Praktek derek liar di tol yang berujung pada pemerasan sudah banyak memakan korban. Sebagian ada yang pasrah, namun ada yang berani melawan. Bagaimana cara menghadapinya?
Sejumlah pembaca detikcom berbagi pengalaman dalam melawan penderek tol liar. Rata-rata pesan mereka semua sama: kita harus berani!
Berikut lima tips dari pengguna jalan tol dalam menghadapi penderek liar:
Laporkan ke Polisi
bernama Abdul Rosyid pernah jadi korban derek liar. Rosyid menuturkan, saat itu mobil box yang dia bawa mendadak mogok di Tol Kebun Jeruk.
Tiba-tiba datang mobil derek bertuliskan nama sebuah koperasi. Mobil derek itu main gandeng mobil yang dikemudikan Rosyid dan membawanya ke daerah Pondok Gede.
“Bayangkan betapa takutnya saya dari Kebon Jeruk dibawa ke Pondok Gede bukan ke bengkel terdekat, sampai di markas mereka saya diminta uang Rp 600 ribu,” jelas Rosyid.
“Karena ketakutan, saya memberanikan diri kabur dan lapor ke kantor perusahaan, setelah tim dari perusahaan datang dan terjadi perdebatan,” tambahnya.
Tidak lama kemudian terjadi negosiasi, tapi akhirnya buntu. “Pimpinan kami melaporkan ke polisi Pondok Gede dan akhirnya uang derek dibayar walaupun tidak sebesar permintaan mereka,” tutup Rosyid.
Hubungi Derek Resmi
Polisi mengimbau para pengendara hati-hati dengan para preman derek liar. Bila mengalami kendala dan membutuhkan bantuan penderekan kendaraan, bisa mengontak derek resmi.
Nomor kontak derek resmi adalah (021) 80880123. Polisi juga memberi kontak bila membutuhkan bantuan polisi, yakni SMS ke nomor 110 atau 1717.
Teriak Pada Petugas
Iwan Herman Setiawan, sopir Daihatsu Espass di KM 44 Tol Dalam Kota arah Cawang jadi korban derek liar. Saat dia menepi di pinggir jalan untuk buang air, mobilnya diderek oleh para preman.
Peristiwa yang dialami Iwan terjadi pada Senin (27/5). Iwan diintimidasi dan diancam. Mobilnya yang semula tak rusak malah jadi rusak. Mobil itu juga hendak dibawa ke pangkalan para preman itu di sekitar UKI, Cawang. Iwan sudah pasrah.
Untung saja petugas patroli melintas. Iwan memanggil dan meminta pertolongan pada dua petugas Sabhara Baharkam Polri Brigadir Jalil dan Briptu Agus Supriyatna. Petugas turun dan menolong Iwan. Para preman itu sempat melawan dengan mendorong petugas dan mengata-ngatai. Tapi kedua petugas itu mengambil tindakan tegas. Iwan diselamatkan dan mobilnya dikawal ke Polda Metro untuk membuat laporan.
Tantang Berkelahi
Arif, menceritakan pengalamannya saat didatangi komplotan derek liar di tol Bekasi tiga bulan lalu. Kala itu, dia hanya berhenti untuk membeli minuman di warung pinggir tol. Mesin mobil Isuzu Panther yang dikendarainya pun masih menyala.
“Tahu-tahu ada derek liar, mau main bawa aja mobilnya,” kata Arifin saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2013).
Namun, pria yang bekerja di sebuah bank swasta ini tak mau menuruti permintaan si tukang derek yang berjumlah empat orang tersebut. Sebaliknya, dia malah melawan dan menantang mereka berkelahi.
“Saya bilang, saya laki-laki keluar dari rumah harus udah siap mati. Silakan sampeyan bawa mobil dan isi-isinya kalau saya kalah. Jangan semena-mena,” ujar Arifin menirukan kalimatnya kala itu.
Dia meminta para penderek itu memanggil siapa pun bos mereka. Dia tak peduli bila mereka dibekingi aparat. Tekadnya sudah bulat: melawan sampai mati.
“Saya pernah di Akabri, jadi tahu teori-teori perkelahian. Kalau kalah ya minimal mati bareng,” ungkapnya.
Cuek Saja
Kisah Haryono lain lagi. Dia pernah didatangi penderek liar di Km 4 tol Cikampek ketika mobil Isuzu Panther miliknya mogok. Seketika itu juga, dia langsung menelepon derek tol Jasa Marga.
Rupanya, sebelum derek Jasa Marga tiba, sudah ada tim derek liar yang mendahului. Mereka mengintimidasi Haryono dan memaksanya untuk diderek.
“Tapi saya berusaha tenang. Mobil saya rem tangan dan saya keluar sambil mengunci pintu mobil,” sambungnya.
Tanpa banyak bicara, Haryono menjauhi mobil. Lalu, 30 menit kemudian, datanglah mobil derek Jasa Marga.
“Mobil derek liar itu kesal sambil menendang-nendang ban mobil saya dan mereka meninggalkan mobil saya itu,” ceritanya.