbuatan-perbuatan negatif seperti pembunuhan yang dilakukannya pada kehidupan lampau. Bagaimanapun, kebaikan mereka pada kehidupan saat ini akan menanamkan benih-benih atau jejak-jejak dalam arus kesadaran mereka untuk mengalami kebahagiaan pada masa yang akan datang.

Pastikah Kita Akan Mengalami Karma Buruk?

Ketika benih sekecil apa pun ditanam di tanah, pada akhirnya mereka akan berkembang-kecuali mereka tidak mendapatkan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan, seperti air, sinar matahari, dan pupuk. Jalan pamungkas untuk mencabut jejak atau benih Karma adalah dengan bermeditasi pada Kesunyaan (kekosongan) keberadaan. Inilah jalan untuk memurnikan kecenderungan dan jejak-jejak Karma yang merugikan. Pada tataran spiritual seperti kita, hal ini mungkin cukup sulit, tetapi kita tetap dapat menghentikan masaknya jejak-jejak merugikan dengan cara memurnikan mereka. Hal ini seperti mencegah benih untuk menerima air, sinar matahari, dan pupuk. Banyak melakukan kebajikan juga dapat "melarutkan" dampak merugikan dari Karma buruk.

Bagaimanakah Kita Memurnikan Karma Buruk?

Pemurnian sangatlah penting karena hal ini mencegah penderitaan pada masa mendatang dan meredakan perasaan bersalah. Dengan memurnikan pikiran, kita akan mampu untuk menjadi lebih tenang dan memahami Dharma dengan lebih baik. Empat kekuatan penangkal yang digunakan untuk memurnikan jejak atau benih negatif adalah:
  1. Penyesalan.
  2. Tekad untuk tidak mengulangi tindakan merugikan itu lagi.
  3. Mengambil Tiga Pernaungan dan membangkitkan Welas Asih kepada semua makhluk.
  4. Melakukan latihan-latihan penyembuhan sebenarnya (perbuatan baik apa pun-termasuk meditasi dan menguncar Sutta/Mantra).
Keempat kekuatan ini harus dilakukan berulang-ulang. Karena kita telah melakukan banyak sekali perbuatan negatif, kita tidak bisa berharap dapat memurnikan Karma-Karma buruk itu sekaligus. Semakin besar kekuatan empat komponen itu, semakin kuat tekad kita untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi, semakin kuatlah pemurnian kita.

Apakah Karma Mempengaruhi Siapa yang Kita Jumpai?

Ya, tetapi ini bukan berarti bahwa semua hubungan telah ditakdirkan. Kita mungkin punya kecenderungan Karma tertentu untuk merasa dekat atau merasa kurang pas dengan orang-orang tertentu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa hubungan kita dengan mereka harus berlanjut terus seperti itu. Jika kita berbaik hati kepada mereka yang menyakiti kita dan mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka, hubungan ini akan berubah, menciptakan Karma positif yang akan membawa kebahagiaan pada masa yang akan datang.
Kita tidak terikat kepada orang lain secara Karma-tidak ada orang tertentu yang khusus hanya untuk kita. Karena kita memiliki banyak kehidupan lampau, kita telah berhubungan dengan semua makhluk pada suatu waktu sebelumnya. Hubungan kita dengan orang tertentu juga terus berubah-ubah. Bagaimanapun juga, hubungan Karma lampau dapat mempengaruhi hubungan kita sekarang. Contohnya, jika seseorang telah menjadi guru spiritual kita pada suatu kehidupan lampau, kita mungkin akan bersua kembali dengan orang itu dalam kehidupan sekarang, dan ketika orang tersebut mengajarkan Dharma kepada kita, hal itu mungkin berpengaruh kuat bagi kita.

Jika Makhluk Lain Menderita Akibat Karma Buruknya, Dapatkah Kita Menolongnya?

Kita semua tahu bagaimana rasanya menderita, dan itu pulalah yang dirasakan makhluk lain ketika mereka mengalami akibat perbuatan buruk mereka. Didasarkan empati dan Welas Asih, sudah semestinya kita menolong mereka! Walaupun mereka menciptakan sendiri sebab-sebab bagi penderitaan mereka, mungkin mereka juga menciptakan sebab-sebab untuk menerima pertolongan dari kita! Kita semua adalah sama dalam hal mengharapkan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan. Tanpa pandang penderitaan atau masalah siapakah itu, kita seharusnya mencoba meringankannya. Sebagai contoh, berpikir bahwa "orang miskin itu miskin karena perbuatan lampau mereka sendiri-karena kikir; jika aku menolong mereka, aku akan ketularan miskin", ini merupakan pandangan salah yang kejam. Kita tidak seharusnya merasionalisasi kemalasan, sikap apatis, dan keangkuhan kita dengan salah mengartikan kaidah sebab dan akibat. Welas Asih dan tanggung jawab universal sangatlah penting untuk perkembangan spiritual kita sendiri dan kedamaian dunia.

18 Jul 2009

Arca Shiwa Ditemukan di Dasar Petirtaan

Arca Shiwa Ditemukan di Dasar Petirtaan


4Petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah yang mengekskavasi petirtaan abad ke-8 di Desa Derekan, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menemukan arca yang diduga berbentuk Shiwa di dasar petirtaan. Hal ini mengokohkan pendapat bahwa petirtaan itu dibangun kaum Shiwais dan menjadi bagian dari Candi Ngempon.

”Arca itu belum dibentuk sempurna karena atributnya masih kurang. Kemungkinan, arca itu ditaruh di tengah. Namun, sangat tidak umum meletakkan Shiwa di petirtaan karena kebanyakan menaruh Ganesha, yang salah satunya melambangkan kesejahteraan,” kata Kepala Unit Pemugaran Candi Ngempon Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah Gutomo, Rabu (15/7).

Arca setinggi 40 sentimeter dengan lebar 30 sentimeter itu ditemukan pada Selasa sore di dasar bagian timur petirtaan, dalam kondisi terkubur tanah. Arca itu berbentuk sosok tengah duduk bersila dengan tangan empat dan kepala mengenakan semacam mahkota. Namun, yang tampak jelas hanya dua tangan yang menyatu di bagian pusar.

Gutomo mengatakan, awalnya sangat sulit mengenali arca ini karena bentuknya yang belum sempurna. Terlebih lagi, umumnya sosok dewa dikenali dari atribut yang digunakannya. Namun, posisi arca yang dibentuk duduk bersila dan memiliki tangan empat membuat dia memperkirakan arca ini merupakan Shiwa.

Di lokasi tersebut, sebelumnya juga ditemukan tangga masuk petirtaan yang di tepinya terdapat arca dua gajah kembar. Jarak dari sudut sisi utara ke arca sekitar 2 meter. Di sekitar tempat tersebut juga ditemukan saluran kuno pembuangan air yang menuju sungai.

10 Jul 2009

Yang Anda Tebar, Anda tuai


Apa yang Anda tebar, itulah yang akan Anda tuai


Berikut ini adalah karma menurut ilmu Penyembuhan dengan Tenaga Prana. Dalam setiap lokakarya Penyembuhan dengan Tenaga Prana, baik itu Lokakarya tingkat Dasar, Tingkat Lanjut, Tingkat Psikoterapi, Penyembuhan dengan Kristal maupun Yoga Arhatik, selalu saja dibahas soal karma.

Kalau seseorang berbuat sesuatu, dengan tujuan yang baik ataupun buruk, pengaruh karmanya bisa mencapai sepuluh kali lipat. Bila Anda menanam sebutir gabah, Anda tidak hanya akan menuai satu bulir padi, tetapi Anda akan menuai beberapa kali lipat dari apa yang sudah Anda tanam. Kalau Anda menanam satu biji mangga, Anda nanti akan memanen banyak mangga selama bertahun-tahun.

Apa hubungan karma dengan Penyembuhan dengan Tenaga Prana? Apa perlunya kita membahasnya dalam setiap lokakarya?


Kita tahu, Penyembuhan dengan Tenaga Prana sangat ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dalam memberikan energi, ada organ-organ atau cakra tertentu yang tidak boleh diberi energi warna tertentu, karena bisa membahayakan pasien kita.

Kita juga telah belajar melakukan penyembuhan jarak jauh, di manapun pasien kita berada, tidak menjadi soal, dengan efektif kita tetap bisa melakukan perawatan.

Kalau Anda tidak mematuhi larangan di atas dan memberikan energi yang membahayakan pada organ atau cakra yang seharusnya tidak boleh diberi energi itu, akan berakibat fatal bagi pasien Anda. Atau mungkin Anda bermaksud jahat ingin mencelakakan seseorang dengan memberikan energi yang berbahaya di tempat yang tidak seharusnya.

Apalagi kalau hal ini Anda lakukan dengan teknik penyembuhan jarak jauh, bukankah ini sama saja dengan ilmu tenung?

Karenanya untuk memberikan rambu-rambu agar kita tidak menyalahgunakan ilmu Penyembuhan dengan Tenaga Prana yang baru saja kita pelajari, sangat penting ditekankan pembahasan mengenai hukum sebab akibat atau karma ini.

Kalau Anda tidak ingin bernasib buruk, janganlah mencelakakan orang lain. Kalau Anda menginginkan kemakmuran, bermurah hatilah.

Mereka yang sedang mengembangkan kemampuan spiritualnya seperti para penyembuh prana, melakukan sesuatu dengan tujuan yang baik maupun yang buruk, pengaruh karmanya dapat berratus kali lipat. Ini tidak berlebih-lebihan dan harus ditafsirkan secara harafiah. Penyalahgunaan kekuatan seseorang atau teknik Penyembuhan dengan Tenaga Prana secara sengaja akan mendatangkan akibat karma yang sangat berat, seseorang akan menuai apa yang ditaburnya. Oleh sebab itu, lebih bijaksana dan lebih baik untuk selalu melakukan tindakan yang baik daripada tindakan yang jahat.

Anda tidak harus menerima begitu saja pendapat ini. Anda dapat mencobanya dengan melakukan sesuatu yang tidak terlalu negatif, untuk kemudian memperhatikan apa yang akan terjadi. Anda juga dapat melakukan sesuatu yang positif dan melihat apa yang akan terjadi. Sering kali akibat karmanya tidak tidak akan langsung terjadi secara sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit secara bertahap, tetapi akibat karmanya tetap saja parah.

Hukum karma tidak ditentukan oleh nasib tetapi ditentukan oleh diri kita sendiri atau diarahkan oleh diri kita sendiri. Ini hanya berarti bahwa Anda harus bertanggung jawab atas tindakan, perkataan dan pikiran Anda. Anda tidak bisa menyalahkan orang lain, orang tua Anda, lingkungan Anda atau kekuatan yang tidak nampak untuk segala masalah dan kesulitan yang Anda alami. Jika Anda mendapat kesulitan, maka Anda sendirilah yang harus berusaha keluar dari kesulitan itu dangan atau tanpa pertolongan dari luar. Jika Anda mengalami banyak nasib buruk dan sering mengalami ketidak adilan, maka Anda harus bermeditasi dan merenung, dan menarik pelajaran darinya.

Anda harus melakukan perbuatan baik untuk menghasilkan karma yang baik. Jelas Anda harus bekerja keras dan cerdas untuk memperbaiki keadaan Anda. Dengan memetik pelajaran dari pengalaman Anda inilah, dan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik, dengan berusaha dan berjuang dengan keras dan cerdas, Anda dapat mengubah keadaan yang merugikan menjadi menguntungkan. Dengan menanggulangi karma negatif, seseorang dapat disucikan dan memperoleh kekuatan dan kebijaksanaan batin.

Kekejaman terhadap sesama dan terhadap makhluk hidup lainnya adalah salah satu penyebab nasib buruk dan penyakit berat yang sangat menyakitkan. Apa yang kita tebar, itulah yang kita tuai, inilah hukumnya. Jika seseorang berulang kali menyakiti orang lain maka dia juga akan menuai rasa sakit yang luar biasa, kadang dalam bentuk penyakit yang berat. Jika seseorang berulang kali menghilangkan nafkah orang lain (bisa penghasilan, uang atau pangan), maka makanan fisiknyapun akan dirampas, ini dapat berupa penyakit paru-paru yang parah di mana dia tersengal-sengal menggapai hidup. Tubuh yang menderita itu lama kelamaan akan menjadi lemah. Ini juga menimbulkan pengaruh keuangan yang sangat merugikan.

Hindarilah kekejaman dan lakukanlah kebaikan hati kepada orang lain, ini adalah kunci utama menuju kesehatan yang baik, kebahagiaan dan untuk menghindari penyakit berat yang disertai rasa sakit yang hebat.

Karma negatif dapat dinetralkan dengan hukum pengampunan dan hukum belas kasihan. Anda dianjurkan untuk memaafkan dan memberkati mereka yang telah menyakiti hati Anda. Ini dapat dilakukan dengan cara membuat daftar orang-orang tersebut. Visualisasikanlah mereka dan dalam hati maafkanlah mereka satu persatu dan berkatilah mereka dengan kesehatan yang baik, kebahagiaan, keberhasilan, kemakmuran dan mohonkan perlindungan Tuhan. Agar karma negatif seseorang dinetralkan, dia perlu memaafkan orang lain, karena bila Anda memaafkan orang lain, Tuhan juga akan memaafkan Anda, tetapi jika Anda tidak memaafkan orang lain, Tuhan juga tidak akan memaafkan kesalahan Anda.

Hukum belas kasihan berarti bahwa untuk menerima belas kasihan, orang harus penuh belas kasihan. Sebaiknya Anda memberikan sepuluh persen dari penghasilan Anda setiap bulan dan selalu beramal. Melakukan tindakan dengan penuh belas kasihan menghasilkan karma baik dan memberikan hak kepada Anda untuk menerima belas kasihan. Menjadi vegetarian adalah tindakan belas kasihan terhadap binatang, karenanya orang yang menderita sakit berat sangat di anjurkan untuk melakukan diet vegetarian. Tindakan-tindakan kejam, ucapan yang menyakitkan hati dan pikiran yang negatif harus benar-benar dihindari. Bagaimana seseorang dapat menerima belas kasihan kalau dia menimbulkan begitu banyak sakit hati pada orang lain?


Dapat disimpulkan dengan sangat jelas bahwa karma adalah sebagai berikut: kalau Anda menanam kebaikan, Anda akan memperoleh kelimpahan, kalau Anda menanam kejahatan, hidup Anda akan penuh penderitaan. Pilihan Anda di tangan Anda.

8 Jul 2009

Filosofi Di Dalam Batik Yogyakarta

Filosofi Di Dalam Batik Yogyakarta


1. Batik cuwiri [batik tulis]

zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai “semek’an” dan kemben. Dipakai saat upacara “mitoni”
unsur motif : Meru, gurda
filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati.
2. Batik sido mukti [batik tulis]


zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkimpoian
unsur motif : Gurda
filosofi : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
3. batik kawung [batik tulis]


zat warna : Naphtol
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Geometris
filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
4. batik pamiluto [batik tulis]


zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
unsur motif : Parang, ceplok, truntum dan lainnya
filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
5. batik parang kusumo [batik tulis]


zat warna : Naphtol
kegunaan : Sebagai kain saat tukar cincin
unsur motif : Parang, mlinjon
ciri khas : Kerokan
filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
6. batik ceplok kasatrian [batik tulis]


zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain saat kirab pengantin
unsur motif : Parang, gurda, meru
ciri khas : Kerokan
filosofi : Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah
7. batik nitik karawitan [batik tulis]


zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
ciri khas : Kerokan
unsur motif : Ceplok
filosofi : Pemakainya orang yang bijaksana.
8. batik truntum [batik tulis]


zat warna : Soga alam
kegunaan : Dipakai saat pernikahan
ciri khas : Kerokan
filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
9. batik ciptoning [batik tulis]


zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Parang, wayang
ciri khas : Kerokan filosofi : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar
10. batik tambal [batik tulis]


zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Ceplok, parang, meru dll
ciri khas : Kerokan
filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
11. batik slobog [batik tulis]


zat warna : Naphtol
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Ceplok
ciri khas : Kerokan
filosofi : Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa.
12. batik parang rusak barong [batik tulis]


zat warna : Soga alam

kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Parang, mlinjon
ciri khas : Kerokan
filosofi : Parang menggambarkan senjata, kekuasaan.
Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.
13. batik udan liris


zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Kombinasi geometris dan suluran
ciri khas : Kerokan filosofi : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan

2 Jul 2009

LUPAKAN MASA LALU YANG TELAH DIAM MEMBISU


Mengenang masa lalu atas apa nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan yang paling membodohkan. Sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengukur masa depan yang belum terjadi.
Kesedihan tidak akan mampu mengembalikan keadaan, keresahan tidak akan sanggup memperbaikinya, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.           
Keterikatan dengan masa lalu, keresahan atas apa yang telah terjadi, ketakaran emosi jiwa oleh api panasnya, dan ketakutan jiwa pada pintunya merupakan kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan dan menakutkan.           
Kesedihan merupakan teman akrab kecemasan. Adapun perbedaan antara keduanya adalah manakala suatu hal yang tidak disukai hati itu berkaitan dengan hal-hal yang belum terjadi, ia akan membuahkan kecemasan. bila berkaitan dengan persoalan masa lalu, maka ia akan membuahkan kesedihan. Dan persamaannya, keduanya sama-sama dapat melemahkan semangat dan kehendak hati untuk berbuat suatu kebaikan.           Ketika suatu perkara telah selesai, maka selesai pula urusannya. Tidak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dalam memutar kembali roda sejarah.           
Manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. betapa pun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, mereka tidak akan pernah mampu. demikian itu sudah mustahil pada awalnya.          
 Angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan dan segala sesuatu akan bergerak maju ke depan. Janganlah pernah melawan sunah kehidupan.         
  Ketika melihat seutas tali merenggang kencang ketahuilah tali itu akan segera putus. karena setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.          
 Kondisi dunia ini penuh kenikmtan, banyak pilihan, penuh rupa dan banyak warna. Semua bercampur dengan kecemasan dan kesulitan hidup.          
Dunia sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan.         

  Kesulitan dalam kehidupan ini merupakan perkara yang nisbi. segala sesuatu akan terasa sakit bagi jiwa yang kerdil, tapi bagi jiwa yang besar tidak ada istilah kesulitan yang besar.  

        

 Hidup ini adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan seni harus dipelajari serta ditekuni. maka sangatlah baik bila manusia berusaha keras dan penuh kesungguhan mau belajar tentang bagaimana menghasilkan kebahagiaan.

10 Jun 2009

makna perihatin


makna laku prihatin


  Jika gejala-gejala di bawah ini kurang diperhatikan akan menjadi halangan atau rintangan dalam meraih kesuksesan dan menggapai anugrah yang akan datang pada diri anda. Tekad bulat, niat, harapan, serta kemantaban hati kita akan melalui semacam “uji nyali”. Jika lolos, anugrah akan kita dapatkan. Jika tidak lolos, berarti kita batal mendapat anugrah yang sudah disiapkan. Untuk itu, berbagai macam gejala berikut ini perlu saya ungkapkan dengan harapan dapat menambah dan menumbuhkan sikap eling dan waspada bagi seluruh sedulurku yang sedang menjalani “laku prihatin”.

SAAT HARI WETON TIBA

Dalam rentang waktu selapan hari (35 hari) siklus weton akan berlangsung sekali. Artinya, jika weton anda Senin Pon, maka weton Senin Pon berikutnya akan datang lagi setelah putaran waktu 35 hari. Ada beberapa gejala paling umum saat hari weton kita tiba. Gejala-gejala tersebut antara lain :

  1. Perasaan gundah, resah, dan perasaan tidak enak seperti ada sesuatu yang tidak beres, tetapi tidak mengetahui sesuatu apa yang sedang tidak beres.
  2. Tubuh terasa capai, merasa lelah, lemas, jika bekerja mudah lelah, otot-otot terasa ngilu, pegal-pegal dan rasa tak enak badan yang tidak karuan dirasakan. Suhu badan agak naik, bahkan badan terasa seperti akan terserang flu atau demam.

Setelah hari weton berlalu semua gejala di atas akan sirna dengan sendirinya. Bagi yang sudah memahami gejala tersebut, biasanya lantas teringat jika hari tersebut adalah hari wetonnya. Pertanyaannya, kenapa gejala tersebut muncul saat weton anda tiba ? Hal itu  disebabkan oleh banyaknya sengkolo dan sukerto yang ada dalam diri kita. Sementara itu sudah lama sekali tidak dilakukan bancakan weton. Bagi yang sering melakukan bancakan weton (paling tidak setahun 1 kali), gejala saat hari weton tersebut tidak lagi terasa.

SAAT BERZIARAH

Ziarah bukan saja bertujuan untuk mendoakan dan merawat makam para leluhur yang kita kunjungi. Lebih dari itu, kedatangan kita ke makam leluhur tak ubahnya kita menghadap kepada sesepuh yang kita hormati untuk menghaturkan sembah bakti kita kepada beliau-beliau yang telah hidup di dalam kehidupan sejati. Serta untuk mendapatkan bimbingan, arahan dan doa restunya. Pergi berziarah seperti halnya kita menuju suatu tempat untuk menjemput anugrah. Bahkan anugrah yang besar, minimal anugrah doa restu dari orang-orang yang sudah pindah dalam kehidupan yang sejati.

Hal-hal Yang Perlu Dihindari

Apabila anda pergi berziarah ke pasarean agung, makam raja-raja besar, makam para  ratugung binatara, atau makam orang-orang yang dianggap suci dan mulia sewaktu hidupnya hendaknya menghindari hal-hal berikut :

  1. Jangan Menunggu-Nunggu. Untuk melakukan ziarah ke makam leluhur yang menurunkan kita, atau para leluhur besar nusantara, biasanya seseorang akan menunggu-nunggu saat mempunyai cukup uang, atau saat waktunya sudah senggang. Nah, apabila anda termasuk di dalamnya, biasanya sangat kecil kemungkinan rencana tersebut akan terlaksana. Apa yang saya lakukan justru kebalikannya. Walaupun uang belum kepegang, serta belum tahu kapan jadwal waktu senggang ke depan. Namun jauh-jauh hari sebelumnya saya tetap berani menentukan kapan jadwal keberangkatan untuk pergi ziarah. Biasanya antara hari Kamis, Jumat, dan Minggu. Beberapa kawan saya anjurkan tips yang sama seperti saya lakukan. Hilangkan sikap ragu-ragu karena alasan tidak cukup uang saku dan belum adanya gambaran kapan ada waktu yang longgar. Dengan keteguhan hati tetapkan saja jadwalnya kapan berangkat. Saat hari H tiba, ternyata apa yang dikhawatirkan semuanya lenyap, justru sebaliknya semua berjalan lancar seperti sudah ada yang mengatur. Menjelang hari H, seperti kebetulan saja, kawan saya mendapatkan uang yang lebih dari cukup dan waktunya juga pas senggang. Jalan untuk berbakti kepada ortu dan para leluhur akan selalu terbuka lebar, kecuali bagi yang dipenuhi oleh keraguan.
  2. Jangan Menunda-Nunda. Saatnya penentuan jadwal kapan akan berangkat ziarah (marak sowan) ke makam leluhur. Selama anda belum berani menentukan hari, tanggal, bulan, tahun, kapan akan pergi berziarah, biasanya rencana tersebut akan sulit terlaksana. Jika anda menyadari betapa penting dan besar sekali manfaat menziarahi pesarean para leluhur kita dan para leluhur tanah Jawa/nusantara. Demikian pula bila dirasakan sudah urgent, jangan ragu dan tunda-tunda lagi keinginan anda. Mantabkan hati, segera tetapkanlah jadwal keberangkatan. Percayalah, kelak jika sudah tiba waktunya semua akan berjalan dengan mudah.
  3. Jangan Urungkan Rencana. Saat menjelang keberangkatan menuju makam atau Pasarean Agung, biasanya ketabahan, tekad bulat, keteguhan hati dan keinginan kuat kita akan diuji. Beberapa peristiwa alam seperti tiba-tiba hujan lebat, petir menyambar, angin terjadi dengan tiba-tiba. Di lain hal, bisa saja terjadi kendala teknis seperti kendaraan yang akan kita gunakan tiba-tiba mogok, kunci kontaknya ketlingsut (hilang karena lupa meletakkannya). Atau human error, misalnya orang yang akan anda ajak atau sudah janjian ikut bareng pergi ziarah, sudah ditunggu lama malah tidak tidak muncul-muncul juga hingga waktunya terbuang percuma untuk menunggu. Apabila anda menghadapi kejadian-kejadian di atas, segeralah konsentrasi untuk maneges,  berkatalah dalam hati nurani anda (kareping rahsa) bahwa anda akan tetap teguh berangkat berziarah (marak sowan) sekarang juga, biarpun ada kendala-kendala seperti di atas. Sebagaimana saya sudah sering mengalaminya. Manakala saya maneges, meneguhkan hati untuk tetap berangkat demi rasa hormat dan menghargai kepada beliau para leluhur, semua kendala di atas seketika dapat teratasi dan segera menemukan jalan keluarnya. Jangan sampai mengurungkan niat anda untuk berziarah hanya karena kendala-kendala tersebut.  Jika anda mengurungkan rencana, berarti anda telah mengingkari janji pada leluhur. Anda menjilat ludah akibatnya cukup fatal buat anda sendiri.
  4. Jangan Berbalik Arah. Misalnya anda sudah menuju ke arah makam tersebut, namun ada yang kelupaan atau ada barang yang tertinggal di rumah, maka anda jangan sekali-kali berputar lalu balik arah. Biarkan barang itu tertinggal. Misalnya, bila anda kelupaan mengambil uang di ATM, tetap saja lanjutkan cari ATM di sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan. Apabila tidak ketemu juga, bisa pinjam teman, atau saudara yang ikut. Jika tidak ada, gunakan uang seadanya saja yang anda bawa saat itu. Pernah suatu ketika, seorang rekan yang akan melaksanakan proyek besar saya ajak untuk ziarah ke Makan Agung Imogiri. Sebelumnya sudah saya warning tidak melakukan beberapa hal yang menjadi pantangan. Dan saya sarankan untuk berbagi sedekah dengan para abdi dalem dan juru kunci. Namun, saat di jalan menuju makam ia terungat kalau kelupaan tidak menyiapkan uang. Sehingga ia harus putar balik kembali ke arah kota, dan baru menemukan ATM saat masuk di pinggiran kota. Saya sudah memberi peringatan jika hal itu sudah menjadi pertanda dalam bentuk kiasan untuk mengurungkan niat melaksanakan proyek besarnya.  Sebab proyek yang akan ia laksanakan membahayakan keselamatan rekan saya dan keluarganya. Namun ia merasa sudah terlanjur banyak keluar duit. Dan tetap saja akan menjalankan proyeknya, nah..di tengah jalan saat ia membangun proyek tersebut ia masuk dalam “lingkaran setan” koruptor yang tak bisa ia hindari, sehingga akhirnya ia tak bisa mengelak dan ikut dijebloskan ke dalam penjara. Jika rekan saya tidak kelupaan membawa uang, tidak pula berbalik arah, tetap melanjutkan perjalanan sekalipun lupa bawa uang sedekah, saat ia menjalankan proyeknya walau tidak menghasilkan apa-apa namun ia dan keluarganya akan tetap selamat. Hikmah di balik semua itu adalah peringatan agar dalam menjalani kehidupan ini selalu menjaga sikap eling dan waspada.
  5. Jaga Sopan Santun. Boleh jadi banyak orang mengira, makam adalah tempatnya orang yang telah mati. Bagi saya pribadi tidak demikian keadaannya. Justru di situlah tempatnya berkumpul orang-orang yang telah hidup di alam sejati. Ibarat balai, padepokan, pesanggrahan, pepunden, monumen, atau terminal yang menghubungkan antara orang yang masih hidup di dimensi bumi dengan yang sudah hidup di alam kehidupan sejati yang jasadnya dikubur di makam tersebut.  Yang bisa berkumpul kapan mereka mau di pasarean tersebut, hanya orang-orang yang “lolos seleksi” yakni orang yang meraih kamulyan dan kamulyan sejati. Berkali-kali saya mengadakan rencana untuk  marak sowan ke pasarean. Walaupun tidak “woro-woro” terlebih dulu, ternyata leluhur sudah tahu rencana kedatangan kami. Setiba di pasarean tersebut sudah banyak para leluhur yang menanti.   Begitulah yang terjadi. Saya merasakan betapa alam kematian (kehidupan sejati)  ternyata sangat dekat, bahkan lebih dekat dengan orang-orang yang masih hidup di dimensi bumi. Sejak itu saya menyadari saat kita marak sowan berziarah, para leluhur sudah tahu tanpa kita beri tahukan. Dan yang kita temui adalah bukan orang-orang hidup di dimensi bumi yang masih bercampur aduk dengan hawa nafsu, melainkan orang-orang yang sudah hidup di alam yang sudah bersih dari segala macam nafsu duniawi dan ragawi. Apalah artinya diri kita yang masih hidup berlumuran dengan nafsu. Maka jagalah sopan santun, sikap andap asor, jangan kumalungkung, gede rasa, gede ndase, merasa jagoan dan seterusnya. Itulah alasan mengapa saat kita ke makam terutama makam para leluhur besar tidak boleh membawa benda-benda pusaka bentuk apapun, kecuali yang sudah manjing ke dalam raga dan rasa. Tidak boleh mengenakan perhiasan emas dan berlian. Cara berpakaian juga musti sopan. Biasanya tiap makam ada tatacara berpakaian yang berbeda-beda sesuai adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Juru kunci akan memandu dan apabila tidak membawa pakaian adat biasanya sudah ada disediakan pakaian untuk disewa.
  6. Jaga Segala Macam Tutur Kata. Apabila anda marak sowan ke makam para leluhur. Hendaknya menjaga diri agar jangan sampai berkata jorok dan kotor. Jangan berkeluh kesah. Karena melanggar pantangan tersebut sama halnya kita datang dengan sikap melecehkan dan menantang. Akibatnya sangat fatal. Akibat paling ringan, leluhur yang akan memberikan sesuatu buat anda, akan dibatalkan segera. Berkatalah yang baik-baik dan sopan. Sebab apa yang anda ucapkan bisa saja numusi, atau bertuah, apa yang diucap akan terjadi. Celakanya jika apa yang anda ucapkan adalah perkataan yang ditujukan ke orang lain tidak baik bisa berbalik mencelakai diri anda sendiri.  Pernah suatu ketika saya mengantar sedulur dari Jakarta untuk ziarah ke Kotagede Panembahan Senopati. Setibanya di jalan menuju makam, ia berkeluh-kesah merasa kepanasan terik matahari, gerah, haus dan cape. “Aduh cape dan panas banget, repot kalau begini.  Sepulanganya dari makam, ia bener-bener kerepotan mobilnya distarter tak bisa hidup. Sampai  mendatangkan bengkel belum juga berhasil hidup. Akhirnya saya coba maneges apakah gerangan kesalahan orang ini sampai-sampai mobilnya tak bisa hidup. Saya hanya mendengar jawaban  tanpa melihat siapa gerangan yang berucap, ”katanya ingin berbakti kepada para leluhurnya tapi kok kurang ikhlas, tidak mau susah, dan banyak berkeluh-kesah. Seketika itu saya anjurkan ke sedulur tadi untuk memohon maaf kepada para leluhur karena kurang ikhlas dan banyak berkeluh kesah saat marak sowan. Setelah sedulur menghaturkan maaf, mobil saya coba  starter langsung hidup tanpa perlu ada yang diperbaiki.
  7. Ikuti Aturan atau Tatacara Yang Berlaku. Masing-masing pasarean memiliki tatacara dan adat yang berbeda-beda. Usahakan anda mematuhi aturan yang berlaku. Sebab kedatangan anda bukan untuk mencari perkara, melainkan mencari sesuatu yang baik untuk diri anda dan sesama. Jangan meludah dan buang “hajat” sembarangan. Bila anda terpaksa melakukan sesuatu yang sifatnya melanggar aturan, sebelumnya mohon ijin. Misalnya anda ingin sekali mengambil gambar di makam tersebut tetapi tidak untuk tujuan  kepentingan pribadi, mintalah ijin, ucapkan dalam hati. Tapi bila hanya untuk kepentingan pribadi dan komersial, sudah termasuk sikap serakah. Sebab bila anda meraih keuntunganpun hartanya akan mencelakai diri anda sendiri.   Tujuan berziarah jangan sampai keluar dari maksud dan tujuan berziarah itu sendiri, yakni untuk menghormati dan menghaturkan rasa berbakti. Hendaknya urungkan niat anda yang kurang baik misalnya hanya untuk coba-coba dan menjajal ilmu anda.
  8. Bawalah Ubo Rampe Sekedarnya. Bila anda ziarah ke makam leluhur sendiri, atau makam yang tidak ada juru kuncinya, siapkan peralatan kebersihan misalnya sapu, lap, ember air untuk membersihkan makam. Minimal membersihkan batu nisan leluhur yang kita ziarahi. Membawa bunga disesuaikan dengan adat setempat juga lebih bagus. Sebab hal itu mewujudkan rasa kasih sayang, hormat dan sembah bekti kepada para leluhur yang anda datangi. Dan masing-masing bunga memiliki makna tersendiri, mewakili nurani, berupa harapan dan doa yang tak terucapkan. Taburlah bunga dari arah kaki menuju ke arah kepala. Hal ini menjadi simbol untuk pepeling bagi orang yang masih hidup hendaknya meniti hidup dari “bawah ke atas”. Selain itu cara menabur bunga tersebut merupakan wujud doa dan harapan kita agar supaya leluhur mendapatkan tempat kemuliaan yang sejati di alam kelanggengan.
  9. Berbagilah Sedekah. Terutama pada orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk merawat dan menjaga makam tersebut. Jangan sampai anda merasa owel, pelit, tidak ihlas. Karena seberapa besar keikhlasan yang anda berikan akan beresonansi dalam kehidupan anda di masa-masa yang akan datang. Semakin besar anda berbagi, semakin tulus anda memberi, maka kebaikan itu akan menjadi berlipat-lipat kembali pada diri anda sendiri. Tak ada yang sia-sia kebaikan yang anda lakukan dengan tulus. Lihat saja para abdi dalem pasarean agung Imogiri dan Kotagede, serta makam-makam besar lainnya. Mereka walaupun hanya mendapat gaji  Rp. 36.000 / bulan, tetapi hidupnya selalu kecukupan, ayem tentrem, selamat, dan anak turunnya yang ngunduh anugrah keberuntungan. Anak-anak mereka banyak yang menjadi pengusaha sukses, pejabat, dan orang-orang penting di negeri ini. Bahkan apabila kita turut bersedekah kepada para abdi dalem tersebut, maka safa’at dan berkahnya akan sumrambah / mengalir pada diri kita sendiri dan keluarga. Bila anda sedang ada rezeki berlebih alokasikan dana anda untuk menyumbang perawatan atau perbaikan makam. Tak ada yang sia-sia, uang anda tidak akan berkurang justru bertambah melalui pintu-pintu rejeki manapun seiring dengan ketulusan yang anda berikan. Begitulah efek resonansi dari kebaikan yang kita lakukan akan berlaku.
  10. Nyawiji. Nyawiji atau satu tujuan. Terutama apabila anda berencana ziarah ke makam leluhur besar, jangan hanya menjadi ampiran atau sekedar mampir saja. Atau bukan menjadi tujuan utama. Niatkan dan rencanakan untuk marak sowan kepada para leluhur besar. Berangkat dari tempat tinggal anda tidak boleh mampir-mampir kecuali berhubungan dengan acara ziarah misalnya membeli uborampe seperti bunga setaman dst. Atau anda menjemput orang yang turut berziarah di tempat yang sama. Selain urusan yang berkaitan ke makam hendaknya jangan dikerjakan. Sepulang anda dari makam, barulah boleh mampir untuk makan, itupun jika benar-benar merasa lapar. Jika tidak, sebaiknya lanjutkan perjalanan sampai tiba di rumah/tempat di mana anda tinggal. Barulah setelah itu anda pergi untuk acara-acara lainnya. Pernah suatu ketika saya hendak pergi ziarah ke Kotagede. Tetapi saya mampir ke bandara untuk mengantar ortu mau pergi ke Sumbar. Setelah itu baru ke pasarean agung Imogiri. Sampai di depan pintu gerbang, kami serombongan mendapati jalan ditutup dengan portal. Rombongan kami juga tidak melihat satupun abdi dalem yang tampak padahal sebelumnya saya sudah pesan ke juru kunci KPH Soerjonagoro mau ziarah hari itu. Dan sudah diberi tahu jika para abdi dalem sudah menunggu kedatangan rombongan kami di atas (di makam). Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Saat berbalik arah saya mendengar suara yang saya kenal sebelumnya yakni salah satu leluhur besar yang sumare (dimakamkan) di makam tersebut. “kalian pulang saja, para leluhur tidak berkenan menerima kehadiranmu hari ini, lain kali saja datang kemari karena kalian telah lupa melanggar wewaler”.  Saya hanya bisa berkata “nyuwun gunging pangapunten dan sendiko dawuh. Saya kemudian telpon juru kunci katanya masih ditunggu para abdi dalem di atas. Bahkan saya sempat telpon salah satu abdi dalem ternyata memang mereka menunggu bahkan salah satu abdi dalem telah siap sejak pagi hingga saat ini di pintu gerbang menunggu kehadiran kami.  Tapi kami semua seperti ditutup pandanganya, begitu pula para abdi dalem.

KONSISTEN DAN BERPOSITIF THINKING

Pada saat anda menjalani “laku prihatin” banyal kendala yang menjadi batu ujian apakah hati anda tetap teguh atau mudah patah arang. Rasa bosan dan jenuh kadang menghinggapi perasaan manakala anda menunggu keajaiban/mukjizat yang belum juga muncul seperti yang anda bayangkan. Walau tidak selalu, namun terkadang anda justru merasakan kehidupan yang anda jalani terasa semakin berat. Untuk itu saya hanya bisa menyampaikan pengalaman sendiri dengan harapan siapa tahu bermanfaat buat para sahabat yang saat ini tengah menjalani laku prihatin.

  1. Bosan dan Jenuh. Perasaan ini biasa menghinggapi orang-orang yang tengah menjalani laku prihatin dalam rentang waktu yang cukup lama namun belum menampakkan hasil yang diharapkan. Jangan keburu berburuk sangka. Sebab terkadang kita salah menafsirkan semua itu. Tidak setiap orang bisa nggayuh kawicaksanane Gusti. Harapan yang kita sangka baik belum tentu baik untuk diri kita. Sebaliknya, keadaan yang seolah tampak kurang baik, namun akan berujung menjadi sesuatu yang indah pada akhirnya. Lebih indah daripada yang kita harapkan sebelumnya. Untuk itu, sikap yang kita perlukan adalah lebih eling dan waspada, lakukan saja tapa ngeli, sabar, tulus, dan selalu berprasangka baik.  Jika sudah sabar hendaknya lebih sabar lagi. Jika sudah tulus hendaknya lebih tulus lagi. Sebab semakin dekat anugrah agung yang kita harapkan, godaannya akan semakin berat pula. Berupa rasa bosan, habis uang, jenuh, lupa, dan pupus harapan.  Semakin dekat anugrah untuk kita, semakin berat juga jalan yang harus dilalui.
  2. Hidup Terasa Semakin Berat. Lebih hati-hatilah apabila setelah sekian lama anda  menjalani “laku prihatin” telah merasakan hidup yang semakin berat. Jangan sampai banyak menggerutu, berkeluh kesah, marah-marah. Rumus Tuhan sama halnya kodrat alam. Manakala akan terjadi rob maupun tsunami, lautpun pasti surut terlebih dulu. Saat musim hujan mulai tiba, sumur-sumur justru surut airnya bahkan mengering. Tapi sebulan kemudian airnya kembali penuh bahkan menjadi sangat berlimpah ruah. Ibarat anda akan melompat jauh ke depan, pasti anda memerlukan ancang-ancang atau kaki anda mundur beberapa langkah ke belakang setelah itu kencang berlari untuk mendapatkan loncatan yang jauh ke depan. Saat anda menaiki tangga, pasti terasa berat sekali. Namun saat anda meraih puncaknya, hati menjadi lega, gembira, perasaan puas yang mampu menghilangkan segala keletihan-keletihan. Itu artinya, pada saat anda akan mengalami loncatan menggapai anugrah dan kemuliaan hidup yang tinggi pasti butuh pengorbanan yang tidak ringan. Sebab tak ada anugrah yang gratis. Semua perlu tebusan berupa keprihatinan termasuk di dalamnya lara-lapa, lara-wirang, tapa-brata, tapa-ngrame dan harus disertai pula dengan tapa-ngeli. Semakin besar anugrah, semakin besar pula tebusannya. Penderitaan, keprihatinan, dipermalukan orang lain, sikap menahan diri dan mawas diri, giat dalam membantu dan menolong sesama, semua itu bagaikan anda mengumpulkan modal yang akan digunakan untuk menebus anugrah agung.
  3. Jangan Berkeluh-Kesah. Pada saat anda sedang “mengumpulkan modal”, sedang mengalami “ancang-ancang” yang anda rasakan begitu berat, hendaknya lebih berhati-hati agar supaya jangan sampai suka menggerutu atau sikap tidak tulus menjalani keprihatinan tersebut. Keluh kesah, menggerutu hanya akan membatalkan anugrah yang sudah dekat menunggu anda.  Sebaliknya, bangunlah sikap bisa-o rumangsa, jangan mentang-mentang rumangsa bisa.