"Dalamnya sumur bisa dikira, dalamnya hati siapa yang bisa mengira."
Suara lantang seorang bapak separuh baya
menutup kisah tentang Sumur Jalatunda yang ia ceritakan pada sekelompok
anak kecil. Ada dua versi cerita asal muasal Sumur Jalatunda yang ia
bagi kepada anak-anak tersebut. Sekelumit sejarah tentang Sumur
Jalatundayang berada di kawasan paling Barat di kompleks wisata Dataran Tinggi Dieng
ini, memang menarik untuk diketahui. Tepatnya, sumur ini berada di Desa
Wisata Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Versi cerita dimaksud adalah asal muasal
Sumur Jalatunda versi ilmiah dan mitos. Berdasar dugaan ilmiah, sumur
berwarna hijau pekat berdiameter sekira 90 meter ini adalah sebuah
kepundan yang terbentuk akibat letusan gunung api jutaan tahun lalu.
Kawah atau kepundan tersebut kemudian terisi air dan
terbentuklah menyerupai sebuah sumur—sumur raksasa berkedalaman ratusan
meter. Nama Jalatunda sendiri adalah berarti sumur yang besar atau luas
dalam bahasa Jawa. Konon, fenomena terisinya kawah yang sejenis dengan
proses terbentuknya Jalatunda hanya hanya ada dua saja di dunia. Kawah
sejenis Jalatunda yang lain dapat ditemukan di Meksiko.
Selain menyebutkan asal usul secara ilmiah, sang Bapak juga menceritakan mitos seputar sumur raksasa berwarna hijau ini dengan gaya mendongeng yang menarik. Alkisah jaman dulu kala ada seorang putri cantik jelita yang gemar mengenakan pakaian serba putih, namun berperangai jahat. Putri cantik ini sering meminta tumbal kepada masyarakat sekitar untuk dikorbankan dan ditenggelamkan di sumur ini. Kisah lain yang juga mewarnai misteri sumur raksasa ini adalah bahwa konon di dalam sumur ini, terdapatsebuah pintu gerbang atau jalur penghubung ke kediaman ular setengah dewa.
Benar atau tidaknya kisah tersebut di atas, tidak ada yang tahu secara pasti. Hal pasti adalah bahwa untuk menikmati pesona Sumur Jalatunda, Anda harus terlebih dulu meniti sekira 257 anak tangga. Setibanya di tangga terakhir, tampak beberapa tumpuk batu kerikil yang terhampar beralaskan karung beras. Selain mitos yang sudah diceritakan sebelumnya, batu kerikil ini menambah keunikan dan daya tarik lain bagi para wisatawan. Dipercaya bahwa mereka yang mampu melempar batu kerikil ke sumur sejauh jarak tertentu akan mendapatkan keberuntungan dan terkabul niat serta keinginannya.
Adapun target lemparan antara perempuan dan laki-laki berbeda jauhnya. Bagi perempuan, cukup dengan melempar batu kerikil ke tengah sumur, maka ia dapat dikatakan berhasil. Sementara bagi lelaki, target lemparannya lebih jauh lagi, yaitu hingga ke seberang sumur yang ditandai dengan rimbun pohon bunga berwarna ungu, yang tumbuh di sela-sela batuan di sisi seberang sumur.
Perihal perlu diperhatikan juga adalah bahwa batu yang digunakan untuk melempar keberuntungan haruslah batu yang dibeli dari anak-anak Dieng di lokasi sumur ini, yaitu batu kerikil beralas karung ala kadarnya di ujung anak tangga yang tadi diceritakan. Batu tersebut dapat Anda beli seharga Rp500,00,-. Jadi, jangan berpikir untuk membawa batu sendiri dari tempat lain. Meski hal seperti ini dapat saja merupakan strategi wisata, tetap saja banyak orang yang tidak ingin menyiakan kesempatan selagi berkunjung ke sumur tersebut dan menguji keberuntungan mereka.
Melihat ke arah sumur dari atas, seolah mudah saja untuk melempar batu ke tengah sumur atau bahkan ke sisi seberang tetapi begitu batu dilempar, batu seolah lenyap di antara rimbun pepohonan sisi terdekat sumur dan bukannya ke tengah apalagi ke sisi seberang.
Menurut warga sekitar yang biasa menjadi pemandu, beberapa orang telah membuktikan kebenaran mitos tersebut. Salah seorang yang berhasil melempar ke titik yang ditargetkan mengaku keinginannya terwujud dan dengan sengaja datang kembali ke Dieng untuk menceritakan dan berbagi kebahagiaan.
Selain menyebutkan asal usul secara ilmiah, sang Bapak juga menceritakan mitos seputar sumur raksasa berwarna hijau ini dengan gaya mendongeng yang menarik. Alkisah jaman dulu kala ada seorang putri cantik jelita yang gemar mengenakan pakaian serba putih, namun berperangai jahat. Putri cantik ini sering meminta tumbal kepada masyarakat sekitar untuk dikorbankan dan ditenggelamkan di sumur ini. Kisah lain yang juga mewarnai misteri sumur raksasa ini adalah bahwa konon di dalam sumur ini, terdapatsebuah pintu gerbang atau jalur penghubung ke kediaman ular setengah dewa.
Benar atau tidaknya kisah tersebut di atas, tidak ada yang tahu secara pasti. Hal pasti adalah bahwa untuk menikmati pesona Sumur Jalatunda, Anda harus terlebih dulu meniti sekira 257 anak tangga. Setibanya di tangga terakhir, tampak beberapa tumpuk batu kerikil yang terhampar beralaskan karung beras. Selain mitos yang sudah diceritakan sebelumnya, batu kerikil ini menambah keunikan dan daya tarik lain bagi para wisatawan. Dipercaya bahwa mereka yang mampu melempar batu kerikil ke sumur sejauh jarak tertentu akan mendapatkan keberuntungan dan terkabul niat serta keinginannya.
Adapun target lemparan antara perempuan dan laki-laki berbeda jauhnya. Bagi perempuan, cukup dengan melempar batu kerikil ke tengah sumur, maka ia dapat dikatakan berhasil. Sementara bagi lelaki, target lemparannya lebih jauh lagi, yaitu hingga ke seberang sumur yang ditandai dengan rimbun pohon bunga berwarna ungu, yang tumbuh di sela-sela batuan di sisi seberang sumur.
Perihal perlu diperhatikan juga adalah bahwa batu yang digunakan untuk melempar keberuntungan haruslah batu yang dibeli dari anak-anak Dieng di lokasi sumur ini, yaitu batu kerikil beralas karung ala kadarnya di ujung anak tangga yang tadi diceritakan. Batu tersebut dapat Anda beli seharga Rp500,00,-. Jadi, jangan berpikir untuk membawa batu sendiri dari tempat lain. Meski hal seperti ini dapat saja merupakan strategi wisata, tetap saja banyak orang yang tidak ingin menyiakan kesempatan selagi berkunjung ke sumur tersebut dan menguji keberuntungan mereka.
Melihat ke arah sumur dari atas, seolah mudah saja untuk melempar batu ke tengah sumur atau bahkan ke sisi seberang tetapi begitu batu dilempar, batu seolah lenyap di antara rimbun pepohonan sisi terdekat sumur dan bukannya ke tengah apalagi ke sisi seberang.
Menurut warga sekitar yang biasa menjadi pemandu, beberapa orang telah membuktikan kebenaran mitos tersebut. Salah seorang yang berhasil melempar ke titik yang ditargetkan mengaku keinginannya terwujud dan dengan sengaja datang kembali ke Dieng untuk menceritakan dan berbagi kebahagiaan.