Candi Pawon terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi yang mempunyai nama
lain Candi Brajanalan ini lokasinya sekitar 2 km ke arah timur laut
dari Candi Barabudhur dan 1 km ke arah tenggara dari Candi Mendut. Letak
Candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Barabudhur yang berada pada satu
garis lurus mendasari dugaan bahwa ketiga candi Buddha tersebut
mempunyai kaitan yang erat. Selain letaknya, kemiripan motif pahatan di
ketiga candi tersebut juga mendasari adanya keterkaitan di antara
ketiganya. Poerbatjaraka, bahkan berpendapat bahwa candi Pawon merupakan
upa angga (bagian dari) Candi Barabudhur.
Menurut Casparis, Candi Pawon merupakan tempat penimpanan
abu jenazah Raja Indra ( 782 - 812 M ), ayah Raja Samarrattungga dari
Dinasti Syailendra. Nama "Pawon" sendiri, menurut sebagian orang,
berasal dari kata pawuan yang berarti tempat menyimpan awu (abu).
Dalam ruangan di tubuh Candi Pawon, diperkirakan semula terdapat Arca
Bodhhisatwa, sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Indra yang
dianggap telah mencapai tataran Bodhisattva, maka dalam candi
ditempatkan arca Bodhisatwva. Dalam Prasasti Karang Tengah disebutkan
bahwa arca tersebut mengeluarkan wajra (sinar). Pernyataan tersebut
menimbulkan dugaan bahwa arca Bodhisattwa tersebut dibuat dari perunggu.
Batur candi setinggi sekitar 1,5 m berdenah dasar persegi
empat, namun tepinya dibuat berliku-liku membentuk 20 sudut. Dinding
batur dihiasi pahatan dengan berbagai motif, seperti bunga dan
sulur-suluran. Berbeda dengan candi Buddha pada umumnya, bentuk tubuh
Candi Pawon ramping seperti candi Hindu.
Pintu masuk ke ruangan dalam tubuh candi terletak di sisi
barat. Di atas ambang pintu terdapat hiasan Kalamakara tanpa rahang
bawah.Tangga menuju selasar dilengkapi dengan pipi tangga dengan pahatan
pada dinding luarnya. Hiasan kepala naga di pangkal pipi tangga sudah
rusak. Ruangan dalam tubuh candi saat ini berada dalam keadaan kosong,
namun pada lantai terlihat bekas yang menunjukkan bahwa tadinya terdapat
arca di tempat tersebut.
Pada dinding bagian depan candi, di sebelah utara dan
selatan pintu masuk, terdapat relung yang berisi pahatan yang
menggambarkan Kuwera (Dewa Kekayaan) dalam posisi berdiri. Pahatan yang
terdapat di selatan pintu sudah rusak sehingga tidak terlihat lagi wujud
aslinya. Pahatan yang di utara pintu relatif masih utuh, hanya bagian
kepala saja yang sudah hancur.
Pada dinding utara dan selatan candi terdapat relief
yang sama, yaitu yang menggambarkan Kinara dan Kinari, sepasang burung
berkepala manusia, berdiri mengapit pohon kalpataru yang tumbuh dalam
sebuah jambangan. Di sekeliling pohon terletak beberapa pundi-pundi
uang. Di langit tampak sepasang manusia yang sedang terbang. Di bagian
atas dinding terdapat sepasang jendela kecil yang berfungsi sebagai
ventilasi. Di antara kedua lubang ventilasi tersebut terdapat pahatan
kumuda.
Atap candi berbentuk persegi bersusun dengan hiasan
beberapa dagoba (kubah) kecil di masing-masing sisinya. Puncak atap
dihiasi dengan sebuah dagoba yang lebih besar. |