Bunga Kantil,Mitos Dan Manfaatnya
Bunga kantil atau bunga cempaka putih, konon disebut sebagai bunga yang memiliki unsur magis. Mitos yang berkembang di masyarakat, aroma bunga kantil yang khas sangat disukai oleh kuntilanak, sejenis makhlus halus berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut mitos ini, sering menjadikan pohon kantil (cempaka putih) sebagai rumah tempat tinggalnya. Terlepas dari mitos tersebut, kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam prosesi perkawinan maupun kematian. Dalam tradisi masyarakat Jawa, setiap mengadakan pesta pernikahan selalu menggunakan bunga kantil untuk menghias rambut. Ini diberikan kepada kedua pasangan pengantin, baik yang laki-laki maupun perempuan. Demikian pula tradisi di Pulau Dewata Bali, bunga yang memiliki nama latin michelia alba ini dipakai untuk pewangi rambut dengan cara menyelipkannya di sela-sela rambut pengantin.
Menurut mitos yang beredar, bunga kantil dipercaya dapat mendeteksi keperawanan sang pengantin. Konon, jika sang pengantin wanita sudah tidak gadis lagi, maka bunga kantil yang dikenakkan tidak beraroma wangi dan bunga kantil akan terbuka, tidak menguncup. Sebaliknya jika sang pengantin wanita masih perawan, bunga kantil tetap menguncup dan menebar semerbak aroma mewangi. Bunga kantil juga sering dikaitkan dengan dunia makhluk halus. Konon bagi orang yang percaya hal mistis, bunga kantil adalah bunga yang disenangi makhluk halus seperti jin dan sebagainya. Bunga kantil selain digunakan dalam proses upacara pengantin, juga sebagai jembatan untuk memanggil makhluk halus. Biasanya, bunga Kantil yang digunakan sebagai alat memanggil makhluk halus digabung dengan sesaji. Arti bunga Kantil dalam bahasa Jawa adalah menggantung.
Bunga Kantil mempunyai makna ritual yaitu kemantil-kantil yang artinya selalu ingat dimanapun berada atau tetap mempunyai hubungan yang erat walaupun alamnya sudah berbeda. Filosofi inilah yang menjadikan kebanggaan bagi masyarakat Jawa, dan salah satu bentuk apresiasinya adalah penghargaan dalam bentuk karya seni yang beragam seperti dalam ukiran, lukisan batik dan sebagainya. Bunga Kantil dapat tumbuh sampai ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Penyebaran tumbuhan ini dari Asia tropis sampai ke pulau-pulau di Pasifik.
Pemanfaatan Bunga Kantil ini umumnya dilakukan pada upacara perkawinan (hiasan sanggul dan keris-red) dan pada upacara kematian, termasuk tabur bunga atau nyekar. Secara medis, bunga, batang, daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik. Karena kandungan yang dipunyainya, kantil dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostat, infeksi saluran kemih, dan sulit kencing.
Sayangnya khasiat yang dipunyai oleh bunga cempaka putih ini belum tereksplorasi secara maksimal. Sehingga meski saat ini mulai ada yang berusaha membudidayakan tanaman ini tetapi pemanfaatannya lebih banyak untuk acara-acara spiritual dan tradisi. Menyimak mitos dan kandungan medis yang menyertai fauna identitas provinsi Jawa Tengah ini, kini tergantung kepada masing- masing kita. Apakah lebih mempercayai tanaman ini sebagai rumah kuntilanak atau justru menyadari khasiat medis sebagai obat alternatif yang amat bermanfaat.