Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, paham “sedulur papat limo pancer” sangat kental. Yang dimaksud dengan sedulur papat limo pancer yaitu saudara yang menemani sang jabang bayi saat lahir. Yang secara umum banyak orang mengenal dengan istilah kakang kawah adhi ari-ari, yang disebut ini baru dua dari 5 bersaudara.
Adapun nama – nama sedulur papat , yaitu : Watman, Wahman, Rahman, Ariman. Sedang penyebutan limo pancer sendiri yaitu si jabang bayi yang lahir.
Watman berarti “Wat” kondisi si Ibu yang sedang mengalami perasaan pertama untuk melahirkan, mengejan.
Wahman berarti kawah, jalan lahir, terbukanya jalan lahir.
Rahman berarti darah yang keluar.
Ariman berarti ari-ari atau plasenta yang keluar setelah si jabang bayi.
Nama-nama diatas biasanya dipanggil apabila si jabang bayi sedang atau memerlukan bantuan dari para “sedulur”nya.
Setelah Islam masuk di Jawa, konsep ini masih ada. Hanya saja mereka dianggap malaikat-malaikat penjaganya. Adapun nama-namanya berubah seperti Jibril, Mikail, Isroil, Israfil
Dalam konsep sedulur papat limo pancer, masyarakat Jawa juga menggunakan hari pasaran legi, pahing, pon, wage dan kliwon yang dihubungkan dengan arah mata angin.
Legi dengan posisi di Timur
Pahing dengan posisi di Selatan
Pon dengan posisi di Barat
Wage dengan posisi di Utara
Kliwon dengan posisi di Tengah
Seperti pada kepercayaan lama/kuno, sisi timur merupakan sisi yang tertua. Karena itu kenapa Legi ada di posisi timur. Kliwon menunjukkan posisi sentral, posisi yang tertinggi. Seperti si jabang bayi yang ada diposisi pancer / pusat.
Kembali lagi ke sedulur papat limo pancer, didalam keyakinan Kejawen orang dapat menemui sedulurnya, dapat saling berkomunikasi. Adapun rupa sedulurnya mirip dengan si jabang bayi itu sendiri, dan mereka akan menjaga sampai titi wanci-nya.
Rahayu
Watman berarti “Wat” kondisi si Ibu yang sedang mengalami perasaan pertama untuk melahirkan, mengejan.
Wahman berarti kawah, jalan lahir, terbukanya jalan lahir.
Rahman berarti darah yang keluar.
Ariman berarti ari-ari atau plasenta yang keluar setelah si jabang bayi.
Nama-nama diatas biasanya dipanggil apabila si jabang bayi sedang atau memerlukan bantuan dari para “sedulur”nya.
Setelah Islam masuk di Jawa, konsep ini masih ada. Hanya saja mereka dianggap malaikat-malaikat penjaganya. Adapun nama-namanya berubah seperti Jibril, Mikail, Isroil, Israfil
Dalam konsep sedulur papat limo pancer, masyarakat Jawa juga menggunakan hari pasaran legi, pahing, pon, wage dan kliwon yang dihubungkan dengan arah mata angin.
Legi dengan posisi di Timur
Pahing dengan posisi di Selatan
Pon dengan posisi di Barat
Wage dengan posisi di Utara
Kliwon dengan posisi di Tengah
Seperti pada kepercayaan lama/kuno, sisi timur merupakan sisi yang tertua. Karena itu kenapa Legi ada di posisi timur. Kliwon menunjukkan posisi sentral, posisi yang tertinggi. Seperti si jabang bayi yang ada diposisi pancer / pusat.
Kembali lagi ke sedulur papat limo pancer, didalam keyakinan Kejawen orang dapat menemui sedulurnya, dapat saling berkomunikasi. Adapun rupa sedulurnya mirip dengan si jabang bayi itu sendiri, dan mereka akan menjaga sampai titi wanci-nya.
Rahayu
Neptu Sasi / Wulan
Sedulur Papat Limo Pancer
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, paham “sedulur papat limo pancer”
sangat kental. Yang dimaksud dengan sedulur papat limo pancer yaitu
saudara yang menemani sang jabang bayi saat lahir. Yang secara umum
banyak orang mengenal dengan istilah kakang kawah adhi ari-ari, yang disebut ini baru dua dari 5 bersaudara.
Adapun nama – nama sedulur papat , yaitu : Watman, Wahman, Rahman, Ariman. Sedang penyebutan limo pancer sendiri yaitu si jabang bayi yang lahir.
Watman berarti “Wat” kondisi si Ibu yang sedang mengalami perasaan pertama untuk melahirkan, mengejan.
Wahman berarti kawah, jalan lahir, terbukanya jalan lahir.
Rahman berarti darah yang keluar.
Ariman berarti ari-ari atau plasenta yang keluar setelah si jabang bayi.
Nama-nama diatas biasanya dipanggil apabila si jabang bayi sedang atau memerlukan bantuan dari para “sedulur”nya.
Setelah Islam masuk di Jawa, konsep ini masih ada. Hanya saja mereka dianggap malaikat-malaikat penjaganya. Adapun nama-namanya berubah seperti Jibril, Mikail, Isroil, Israfil
Dalam konsep sedulur papat limo pancer, masyarakat Jawa juga menggunakan hari pasaran legi, pahing, pon, wage dan kliwon yang dihubungkan dengan arah mata angin.
Legi dengan posisi di Timur
Pahing dengan posisi di Selatan
Pon dengan posisi di Barat
Wage dengan posisi di Utara
Kliwon dengan posisi di Tengah
Seperti pada kepercayaan lama/kuno, sisi timur merupakan sisi yang tertua. Karena itu kenapa Legi ada di posisi timur. Kliwon menunjukkan posisi sentral, posisi yang tertinggi. Seperti si jabang bayi yang ada diposisi pancer / pusat.
Kembali lagi ke sedulur papat limo pancer, didalam keyakinan Kejawen orang dapat menemui sedulurnya, dapat saling berkomunikasi. Adapun rupa sedulurnya mirip dengan si jabang bayi itu sendiri, dan mereka akan menjaga sampai titi wanci-nya.
Rahayu
Adapun nama – nama sedulur papat , yaitu : Watman, Wahman, Rahman, Ariman. Sedang penyebutan limo pancer sendiri yaitu si jabang bayi yang lahir.
Watman berarti “Wat” kondisi si Ibu yang sedang mengalami perasaan pertama untuk melahirkan, mengejan.
Wahman berarti kawah, jalan lahir, terbukanya jalan lahir.
Rahman berarti darah yang keluar.
Ariman berarti ari-ari atau plasenta yang keluar setelah si jabang bayi.
Nama-nama diatas biasanya dipanggil apabila si jabang bayi sedang atau memerlukan bantuan dari para “sedulur”nya.
Setelah Islam masuk di Jawa, konsep ini masih ada. Hanya saja mereka dianggap malaikat-malaikat penjaganya. Adapun nama-namanya berubah seperti Jibril, Mikail, Isroil, Israfil
Dalam konsep sedulur papat limo pancer, masyarakat Jawa juga menggunakan hari pasaran legi, pahing, pon, wage dan kliwon yang dihubungkan dengan arah mata angin.
Legi dengan posisi di Timur
Pahing dengan posisi di Selatan
Pon dengan posisi di Barat
Wage dengan posisi di Utara
Kliwon dengan posisi di Tengah
Seperti pada kepercayaan lama/kuno, sisi timur merupakan sisi yang tertua. Karena itu kenapa Legi ada di posisi timur. Kliwon menunjukkan posisi sentral, posisi yang tertinggi. Seperti si jabang bayi yang ada diposisi pancer / pusat.
Kembali lagi ke sedulur papat limo pancer, didalam keyakinan Kejawen orang dapat menemui sedulurnya, dapat saling berkomunikasi. Adapun rupa sedulurnya mirip dengan si jabang bayi itu sendiri, dan mereka akan menjaga sampai titi wanci-nya.
Rahayu
Neptu Sasi / Wulan
Bulan atau “Sasi” atau “Wulan” biasa orang Jawa menyebutnya juga memiliki neptu, seperti halnya hari. Adapun bulan dalam kalender Jawa mengadopsi dari bulan Islam, ini setelah Islam masuk di tanah Jawa.
Bulan dan neptunya seperti berikut ini :
Bulan dan neptunya seperti berikut ini :
Untuk acuan sama seperti kalender Islam yaitu menggunakan Bulan. Secara jumlah hari dalam satu bulan hampir sama.Suro : 1
Sapar : 3
Mulud : 4
Bakda Mulud : 6
Jumadil Awal : 7
Jumadil Akir : 2
Rejeb : 3
Saban : 5
Pasa : 6
Sawal : 1
Dulkaidah : 2
Besar : 4
-
Wektu Pitu (7) : hari yang kita kenal selama ini, dino biasa disebutnya.
-
Wektu Limo (5) : biasa disebut dengan Pasaran
-
Wektu Rolas (12) : biasa disebut dengan Sasi
-
Wektu Wolu (8) : nama tahun, ada 8 berarti sewindu
-
Wektu Papat (4) : nama windu setiap 8 tahun.
-
Wektu Telungpuluh Limo (35) : biasa disebut wuku, nama minggu
Hari Neptu
Ahad(Minggu) 5Wektu Limo (orang Jawa biasa menyebut dengan Pasaran)
Senen (Senin) 4
Seloso (Selasa) 3
Rebo (Rabu) 7
Kemis (Kamis) 8
Jumat 6
Setu (Sabtu) 9
Legi 5Seperti hari ini, 13 Pebruari 2008, Rabu Legi, memiliki Neptu Rabu = 7 Legi = 5, Gunggung atau jumlah Neptunya = 12.
Paing 9
Pon 7
Wage 4
Kliwon 8
Bulan atau “Sasi” atau “Wulan” biasa orang Jawa menyebutnya juga memiliki neptu, seperti halnya hari. Adapun bulan dalam kalender Jawa mengadopsi dari bulan Islam, ini setelah Islam masuk di tanah Jawa.
Bulan dan neptunya seperti berikut ini :
Bulan dan neptunya seperti berikut ini :
Untuk acuan sama seperti kalender Islam yaitu menggunakan Bulan. Secara jumlah hari dalam satu bulan hampir sama.Suro : 1
Sapar : 3
Mulud : 4
Bakda Mulud : 6
Jumadil Awal : 7
Jumadil Akir : 2
Rejeb : 3
Saban : 5
Pasa : 6
Sawal : 1
Dulkaidah : 2
Besar : 4
Neptu Dino lan Pasaran
Dalam budaya Jawa ada suatu keyakinan bahwa hari itu memiliki bobot, yang masing-masing harinya berbeda. Wektu atau waktu yang dikenal di Jawa :-
Wektu Pitu (7) : hari yang kita kenal selama ini, dino biasa disebutnya.
-
Wektu Limo (5) : biasa disebut dengan Pasaran
-
Wektu Rolas (12) : biasa disebut dengan Sasi
-
Wektu Wolu (8) : nama tahun, ada 8 berarti sewindu
-
Wektu Papat (4) : nama windu setiap 8 tahun.
-
Wektu Telungpuluh Limo (35) : biasa disebut wuku, nama minggu
Hari Neptu
Ahad(Minggu) 5Wektu Limo (orang Jawa biasa menyebut dengan Pasaran)
Senen (Senin) 4
Seloso (Selasa) 3
Rebo (Rabu) 7
Kemis (Kamis) 8
Jumat 6
Setu (Sabtu) 9
Legi 5Seperti hari ini, 13 Pebruari 2008, Rabu Legi, memiliki Neptu Rabu = 7 Legi = 5, Gunggung atau jumlah Neptunya = 12.
Paing 9
Pon 7
Wage 4
Kliwon 8