Selama
anda tidak melakukan suatu aksi, maka tidak akan ada reaksi. Tidak ada
akibat tanpa sebab. Namun begitu anda melakukan sesuatu, maka anda akan
menghadapi berbagai efek-efeknya.
Di
dalam kehidupan ini, anda bebas untuk menjadi manusia yang baik dan
suci, ataupun menjadi jahat dan destruktif. Namun semua itu ada
konskuensinya, sebaiknya anda bertanggung jawab untuk setiap tindakan
anda, dan tidak mencari-cari kesalahan orang lain ataupun mencari
kambing hitam untuk kesalahan yang anda lakukan sendiri.
Jangan juga sekali-kali menyalahkan Tuhan YME, karena Beliau sebenarnya telah menganugerahkan otak dan nurani kepada anda. Padahal hewan dan tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki intelegensi yang tinggi malahan secara naluri amat bertanggung jawab, mengapa manusia yang merasa lebih beradab merusak diri dan lingkungannya secara bodoh?
Sebuah contoh, anjing mencium dahulu makanannya secara instinktif, kalau busuk atau basi, maka ia tidak akan menyantapnya. Jadi secara alami hewan dapat terhindar dari berbagai penyakit. Sebaliknya seorang manusia dengan mudah mengambil dan merampas hak orang lain, tanpa berfikir panjang bahwasanya semua itu harus kembali secara berlipat ganda dalam bentuk penyakit, pengobatan, penderitaan, dsb. (Swarga dan neraka itu sebenarnya tidak jauh dari bumi ini, alias memang di bumi ini juga adanya.)
Semua yang dilakukan manusia akan dipertanggung-jawabkan. Tak ada sekecil apapun terlewatkan. Tak ada perbedaan laki-laki atau perempuan, anak-anak ataupun dewasa. Semua yang dilakukan manusia ketika masih hidup pasti dipertanggungjawabkan.! Akan ada "Balasannya".
Jadi
berfikirlah secara matang sebelum anda melakukan suatu tindakan apapun
juga, fahamilah bahwasanya akan timbul reaksi dan akibat jangka pendek
dan jangka panjang karena tidak ada sesuatu apapun yang luput dari
penglihatan-Nya.
Jangan juga sekali-kali menyalahkan Tuhan YME, karena Beliau sebenarnya telah menganugerahkan otak dan nurani kepada anda. Padahal hewan dan tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki intelegensi yang tinggi malahan secara naluri amat bertanggung jawab, mengapa manusia yang merasa lebih beradab merusak diri dan lingkungannya secara bodoh?
Sebuah contoh, anjing mencium dahulu makanannya secara instinktif, kalau busuk atau basi, maka ia tidak akan menyantapnya. Jadi secara alami hewan dapat terhindar dari berbagai penyakit. Sebaliknya seorang manusia dengan mudah mengambil dan merampas hak orang lain, tanpa berfikir panjang bahwasanya semua itu harus kembali secara berlipat ganda dalam bentuk penyakit, pengobatan, penderitaan, dsb. (Swarga dan neraka itu sebenarnya tidak jauh dari bumi ini, alias memang di bumi ini juga adanya.)
Semua yang dilakukan manusia akan dipertanggung-jawabkan. Tak ada sekecil apapun terlewatkan. Tak ada perbedaan laki-laki atau perempuan, anak-anak ataupun dewasa. Semua yang dilakukan manusia ketika masih hidup pasti dipertanggungjawabkan.! Akan ada "Balasannya".
A. Apa yang harus dilakukan saat masih hidup ?
Karena
manusia lahir ke dunia ada yang menciptakan, sudah semestinya manusia
itu TAAT dan PATUH pada Sang Pencipta. Sebenarnya Sang Pencipta itu
TIDAK PERDULI manusia itu mau taat, patuh atau tidak. Sang Pencipta
tidak butuh disembah. Semuanya yang BUTUH adalah MANUSIA sendiri.
Saat
manusia masih hidup di muka bumi juga diwajibkan untuk hidup
berdampingan dengan siapapun, tanpa kecuali. Karena semua yang dilakukan
akan mendapat balasan.
Jika
manusia menyadari dengan sepenuh hati, pasti takut dengan perbuatannya
sendiri. Semua yang dilakukan terhadap orang lain, suatu saat akan
mendapat balasan atas perbuatan yang telah dilakukan itu. Salah satu
contoh, orang yang menemukan uang di jalan, dan dibawa pulang kemudian
dibelanjakan untuk kebutuhannya, di lain waktu pasti kehilangan uang
yang nilainya sama bahkan lebih banyak.
Contoh
lain, barang siapa yang memakan atau merampas barang atau uang yang
bukan haknya, walaupun yang berhak tidak tahu, di lain waktu pasti ada
musibah yang menimpa dirinya.
Inilah yang sering terjadi dalam kehidupan manusia.
Tapi hal ini banyak orang yang tidak menyadari.
Sebenarnya
untuk menjalani hidup bersama orang lain tidaklah sulit. Agar manusia
bisa baik dan diterima banyak orang. Dalam kehidupan di dunia ini yang
terpenting BISA MENYADARI bahwa KEADAAN MANUSIA itu TIDAK STABIL
(manungsa kuwi kahanane ORA AJEG). Maka dengan sadar akan hal itu,
manusia tidak akan sombong, tidak semena-mena, tidak akan mudah
meremehkan orang lain.
Lebih
ironis lagi, suatu saat menghina, menghardik pada orang lain. Nah di
lain waktu orang yang menghina membutuhkan pertolongan orang yang telah
dihina itu. Dan orang yang dihina itupun ikhlas memberi pertolongan.
Bagaimana dengan hal ini ?
B. Pembalasan atau Hukum Karma itu ada.
Pembalasan,
Hukum Alam ataupun Hukum Karma "tidak akan pernah bisa ditolak" oleh
manusia hanya karena manusia itu punya jabatan, punya kedudukan, punya
kekayaan, punya harga diri ataupun karena manusia itu punya status
sosial yang tinggi.
Pembalasan,
hukum karma, hukum alam akan tetap mendatangi manusia bagaimanapun
"keberadaan" manusia, tanpa pernah mengucap "permisi" pada manusia.
Itulah
realitas kehidupan manusia yang selalu diikuti dengan PEMBALASAN atau
HUKUM KARMA. Pembalasan atau Hukum Karma ini bersifat TETAP dan PASTI.
Tetap artinya bahwa pembalasan atau hukum karma itu SEBANDING dengan apa
yang telah dilakukan, bahkan lebih.. Bersifat PASTI artinya pembalasan
atau hukum karma itu pasti diterima, tidak ada yang mampu menghindari.
Lebih parah lagi, kalau si pelaku belum menerima pembalasan atau hukum
karma, maka yang akan menerima adalah KETURUNANnya.
Masyaallooohh !
BARANG SIAPA YANG MEMBUAT KESULITAN pada ORANG LAIN, suatu SAAT PASTI dan PASTI mendapat KESULITAN yang SEBANDING, bahkan lebih.
Untuk
itu, marilah kita semua berperilaku yang bisa membahagiakan diri
sendiri orang lain dan keturunan kita. Selamatkan diri sendiri dan
keturunan. Agar mendapat pembalasan yang baik, saat kita masih hidup di
bumi maupun besok di alam baka. Semoga kita selamat dunia akhirat. Amin.