|
Kompleks Candi Gedong Sanga terletak di puncak G. Ungaran, tepatnya
di Desa Candi, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah. Para ahli
belum dapat memastikan waktu dan tujuan pembangunan Candi Gedong
Sanga, karena sampai saat ini belum ada prasasti yang ditemukan yang
menyebut tentang keberadaan bangunan kuno itu. Lokasinya yang berada
di daerah perbukitan mendasari dugaan bahwa candi ini dibangun pada
masa awal perkembangan agama Hindu di Jawa, yaitu pada masa
pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Menilik gaya arsitektur dan
letaknya, candi Hindu Syiwa ini diduga dibangun untuk keperluan
pemujaan. Pada masa itu dataran tinggi atau perbukitan dianggap
sebagai perwujudan dari 'kahyangan', tempat bersemayam para dewa.
Keberadaannya candi ini diungkapkan pertama kali dalam laporan
Raffles pada tahun 1740. Pada awalnya hanya tujuh kelompok bangunan
yang ditemukan, sehingga Raffles menyebutnya Gedong Pitu. Setelah
ditemukan, dilakukan beberapa penelitian terhadap candi oleh para
arkeolog Belanda, antara lain Van Stein Callenfels (1908) dan Knebel
(1911). Dalam penelitian tersebut ditemukan dua kelompok candi lain,
sehingga namanya diubah menjadi Gedong Sanga (dalam bahasa Jawa
berarti sembilan bangunan). Pada tahun 1928 sampai 1929, dinas
purbakala pada zaman pemerintahan Belanda melakukan pemugaran
terhadap Candi Gedong I dan Candi Gedong II. Pemugaran candi dan
penataan lingkungan dilakukan oleh pemerintah Indonesia selama
hampir 10 tahun, yaitu tahun 1972 sampai 1982.
Candi Gedong I
Candi Gedong I terdiri satu bangunan utuh, berukuran relatif
kecil dengan denah dasar persegi panjang. Atap candi berbentuk segi
empat bersusun dengan hiasan pola kertas tempel di sekelilingnya.
Separuh dari puncak atap terlihat telah hancur. Di sebelah tenggara
terlihat G. Telomoyo, G. Merbabu, dan G. Merapi.
Batur (kaki candi) dengan denah dasar segi empat dihiasi dengan
deretan panel dengan pahatan bermotif bunga (padma) dan
sulur-suluran yang sederhana. Tinggi batur sekitar 1 m, dengan
tangga menuju ruangan kecil dalam tubuh candi terletak di sisi
timur. Permukaan batur membentuk selasar selebar sekitar 0,5 m
mengelilingi tubuh candi. Sepanjang tepi selasar diberi pagar, namun
sebagian besar batu pagar sudah tanggal atau bahkan hilang.
Dinding luar tubuh candi polos tanpa relief atau relung tempat
menaruh arca. Di pertengahan dinding terdapat pahatan bermotif bunga
yang membentuk semacam bingkai kosong. Tidak dapat dipastikan apakah
dalam bingkai tersebut tadinya terdapat arca atau pahatan lain.
Candi Gedong II
Candi Gedong II terdiri satu bangunan utuh dengan denah dasar
bujur sangkar seluas sekitar 2,5 m2. Tubuh candi berdiri di atas
batur setinggi sekitar 1 m.
Pelipit atas batur menjorok ke luar membentuk selasar selebar 0,5
m mengelilingi tubuh candi. Tangga naik ke selasar terdapat di sisi
timur, tepat di depan pintu mauk ke ruangan kecil dalam tubuh candi.
Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok
keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi
dengan pahatan Kalamakara.
Pada dinding luar sisi utara, selatan dan barat terdapat susunan
batu yang menjorok ke luar dinding, membentuk bingkai sebuah relung
tempat arca. Bagian depan bingkai relung dihiasi dengan pahatan
berpola kertas tempel. Bagian bawah bingkai dihiasi sepasang kepala
naga dengan mulut menganga. Di bagian atas bingkai terdapat hiasan
kalamakara tanpa rahang bawah.
Atap candi berbentuk 3 balok bersusun, makin ke atas makin
mengecil dengan puncak atap runcing. Puncak atap tersebut saat ini
sudah tidak ada. Sekeliling masing-masing kubus dihiasi dengan
pahatan pola kertas tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan
berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Sebagian besar
hiasan tersebut sudah rusak. Di depan bangunan candi terdapat
bangunan lain yang hanya tersisa fondasi dan onggokan reruntuhan
bangunan yang diperkirakan sebagai candi perwara.
Candi Gedong III
Candi Gedong III terdiri dari tiga bangunan, yaitu dua bangunan
yang berjajar menghadap ke timur dan satu bangunan yang meghadap ke
barat. Ketiga bangunan tersebut dapat dikatakan dalam keadaan utuh.
Kedua bangunan yang menghadap ke timur mirip sepasang bangunan
kembar, namun yang berada di sebelah utara lebih besar dan lebih
tinggi dari yang di selatan. Bangunan yang lebih besar, yaitu yang
di utara, diperlirakan merupakan candi induk atau candi utama,
sedangkan bangunan yang lebih kecil diperkirakan sebagai candi
perwara. Tubuh candi berdiri di atas batur yang rendah dengan denah
dasar berbentuk persegi.
Atap kedua bangunan tersebut berbentuk 3 persegi bersusun, makin
ke atas makin mengecil dengan puncak atap runcing, mirip atap Candi
Gedong II. Sekeliling kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas
tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota
bulat berujung runcing. Di sekeliling tubuh candi terdapat selasar
sempit dan tanpa pagar.
Pintu masuk ke ruangan sempit dalam tubuh candi dilengkapi dengan
bilik penampil yang menjorok sekitar 1 m keluar tubuh candi. Tepat
di depan pintu terdapat tangga naik ke selasar yang dilengkapi
dengan pipi tangga dengan pahatan bunga di pangkalnya. Pada dinding
di kiri dan kanan ambang pintu bangunan utara terdapat relung berisi
arca Syiwa dalam posisi berdiri dengan tangan kanan bertelekan pada
sebuah gada panjang.
Kedua bangunan yang menghadap timur tersebut berdiri di atas
batur yang rendah dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di
pertengahan masing-masing sisi kaki candi terdapat relung, salah
satunya berisi arca gajah.
Pada dinding di sisi barat, utara dan selatan masing-masing
bangunan terdapat relung tempat meletakkan arca. Relung-relung pada
dinding bangunan candi perwara saat ini dalam keadaan kosong. Dalam
relung pada dinding selatan candi utama terdapat Arca Ganesha dalam
posisi bersila, sedangkan dalam relung pada dinding selatan terdapat
Arca Durga bertangan delapan dalam posisi berdiri.
Bangunan ketiga di kompleks Candi Gedong III terletak di depan
candi utama dan candi perwara. Bangunan ini mempunyai denah dasar
persegi panjang dengan atap mirip 'limasan' melengkung. Di atas atap
berjajar memanjang 3 hiasan berbentuk seperti menara kecil. Pintu
masuk bangunan yang berhadapan dengan candi induk terlihat sederhana
tanpa bingkai. Di atas ambang ambang pintu tampak bekas hiasan yang
rusak. Tidak terdapat relung pada dinding bangunan yang mirip dengan
Candi Semar di kompleks Candi Dieng. Diduga fungsi bangunan ini sama
dengan fungsi Candi Semar, yaitu sebagai tempat penyimpanan atau
gudang.
Candi Gedong IV
Candi Gedong IV terdiri satu bangunan utuh dan sejumlah
reruntuhan bangunan lain di sekelilingnya. Belum diketahui bagaimana
bentuk asli dan apa fungsi bangunan-bangunan yang telah runtuh
tersebut, namun ada dugaan bahwa bangunan-bangunan itu merupakan
candi perwara.
Bangunan yang masih utuh tersebut bentuknya mirip dengan bangunan
Candi Gedong II. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar
1 m dengan denah dasar persegi panjang. Pelipit atas batur menjorok
ke luar membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi.
Tangga naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu
masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi.
Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang
menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu
dihiasi dengan pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah. Di kiri dan
kanan ambang pintu terdapat relung tempat arca yang saat ini dalam
keadaan kosong. Di bagian bawah ambang relung diberi hiasan yang
sudah tidak jelas bentuk aslinya.
Pada dinding luar sisi barat, utara dan selatan terdapat
relung-relung berisi arca. Salah satu arca yang masih ada berupa
sosok lelaki dalam posisi berdiri. Arca tersebut dalam keadaan
rusak. Atap Candi Gedong IV berbentuk 3 persegi bersusun, makin ke
atas makin mengecil dengan puncak atap runcing, mirip atap Candi
Gedong II. Sekeliling kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas
tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota
bulat berujung runcing.
Candi Gedong V
Candi Gedong V mirip dengan terdiri satu bangunan utuh dan
sejumlah reruntuhan bangunan lain di sekelilingnya, yang diduga
sebagai candi perwara. Bangunan yang masih utuh tersebut bentuknya
mirip dengan bangunan Candi Gedong II dan Candi Gedong IV.
Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan
denah dasar persegi panjang. Pelipit atas batur menjorok ke luar
membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Tangga
naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu masuk
ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi juga dilengkapi
|