Ucapan,tindakan,pikiran yang penuh kebaikan dapat menciptakan harmoni kehidupan diri sendiri,sesama makhluk hidup dan alam semesta
29 Sep 2014
3 waktu dilarang mandi
A. 30 Minit Setelah Solat Asar.
B. Setelah Maghrib.
C. Setelah Isya' sehingga pukul 12 malam.
Penjelasan :
A. 30 minit setelah solat asar itu adalah waktu dimana darah didalam diri kita ketika itu sedang panas, jika kita mandi ketika itu, akan menyebabkan badan menjadi lelah dan penat untuk melakukan perkerjaan.
B. Jantung kita setelah maghrib sudah mulai lemah untuk melakukan perkerjaan. Jadi, kajian menunjukkan bahwa ketika ini jika kita mandi akan menyebabkan paru-paru boleh dimasuki air dan boleh menyebabkan paru-paru basah.
C. Setelah solat isya, ini saatnya jantung kita berhenti dan melakukan istirahat, jika mandi ketika ini akan menyebabkan kerosakan jantung akibat kemasukan air.
Sebaiknya mandi setelah 1 jam dari jam 12 malam. Antara pukul 2 - 3 pagi, itu akan lebih memberikan energy kepada badan seperti mana bateri yang telah lemah di cas semula.
26 Sep 2014
Perlu dibaca Macam-macam manfaat Softdrink! dan bahayanya
Macam2 kegunaan Soft Drink!
1. Untuk membersihkan toilet :
Tuangkan sekaleng Coca-Cola ke dalam toilet. Tunggu sejam, kemudian siram sampai bersih. Asam sitric dalam Coca-Cola menghilangkan noda-noda dari keramik .
2. Untuk membersihkan radiator mobil :
Campur sekaleng Coca-Cola ke dalam radiator. Panaskan mesin 15-30 menit.
Dinginkan mesin, setelah itu buang air radiator. Anda akan melihat karat yang rontok bersama air tersebut.
3. Untuk menghilangkan titik-titik karat dari bumper /chrome mobil:
Gosok bumper dengan gumpalan alumunium foil yang direndam dalam Coca-Cola .
4. Untuk membersihkan korosi dari terminal aki mobil :
Tuangkan sekaleng Coca-Cola di atas terminal aki untuk membersihkan korosi.
5. Untuk melonggarkan baut yang berkarat :
Gosokkan kain yang direndam dalam Coca-Cola pada baut yang berkarat.
6. Untuk menghilangkan noda-noda lemak pada pakaian :
Tuangkan sekaleng Coca-Cola ke dalam tumpukan cucian yang bernoda lemak, tambahkan detergent, dan putar dengan putaran normal.
Coca-cola/Pepsi akan menolong menghilangkan noda lemak.
Untuk Perhatian Kita
PH rata-rata dari soft drink,
a.l. Coca-Cola & Pepsi adalah 3.4..
Tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan gigi dan tulang!
Tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30th.
Setelah itu tulang akan larut setiap tahun melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk.
Semua Calcium yg larut berkumpul di dalam arteri,urat nadi, kulit, urat daging dan organ, yang mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal.
Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral).
Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna.
Sementara orang suka meminum soft drink dingin setelah makan,
coba tebak apa akibatnya? Akibatnya?
Tubuh kita mempunyai suhu optimum 37 supaya enzim pencernaan berfungsi.
Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37,terkadang mendekati 0.
Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan kita,mencerna lebih sedikit makanan.
Bahkan makanan tersebut difermentasi.
Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.
Beberapa Contoh
Beberapa bulan lalu, ada sebuah kompetisi di Universitas Delhi :
Siapa dapat minum Coca-Cola paling banyak??
Pemenangnya meminum 8 botol dan mati seketika karena kelebihan Karbondioksida dalam darah dan kekurangan oksigen..
Setelah itu, Rektor melarang semua soft drink di semua kantin universitas.
Seseorang menaruh gigi patah di dalam botol pepsi, dan dalam 10 hari gigi tersebut melarut!
Gigi dan tulang adalah satu-satunya organ manusia tetap utuh selama tahunan setelah manusia mati
Bayangkan apa yang dilakukan minuman tersebut pada usus dan lapisan perut kita yang halus!
Bahasa Isyarat dari Tingkah Laku Kucing dan Warna Bulunya
Kucing,
bukan berarti binatang keramat. Namun pada diri setiap makhluk. serta
gerak-geriknya tentu saja memiliki tanda-tanda kekuasaan tuhan yang
terangkum dalam bahasa alam. Berikut ini dapat menjadi contoh tentang
warna bulu dan perilaku kucing. Boleh percaya boleh juga tidak. Anggap
saja sebagai intermezo. Walaupun tidak selalu salah, sebab nenek moyang
kita mempunyai kebiasaan melihat, mencermati, lalu menafsirkan berbagai
gejala alam (ngelmu titen). Nenek moyang kita sangat percaya
bahwa berbagai gejala alam mengandung pelajaran (hikmah) yang berharga
di baliknya. Sesuatu yang tampak (fisik) menyimpan makna secara
metafisik.
1. Jika memandang tanpa berkedip kkepada si majikan, yang memelihara akan memperoleh rejeki.2. Jika duduk tidak bergerak di hadapan majikan, maka yang memelihara akan memperoleh anugrah.
3. Jika tidak pergi dari sudut rumah atau bertempat di situ, pertanda si majikan akan memperoleh keuntungan. Jika bertempat tinggal secara bergantian dari empat sudut rumah, pertanda si majikan akan memperoleh anugrah besar.
4. Jika tidur di atas ikat kepala, sorban, iket, baju majikan, maka yang memelihara akan memperoleh uang halal.
5. Jika kucing bergulung akan mendapat fitnah dari orang.
6. Jika menunjukkan kukunya kepada si majikan, menjadi pertanda akan ada penjahat yang menginginkan harta benda si majikan.
7. Berbulu putih dan pada bagian dada sampai punggung ada warna hitam (tembong) namanya kucing sanggabuwana. Tidak baik dipelihara, yang memelihara selalu menderita sakit.
8. Berbulu hitam mulus dan panjang ekornya, namanya kucing putrakajantaka, tidak baik dipelihara. Berwatak selalu menumpahkan darah. Si pemeliharanya sering memperoleh musibah.
9. Berbulu kembang asem, attau coklat muda, panjang ekornya/bundel. Namanya kucing bramapati. Bersifat tidak baik yang memelihara sering kehilangan dan boros. Akan tetapi jika ekornya bundel, dan ekornya berwarna bule ada juga baiknya. Walau yang memelihara boros, tetapi berwatak menuntut pada kebaikan.
10. Kucing yang berbulu apa saja tetapi di bagian kepala, dada serta punggungnya ada usar-usarnya, namanya kucing candramawa. Bersifat amat baik, si pemelihara akan memperoleh keuntungan serta kemuliaan.
11. Kucing yang bisu, berwarna apa saja, namanya wisnutapa. Bersifat baik, yang memelihara akan tercapai segala yang diinginkannya serta mendapat keselamatan.
12. Kucing yang ke empat buah kakinya berwarna hitam, namanya witanaba. Bersifat baik yang memelihara memperoleh keselamatan.
13. Kucing yang keempat telapak kakinya dapat mencapai kepala, namanya kusumawibawa, bersifat baik, yang memelihara akan banyak memperoleh rejeki.
14. Kucing yang berwarna hitam, lambung kiri tembong putih, namanya wulantumanggal. Bersifat baik, si pemilik akan memperoleh apa yang diinginkah serta memperoleh keselamatan.
15. Putih warnanya, kepala sampai dada ada galer atau garis berwarna hitam, namanya janggamengku, bersifat baik, si pemelihara akan memperoleh banyak keberuntungan dan keselamatan.
Sapta Tirta : Berbagai Kekuatan Kegunaan & Keunikan
Obyèk
wisata spiritual Sapta Tirta (7 macam air sendang) terdapat di desa
Pablengan Kecamatan Matésih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah,
merupakan satu-satunya sendang paling unik di dunia. Dari keseluruhan 7
air sendang itu masing-masing dalam jarak 5 meter, dan yang paling jauh
berjarak hanya 15 meter antara satu sendang dengan sendang lainnya. Akan
tetapi uniknya masing-masing sendang mempunyai aroma dan rasa serta
khasiat yang berbeda-beda. Areal seluas 2 hektar ini pun menjadi salah
satu tempat yang cocok untuk relaksasi dengan mandi sekaligus untuk
mengusir berbagai macam penyakit. Hawa yang sejuk pun kental terasa di
sini karena Pemandian Sapta Tirta berada di kaki Gunung Lawu serta
dikelilingi oleh hutan pinus Argotiloso.
Menurut catatan sejarah Sapta Tirta
merupakan salah satu petilasan raja-raja Mangkunegaran Surakarta. Sapta
Tirta tidak terlepas dari sejarah perjuangan Raden Mas Said atau lebih
dikenal sebagai Pangeran Samber Nyowo alias KGPAA Mangkunegoro I atau
Kanjeng Adipati Mangkunegoro Senopati Ing Ayuda Lelono Joyo Wiseso yang
hidup di antara tahun 1725-1795 M. Beliau juga sangat terkenal akan
kesaktiannya yang terbukti saat melawan kolonial Belanda pada waktu itu.
Separoh usia Beliau, dijalani sebagai
pejuang yang berusaha mempersatukan Bumi Mataram, perjalanan dilakukan
dengan siasat Gerilya dengan sebuah semboyan terkenal Tiji Tibeh singkatan dari mati siji mati kabeh
(mati satu, matilah semuanya). Beliau adalah pejuang dari trah
keturunan Kerajaan Mataram yang menghendaki Bumi Mataram bebas dari
cengkeraman kompeni Belanda. Selama 16 tahun beliau berjuang dengan
sangat gigihnya.
Alkisah, Perjuangan Eyang Pangeran
Sambernyawa telah sampailah di desa Pablengan, di sinilah beliau
mendapat petunjuk (wisik) dari leluhur Beliau untuk melaksanakan ritual
menggunakan Air Sapta Tirta di desa Pablengan. Untuk pertama kalinya
beliau mandi di sumber Air Bleng, dengan tujuan ngeblengake tekad (menyatukan cipta rasa karsa) atau golong gilik
(bertekad bulad) menyatukan hati, ucapan, pikiran dan cita-cita agar
dapat mengusir kompeni Hindia Belanda dari bumi Mataram atau tanah Jawa.
Yang kedua, selanjutnya Beliau mandi di
air Urus-urus dengan maksud agar segala tujuannya dapat terurus,
terkelola, dimanajemen dengan sebaik-baiknya. Beliau melakukan mandi di
sumber Air Urus-Urus.
Selanjutnya yang ketiga Beliau mandi di air londo, atau
air yang berasa soda dan sedikit asam mirip minuman pocari sweet,
dengan tujuan agar mendapatkan kesegaran jasmani dan rohani. Beliau
dengan cara meminum air sendang berasa soda dan sedikit asam tersebut.
Yang ke empat dan ke lima beliau mandi di air hidup dan air mati secara bergantian dengan tujuan agar segala cita-cita perjuangannya, hidup dan matinya berguna untuk kehidupan, dan Beliau pasrahake kepada Sang Jagadnata.
Yang ke enam, kemudian beliau memandikan seluruh pasukan tentaranya di air sendang Kasekten
dengan maksud agar memperoleh kekuatan, kewibawaan, keberanian, dan
jiwa patriotisme agar dapat mengusir penjajah Belanda dari bumi Mataram.
Yang ke tujuh beliau mandi di sumber air
Kamulyan /air hangat agar segala cita-cita mengusir penjajah Belanda
mendapat ketentraman dan kamulyan bagi kawula/rakyat bumi Mataram.
Nah, di dalam kompleks Sapta Tirta juga terdapat sendang atau Pemandian Keputren.
Sendang keputren merupakan peninggalan dari RM Surono atau KGPAA
Mangkunegoro ke VI yang terdiri dari bilik kamar mandi dan merupakan
peninggalan satu-satunya yang tersisa dari peninggalan Mangkunegoro di
Sapta Tirta yang masih asli (tanpa renovasi).
Sapta Tirta di desa Pablengan menjadi salah satu tempat untuk panyuwunan
/permohonan kepada tuhan dengan berbagai tujuan agar terkabul dengan
melakukan prosesi ritual sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Kita
sebagai generasi penerus bangsa dapat turut nguri-uri, melestarikan Sapta Tirta desa Pablengan yang mempunyai nilai sejarah perjuangan ini. Semoga dapat memayu hayuning bawana lan memayu hayuning sesami, gemah ripah loh jinawi, tentrem kerta raharja.
URUTAN SENDANG & MAKNA KEHIDUPAN
Menikmati
sumber mata air dengan kandungan mineral yang berbeda-beda dapat anda
rasakan saat mengunjungi tempat pemandian ini, Pemandian Sapta Tirta.
Tempat ini menjadi tempat favorit yang didatangi oleh pengunjung yang
ingin mencoba khasiat air yang ada disana untuk mengobati berbagai
penyakit. Beberapa orang yang pernah berkunjung ke pemandian ini berujar
bahwa air yang ada disana dapat digunakan untuk mengusir berbagai macam
penyakit, misalnya penyakit ginjal, diabetes, liver, TBC, serta baik
untuk mereka yang ingin terlihat awet muda. Maka kami pun perlu
membuktikan kebenarannya. Satu persatu kami coba untuk mengambil air,
sekedar cuci muka, dan meminumnya, bahkan sendang air mati sekalipun
tapi cukup sedikit saja.
Ditempat ini juga terdapat bangunan yang dulu digunakan Pangeran Sambernyawa untuk olah batin dengan cara mesu budi dan manekung.
Tempat tersebut tampak terawat dengan bersih. Penjaga kompleks ini pun
mengingatkan kalau tempat ini dulunya adalah tempat bangsawan sakti
untuk berjuang dan sekarang para pengunjung pun disarankan untuk
menghormati keberadaan Pemandian Sapta Tirta sebagai peninggalan nyata
dari Pangeran Sambernyawa. Di pemandian Sapta Tirta, terdapat larangan
yang harus diperhatikan oleh pengunjung. Anda harus menjaga perilaku dan
bersikap sopan ditempat dan tentu saja dilarang untuk buang air kecil
sembarangan. Bagi yang sedang menstruasi tidak diperkenankan mandi,
cukup cuci muka dan membasuh tangan, serta meminum air sendnag
secukupnya.
Untuk merasakan dan diharapkan mendapatkan hasil maksimal, para pengunjung hendaknya memperhatikan urutan sendang sebagai berikut.
1. Banyu Bleng
Sumber air Bleng artinya air garam.
Sumber mata air ini tidak hangat, tetapi mempunyai rasa asin dan
sebagian orang dapat memanfaatkan mata air ini untuk membuat karak, atau
sejenis kerupuk yang dibuat dari nasi. Sampai sekarang, sumber mata air
ini tidak pernah kering dan anda pun tidak dipungut biaya bila ingin
membawa sumber air Bleng ini.
Selain manfaat di atas. Dalam laku spiritual, Bleng berasal dari kata ngebleng atau puasa tidak makan dan tidak minum dalam beberapa hari, biasanya antara 3 sampai 40 hari. Bleng juga berarti gem-bleng.
Atau tempat penggemblengan, yakni menempa diri. Kehidupan dirasakan
pahit getir asin. Kata pepatah, agar mudah mencapai kesuksesan dan
kemuliaan hidup, setiap orang haruslah banyak makan “asam” dan “garam“
kehidupan di jagad ini. Arti secara general adalah laku prihatin dijadikan dasar panggemblengan diri agar kita lahir kembali sebagai pribadi yang berkualitas.
2. Banyu Urus-urus
Mata air ini mempunyai suhu yang hangat
dan pengunjung biasanya memanfaatkan airnya untuk mandi dengan harapan
dapat mengusir penyakit kulit seperti gatal dan juga rematik. Air
urus-urus bermanfaat juga seperti fungsi pil B Kompleks, untuk cuci
perut. Jika anda meminum segelas atau lebih ar urus-urus, biasanya tidak
sampai 1 jam perut Anda akan membuang seluruh kotorannya. Urus-urus
adalah istilah Jawa yang berarti menguras. Dalam hal ini, menguras atau
membersihkan diri pribadi dari segala macam nafsu angkara dan
keserakahan. Setelah seseorang melakoni topo ngebleng, diharapkan
dapat meraih kebeningan hati dan kejernihan fikiran. Bersih atau suci
lahir dan batin guna melandasi langkah berikutnya dalam meraih cita-cita
luhur.
3. Banyu Panguripan
Sumber air hidup. Air yang keluar dari
kaki gunung Lawu ini selalu bergolak dapat diibaratkan bergolaknya
kehidupan. Namun air hidup tidak terasa hangat. Dapat digunakan untuk
mencuci muka atau mandi. Sumber air hidup dipercaya bahwa dapat
membuat wajah akan terlihat awet muda. Selain itu, sumber mata air ini
juga sering digunakan untuk ritual pernikahan yang ada di sekitar lokasi
Pemandian Sapta Tirta. Makna spiritual air kehidupan bahwa setelah
seseorang mampu mensucikan lahir batinnya, barulah dapat disebut sudah
hidup dan siap melakoni perjalanan hidup agar berguna bagi seluruh
kehidupan di planet bumi ini.
4. Banyu Mati
Nah, hanya berjarak sekitar 3 meter,
persis di samping sumber air hidup, terdapat sumber air mati. Disebut
air mati karena terdapat kandungan mengandung mineral berbahaya jika
terlalu banyak masuk ke dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan dan
jiwa. Namun jika dimanfaatkan sedikit saja atau sekedar untuk mandi,
justru akan memberikan manfaat besar untuk kesehatan dan kekuatan fisik.
Makna yang terkandung di dalam air mati ini, bahwa dalam kehidupan di
dunia ini ada hidup dan ada mati. Di dalam kehidupan ada kematian, namun
begitu juga di dalam kematian ada kehidupan. Keduanya menjadi pepeling
kita dalam menjalani kehidupan ini. Dalam spiritual Jawa dikenal laku mati sajroning urip atau mati di dalam hidup. Agar kelak dapat nggayuh urip sajroning pati,
atau meraih kemuliaan hidup di alam kematian raga. Untuk meraih
kemuliaan hidup di dimensi wadag maupun dimensi keabadian, seseorang
harus mampu dan mau “mematikan” atau lebih tepatnya mengendalikan segala
sifat buruk, nafsu angkara dan keserakahan yang ada di dalam diri.
5. Banyu Soda
Sumber air soda. Air yang dihasilkan dari
mata air ini memiliki rasa mirip soda atau lebih tepatnya minuman
pocari sweet. Air Soda dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit seperti diabetes, paru-paru seperti TBC, bronchitis, dan
penyakit lever serta ginjal. Makna yang tersirat di dalam mata air Soda
ini adalah, di dalam kehidupan ini pasti ada pahit getir, ada sakit,
ada pula kekalahan. Air soda adalah “obat” untuk menawarkan segala macam
aral kehidupan seperti kesialan dan sebagainya. Berguna untuk
membangkitkan kesadaran, memulihkan semangat perjuangan dan meraih
kembali kebugaran lahir dan batin.
6. Banyu Kasekten
Sumber air kasekten tidak berasa asin
maupun asam. Namun berasa ada kandungan seperti besi baja atau metal.
Warnanya juga sedikit kekuningan seperti larutan baja. Di lokasi ini
terasa sekali energinya begitu kuat, bahkan walau sekedar membasuh wajah
dan ubun-ubun terasa ada kekuatan yang sungguh menakjubkan. Sendang
kasekten, bermakna bahwa berbagai rintangan, keprihatinan, yang
tergambar di beberapa sendang sebelumnya, semuanya kita jadikan sebagai
arena untuk menguji diri. Jika lolos, berarti seseorang akan meraih ngelmu sejati.
Yakni kesaktian yang diperoleh bukan lewat cara mahar, mejik, instan
dan sejenisnya, melainkan konsekuensi logis (baca : berkah alam) dari
perjalanan “laku prihatin” yang tidak ringan. Jika alam semesta menilai perjalanan atau laku prihatin
Anda telah layak, maka alam semesta ini akan selalu berpihak kepada
Anda. Di sendang ini Anda akan mudah mendapatkan kekuatan lahir dan
batin, dan kemampuan lebih di atas rata-rata orang.
7. Banyu Kamulyan
Pada akhirnya, setelah perjalanan melalui
6 tahap tersebut, seseorang akan sampai pada tahap meraih kamulyaning
gesang. Kemuliaan hidup adalah buah atau konsekuensi logis atas apa yang
Anda tanam sebelumnya. Banyak orang merasa tlah melakukan prihatin
tetapi motivasinya kadang sudang melenceng atau malah terlampau jauh
dari kemampuan diri. Gegayuhan yang menjadi ilusi karena tidak lain
hanyalah seonggok utopia. Maka dalam berusaha meraih cita-cita hendaknya
kita benar-benar pandai memantaskan diri, kita harus pandai mengukur
diri, harus pandai bercermin. Sudahkah pantas diri kita menerima anugrah
dan berkah yang kita cita-citakan itu ? Untuk dapat mengukur dan
mencermati diri sendiri, maka tanyakan pada diri kita sendiri, apa yang
sudah kita lakukan untuk keluarga, untuk orang-orang terdekat, untuk
masyarakat, untuk bangsa dan Negara ini ? Jangan terbalik melulu
bertanya dan menuntut apa yang seharusnya anda miliki dan terima. Jika
Anda belum meberi maka alam semesta ini akan pelit kepada diri Anda.
Berikan yang paling berharga kepada seluruh mahluk dengan rasa welas
asih, tulus dan tanpa pilih kasih. Lalu lihatlah, saksikan, dan rasakan
buktinya.
SASANA PAMELENGAN
Di dalam areal sumber air Sapta Tirta
terdapat Sasana Pamelengan, merupakan tempat pasamaden, mesu budi, atau
pamelengan. Di tempat inilah dahulu kala Pangeran Sambernyawa melakukan
olah pasamaden untuk maneges agar segala cita-cita dan harapan luhurnya
mengusir penjajah Belanda dan menyatukan bumi Mataram dapat terwujud.
Pada saat melakukan olah Pasamaden, ada
bait mantra berupa tembang yang terdapat di dalam Serat Wedhatama Pupuh
Pangkur Podo kaping 13 liriknya sebagai berikut :
Tan samar pamoring suksma
Sinuksmaya winahya ing asepi
Sinimpen telenging kalbu
Pambukaning warana
Tarlen saking liyep layaping aluyup
Pindha pesating sumpena
Sumusuping rasa jati
Artinya :
Tidaklah samar-samar saat sukma menyatu,
meresap terpatri dalam keheningan samadi, diendapkan di kedalaman lubuk
hati, itu menjadi sarana pembuka tabir rahasia hidup, tanda-tandanya
berawal dari keadaan antara sadar dan tiada, serasa bagaikan mimpi,
tetapi di situlah rahsa yang sejati.
Lihat lokasi :
7°37’54″S 111°3’26″E
Semoga bermanfaat. Salam asah asih asuh, rahayu sagung dumadi.
25 Sep 2014
pedang nogo temanten NOM NOMAN (termaharkan)
18 Sep 2014
Keris tua luk3 tangkis mataram( kode 34 Termahar )
Makna
spiritual dalam pembuatan keris ber-luk 1 dan 3 hampir sama, yaitu
sebagai lambang kedekatan manusia dengan Sang Pencipta, dan juga sebagai
sarana membantu mempercepat tercapainya keinginan-keinginan keberhasilan cita-cita,dan harapan sang
pemilik keris.
Dibandingkan
keris ber-luk 1, keris ber-luk 3 lebih menonjolkan keseimbangan antara
kehidupan kerohanian dan duniawi manusia, keseimbangan antara sisi
spiritual dan jasmani, kemapanan duniawi dan batin dalam menjalani kehidupan di dunia. Dibandingkan keris ber-luk 1, kegaiban di dalam keris ber-luk 3 lebih
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi psikologis si manusia pemilik keris. Hawa aura energinya juga biasanya lebih halus
dan lembut.********************************************
DAPUR JANGKUNG
PAMOR TANGKIS TUNGGAKSEMI WENGKON
TANGGUH MATARAM
Maskawin (sudah dipinang)
TELPON 02199977267
BAPAK / IBU BERMINAT SILAKAN TELPON / SMS .
salam hormat dari saya
TERIMA KASIH
keris tua sombro (termaharkan)
KERIS TUA SOMBRO
DAPUR SURO
PESI LUBANG
TANGGUH PAJAJARAN
Kondisi keris
Tua,Utuh,Anggun,Besi aji.Terawat
panjang keseluruhan 27 cm
perhatikan wilah dan auranya
silakan disawang dan rasakan energinya
silakan disawang dan rasakan energinya
“Dengarlah suara bening dalam hatimu, biarlah nuranimu berbicara”.
termahar Bpk.E- jawa barat
termahar Bpk.E- jawa barat
BUKAN KERIS BARU / KERIS KERISAN
Kepada yth :
Bapak / Ibu berminat dengan keris pusaka ini monggo telpon / sms 02199977267
SALAM HORMAT DARI SAYA
TERIMA KASIH
REPUTASI TERPERCAYA
veriefed member tokobagus sejak 01/06/2009
PENGIRIMAN VIA POS INDONESIA
17 Sep 2014
Tempat-Tempat Menjalankan Laku Prihatin di Tanah Jawa
Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro
Petilasan dalam bentuk makam ini, berada di lembah dua gunung yang berdampingan, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Tepatnya, ia berada di Selo, termasuk Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Menuju tempat ini, bisa melalui Boyololali, dari arah Cempaga, atau masuk dari Kabupaten Magelang, tepatnya dari Wekas (Kaponan / Magelang).
Raja-raja Mataram, hingga Raja-raja dari Keraton Jogja, sering menjadikan petilasan ini sebagai tempat bertapa.
Ki Ageng Kebo Kanigoro adalah putra dari Adipati Pengging, yang menikah dengan Retno Pembayun, putri dari Prabu Brawijaya V. Beliau adalah kakak dari Ki Ageng Kebo Kenongo. Karena kegemarannya mencari ilmu kesejatian, beliau meninggalkan Kraton Pengging, dan lebih suka mengembara.
Hal menarik yang terekam di benak saya adalah, betapa indahnya tempat ini. Petilasan ini dikelilingi pohon-pohon besar. Tanahnya hijau berlumut..laksana dilapisi karpet hijau nan indah. Suasananya sungguh membuat hati tergetar, sekaligus damai. Apalagi jika kita berada di sana, saat kabut turun. Wow…sungguh menakjubkan.
Petilasan Pengging
Di Desa Pengging, Kec. Banyudono, kita bisa menemukan beberapa petilasan leluhur dari Kraton Pengging yang saling berdekatan. Yang pernah saya kunjungi adalah satu komplek makam, di sana terdapat makam Eyang Pengging Sepuh, Eyang Retno Pembayun, dan Ki Ageng Kebo Kanigoro. Tentu saja, bukan makam sebenarnya, hanya sebuah tanda/petilasan, tempat kita bisa sowan pada beliau-beliau. Tak jauh dari situ, kita bisa temukan makam Ki Ageng Kebo Kenongo, yang menyatu dengan makam umum.
Di samping makam, di Desa Pengging, kita bisa menemukan beberapa tuk, atau mata air, tempat kita bisa kungkum, berendam, atau sekadar menikmati segarnya air di situ untuk membasuh muka dan badan.
Petilasan Ki Ageng Tarub
Ki Ageng Tarub adalah leluhur yang menurunkan raja-raja Jawa. Letak makam beliau adalah di Desa Tarub, Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Satu komplek dengan makam beliau, terdapat makam Raden Mas Bondan Kejawan atau disebut juga dengan Ki Lembu Peteng yang di berijulukan juga sebagai Ki Ageng Tarub II beliau Putra dari Raja Majapahit Maha Prabu Brawijaya V yang menjadi murid sekaligus putra menantu Ki Ageng Tarub. Eyang Bondan Kejawan ini menikah dengan Dewi Nawang Sih, putri Ki Ageng Tarub dari pernikahannya dengan Dewi Nawang Wulan.
Lebih jelas, sejarah singkat beliau adalah sebagai berikut: Ki Ageng Tarub adalah nama lain dari Jaka Tarub, yang bersahabat dengan Prabu Brawijaya V raja Majapahit. Pada suatu hari Prabu Brawijaya V mengirimkan keris pusaka Kyai Mahesa Nular supaya dirawat oleh Ki Ageng Tarub.
Utusan Prabu Brawijaya V yang menyampaikan keris tersebut bernama Ki Buyut Masahar dan Bondan Kejawan, anak angkatnya. Ki Ageng Tarub mengetahui kalau Bondan Kejawan sebenarnya putra kandung Prabu Brawijaya V. Maka, pemuda itu pun diminta agar tinggal bersama di desa Tarub.
Sejak saat itu Bondan Kejawan menjadi anak angkat Ki Ageng Tarub, dan diganti namanya menjadi Lembu Peteng. Ketika Nawangsih tumbuh dewasa, keduanya pun dinikahkan.
Setelah Jaka Tarub meninggal dunia, Lembu Peteng alias Bondan Kejawan menggantikannya sebagai Ki Ageng Tarub yang baru. Nawangsih sendiri melahirkan seorang putra, yang setelah dewasa bernama Ki Getas Pandawa.
Ki Ageng Getas Pandawa kemudian memiliki putra bergelar Ki Ageng Sela, yang merupakan kakek buyut Panembahan Senapati, pendiri Kesultanan Mataram.
Petilasan Ki Ageng Selo
Makam Ki Ageng Selo, berada di Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo Purwodai, persis berseberangan jalan dengan makam Ki Ageng Tarub. Ki Ageng Selo, adalah cucu dari Ki Ageng Tarub, dari putra beliau Ki Ageng Getas Pendawa. Ki Ageng Sela tercatat pernah mendaftar sebagai perwira di Kesultanan Demak. Ia berhasil membunuh seekor banteng sebagai persyaratan seleksi, namun ngeri melihat darah si banteng. Akibatnya, Sultan menolaknya masuk ketentaraan Demak. Ki Ageng Sela kemudian menyepi di desa Sela sebagai petani sekaligus guru spiritual. Ia pernah menjadi guru Jaka Tingkir, pendiri Kesultanan Pajang. Ia kemudian mempersaudarakan Jaka Tingkir dengan cucu-cucunya, yaitu Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Panjawi.
Ki Ageng Sela juga pernah dikisahkan menangkap petir ketika sedang bertani. Petir itu kemudian berubah menjadi seorang kakek tua yang dipersembahkan sebagai tawanan pada Kesultanan Demak. Namun, kakek tua itu kemudian berhasil kabur dari penjara. Untuk mengenang kesaktian Ki Ageng Sela, pintu masuk Masjid Agung Demak kemudian disebut Lawang Bledheg (pintu petir), dengan dihiasi ukiran berupa ornamen tanaman berkepala binatang bergigi runcing, sebagai simbol petir yang pernah ditangkap Ki Ageng. Bahkan, sebagian masyarakatJawa sampai saat ini apabila dikejutkan bunyi petir akan segera mengatakan bahwa dirinya adalah cucu Ki Ageng Sela, dengan harapan petir tidak akan menyambarnya.
Ki Ageng Sela juga berkaitan dengan asal-usul pusaka Mataram yang bernama Bende Kyai Bicak. Dikisahkan pada suatu hari Ki Ageng Sela menggelar pertunjukan wayang dengan dalang bernama Ki Bicak. Ki Ageng jatuh hati pada istri dalang yang kebetulan ikut membantu suaminya. Maka, Ki Ageng pun membunuh Ki Bicak untuk merebut Nyi Bicak. Akan tetapi, perhatian Ki Ageng kemudian beralih pada bende milik Ki Bicak. Ia tidak jadi menikahi Nyi Bicak dan memilih mengambil bende tersebut. Bende Ki Bicak kemudian menjadi warisan turun temurun keluarga Mataram. Roh Ki Bicak dipercaya menyatu dalam bende tersebut. Apabila hendak maju perang, pasukan Matarambiasanya lebih dulu menabuh bende Ki Bicak. Bila berbunyi nyaring pertanda pihak Mataram akan menang. Tapi bila tidak berbunyi pertanda musuh yang akan menang.
Selain pusaka, Ki Ageng Sela meninggalkan warisan berupa ajaran moral yang dianut keturunannya di Mataram. Ajaran tersebut berisi larangan-larangan yang harus dipatuhi apabila ingin mendapatkan keselamatan, yang kemudian ditulis para pujangga dalam bentuk syair macapat berjudul Pepali Ki Ageng Sela.
Gua Langse
GUA Langse berada di kaki tebing pantai Parangtritis. Warga sekitar juga menyebut Gua Langse sebagai Gua Kanjeng Ratu Kidul. Gua ini sering dikunjungi oleh raja-raja Mataram. Yang paling terkenal terkait dengan gua ini, adalah kisah pertemuan antara Panembahan Senopati, pendiri Kraton Mataram, dengan Kanjeng Ratu Kidul.
Dari pantai Parangtritis untuk menuju Gua Langse masih harus berjalan sekitar 3 km ke arah timur menaiki perbukitan. Sebelum menuju ke gua, di pos jaga, kita akan diminta mengisi buku tamu dan memberi donasi bagi perawatan gua. Dari sini kita masih harus berjalan kaki sekitar 750 m menyusuri jalan setapak di antara rerimbunan ladang. Kita juga bisa diantar oleh salah seorang penjaga, langsung menuju ke gua.
Sesampainya di bibir tebing atas Gua Langse, kita masih harus menuruni tebing tempat Gua Langse berada, dengan jalan turun berupa campuran antara tangga yang sudah lapuk, akar, dan tonjolan bebatuan. Ya, kita harus menaklukkan tebing dengan ketinggian 300-400 m dan nyaris tegak lurus dengan suara deburan ombak yang keras menerjang tebing dan karang-karang.
Sendang Beji
Sendang Beji terletak di Dusun Girijati, Parangrejo, Panggang, Gunung Kidul. Tempat ini dapat dicapai melalui jalan aspal yang menghubungkan Prangtritis-Panggang. Lokasi ini akan mudah dicapai dengan engikuti jalan aspal di sebelah timur parkiran bus pariwisata Pantai Parangtritis. Setelah sampai di pertigaan jalan aspal pengunjung dapat mengikuti arah ke timur (kanan)-arah ke Gua Langse.
Setelah sampai di pertigaan kampung yang mengarah ke Candi Gembirawati dan Gua Langse, pengunjung dapat mengikuti jalan ke arah Candi Gembirawati. Jika pengunjung berkendaraan, maka kendaraan harus dititipkan ke rumah penduduk setempat sebab jalan menuju lokasi Sendang Beji adalah jalan setapak dengan menembus tegalan, sawah, dan kebun. Rumah terdekat dari lokasi Sendang Beji untuk penitipan kendaraan berada di sisi selatan Candi Gembirawati.
Sendang Beji ini sekarang telah dibuatkan talud yang juga berfungsi sebagai penampung utama dari kucuran airnya. Talud yang berfungsi sebagai bak penampung ini memiliki ukuran panjang sekitar 20 meter, lebar bagian hilir 6 meter, lebar bagian hulu 13 meter. Kedalaman rata-rata dari sendang ini sekitar 0,5 meter.
Sendang ini juga dilengkapi dengan tempat peristirahatan sebanyak satu buah. Tempat peristirahatan ini kira-kira berukuran 7,5 meter X 9 meter. Kecuali itu tempat ini juga dilengkapi dengan mushala dengan ukuran kira-kira 7,5 X 12 meter. Sendang juga dilengkapi dengan kamar mandi berukuran sekitar 4 meter X 4 meter. Sedangkan bak penampungan yang berfungsi untuk membagi air berukuran sekitar 3 X 8 meter.
Keberadaan sendang ini juga dikengkapi dengan tempat pemujaan sebanyak 4 buah. Tempat pemujaan I (terletak di tengah sendang) memiliki ukuran sekitar 2 meter X 4 meter. Pemujaan di tengah sendang ini diperkeras dengan lantaikeramik warna merah dan putih. Ukuran keramik 20 cm x 20 cm. Pemujaan yang kedua (di sisi atas sendang) memiliki ukuran sekitar 2,5 meter X 5 meter. Pada tempat pemujaan kedua ini dilengkapi juga dengan arca batu setinggi kira-kira 2 meteran. Demikian pula tempat pemujaan yang ketiga (di sisi atas pemujaan yang kedua) juga dilengkapi arca batu setinggi 2 meteran. Tempat pemujaan yang ketiga ini memiliki ukuran sekitar 4 X 8 meteran. Sedangkan pemujaan yang ke-4 terletak di dinding timur tempat peristirahatan. Tempat pemujaan yang keempat ini berukuran sekitar 80 Cm X 80 Cm.
Sendang Beji di Girijati adalah tempat yang dulunya pernah digunakan mandi oleh serombongan bidadari dari Kahyangan. Karena pada zaman dulu keletakan sendang dengan air jernih yang tidak pernah kering ini berada di punggung bukit dalam lindungan hutan yang lebat, maka keletakannya menjadi disukai para bidadari. Salah satu bidadari yang mandi di sendang ini menurut sumber setempat bernama Dewi Nawangwulan (istri Jaka Tarub).