.

10 Agu 2011

situs prasejarah di purbalingga

Purbalingga, (ANTARA News) – Sebanyak 15 situs batu prasejarah ditemukan terserak di hulu Sungai Klawing, Sungai Tungtung Gunung, Sungai Laban bagian hulu dan hilir, serta Sungai Kuning, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
“Temuan berupa ratusan perkakas batu prasejarah itu, kini tersimpan di sebuah workshop di Pasir Luhur, Jawa Barat,” kata dosen Fakultas Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ir Sudjatmiko Dipl Ing, di Purbalingga, Sabtu.
Ia mengatakan, barang temuan tersebut antara lain sisa-sisa industri gelang yang diperkirakan berasal dari budaya Neolitikum (homo sapiens), kapak perimbas, dan kapak penetak.
Menurut dia, situs-situs yang ditemukan di hulu Sungai Klawing diperkirakan merupakan peninggalan masa Neolitikum sekitar 1.000-6.000 tahun lalu, di bagian hilir diperkirakan lebih tua lagi, yakni masa Palaeolitikum atau sekitar 6.000-60.000 tahun lalu.
Selain benda-benda arkeologis, kata dia, di sepanjang aliran sungai-sungai itu juga banyak ditemukan benda-benda geologi berupa batu-batu mulia, seperti Heliotrope (matahari berputar) yang disebut “Pierre du sang du Christ” (batu darah Kristus).
“Hasil penelitian rekan-rekan arkeolog itu sangat spektakuler. Sayangnya tidak pernah disosialisasikan kepada pemerintah dan masyarakat setempat,” katanya.
Menurut dia, keberadaan benda-benda arkeologi dan sumber daya artefak di sungai-sungai itu tercampur aduk dengan benda geologi berupa bahan mentah batu mulia.
Masyarakat Batu Mulia Indonesia, kata dia, memperkirakan puluhan ton batu mulia, terutama jenis Jasper Hijau termasuk artefak dan benda arkeologi lainnya, telah dieksplorasi dari sungai-sungai di Purbalingga tersebut.
Ia mengatakan, masyarakat tidak bisa membedakan sehingga benda-benda itu ikut dipotong-potong menjadi bahan perhiasan.
“Kami bisa memastikan, Kabupaten Purbalingga memiliki kekayaan sumber daya alam batu mulia, sekaligus kekayaan budaya yang sangat tinggi nilainya. Bila dikelola dengan baik, Purbalingga bisa menjadi semacam `geological and archeological tourism`,” kata dosen ITB lainnya, Budi Brahmantyo.(*)

6 Agu 2011

Filosofi Di Dalam Batik Yogyakarta


1. Batik cuwiri [batik tulis]

zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai “semek’an” dan kemben. Dipakai saat upacara “mitoni”
unsur motif : Meru, gurda
filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati.
2. Batik sido mukti [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkimpoian
unsur motif : Gurda
filosofi : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
3. batik kawung [batik tulis]



zat warna : Naphtol
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Geometris
filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
4. batik pamiluto [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
unsur motif : Parang, ceplok, truntum dan lainnya
filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
5. batik parang kusumo [batik tulis]



zat warna : Naphtol
kegunaan : Sebagai kain saat tukar cincin
unsur motif : Parang, mlinjon
ciri khas : Kerokan
filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
6. batik ceplok kasatrian [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain saat kirab pengantin
unsur motif : Parang, gurda, meru
ciri khas : Kerokan
filosofi : Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah
7. batik nitik karawitan [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
ciri khas : Kerokan
unsur motif : Ceplok
filosofi : Pemakainya orang yang bijaksana.
8. batik truntum [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Dipakai saat pernikahan
ciri khas : Kerokan
filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
9. batik ciptoning [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Parang, wayang
ciri khas : Kerokan filosofi : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar
10. batik tambal [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Ceplok, parang, meru dll
ciri khas : Kerokan
filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
11. batik slobog [batik tulis]



zat warna : Naphtol
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Ceplok
ciri khas : Kerokan
filosofi : Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa.
12. batik parang rusak barong [batik tulis]



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Parang, mlinjon
ciri khas : Kerokan
filosofi : Parang menggambarkan senjata, kekuasaan.
Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.
13. batik udan liris



zat warna : Soga alam
kegunaan : Sebagai kain panjang
unsur motif : Kombinasi geometris dan suluran
ciri khas : Kerokan filosofi : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan

5 Agu 2011

Dunia gaib terhubung melalui cermin


Benarkah Dunia Lain / Dunia Ghoib  Terhubung Melalui Cermin?...

Cermin merupakan pintu masuk ke dunia lain, argumen yang didasarkan pada Foton, pusaran energi, dan keterikatan mekanika Kuantum.

Dunia ini luar biasa, banyak hal di sekitar kita tidak terlihat atau menyadarinya. Contohnya Decode atau dikenal dalam ilmu pengetahuan sebagai mainstream penampakan cahaya. Cahaya yang terlihat merupakan bagian spektrum elektro-magnetik, yang hanya menyumbang sekitar 0,005 persen di alam semesta. Sementara 95 persen lainnya adalah energi gelap atau informasi yang tidak terlihat.

Cahaya yang terlihat hanya membentuk sebagian kecil dari spektrum elektro-magnetik, maka kita hanya melihat sebagian kecil dari 0,005 persen di alam semesta. Bahasa kasarnya ‘Kita buta’ dan sebagian besar dari kita tidak menyadari apa yang tidak terlihat.

Cermin penghubung dunia lain / Credit: David Icle
Cermin, Pintu Masuk Dunia Lain

Apakah pikiran sadar kita terpaku dengan realitas saat ini? Dapatkah cermin menciptakan keretakan diantara dunia yang menakutkan dalam realitas dunia paralel? Ada alam semesta yang berbeda, petunjuk keberadaan mereka sudah cukup untuk membuat kita bertanya-tanya.


Dan beberapa peneliti mengatakan jawaban yang sama, dunia lain benar-benar Ada! Dunia yang kita lihat sebenarnya terbalik dan dikoreksi oleh otak, semuanya terlihat dalam Dua Dimensi yang dikonversi menjadi sebuah ilusi 3D melalui paralaks dari dua organ terpisah, yang disebut mata.


Kita tidak dapat melihat gelombang radio atau ultraviolet, atau masuk ke dimensi lain. Kebanyakan manusia tidak memiliki indera untuk melihat banyak hal yang ada, sehingga hanya melihat bagian dari realitas.

Realitas dalam bentuk yang paling dasar selalu dianggap sebagai suatu konstruksi. Apa yang kita lihat akan selalu berada di masa lalu, sementara pikiran dimasa sekarang, namun alam semesta di sekitar kita berada di kaca dan menyusut, hanya imajinasi yang dapat mengantisipasi masa depan.

Yang kita lihat selama ini sebagai realitas hanyalah puncak menara, ketika melihat bintang di angkasa maka sebenarnya melihat masa lalu dan beberapa bintang yang terlihat mungkin tidak ada lagi. Hal yang sama juga berlaku pada apa yang terdengar, tercium (bau), sentuhan, dan bahkan rasa. Segala sesuatu yang di rasakan tertunda sementara pikiran beroperasi mendekati kecepatan cahaya.

Menurut Dr.Michio Kaku, manusia saat ini berinteraksi dengan alam semesta atau dunia paralel. Di dunia lain hanya sebagai persepsi luar, kita beraktifitas dalam ruang tetapi kuantum string bergetar pada tingkat yang sedikit berbeda sehingga kita tidak menyadari perjalanan panjang.


Pintu dimensi mungkin saja sebuah pusaran, atau pintu masuk dunia lain yang lebih stabil menggunakan sifat-sifat benda-benda fisik untuk menjembatani kesenjangan antara string yang bergetar di Quanta. Tapi, benarkah benda-benda fisik itu seperti cermin?


Mitos, Olkutisme Dan Tradisi Cermin


Daya tarik okultisme pada cermin telah digunakan selama berabad-abad, cermin digunakan banyak peramal dan pendeta tinggi sejak zaman Sumeria kuno. Mitos dan legenda sering memiliki inti kebenaran dalam diri mereka, mungkin ada kebenaran di dalam kepercayaan mistik bahwa sifat cermin, konstruksi fisik yang unik, membuka beberapa pintu atau portal ke dunia lain.



Cerita fiksi Lewis Carroll, Through the Looking Glass, menggunakan cermin sebagai portal ke dunia lain di mana pahlawan pemberani, Alice, terjalin dalam petualangan baru setelah perjalanan pertamanya melalui lubang kelinci. Pelihat dan penyihir, semua mempercayai bahwa cermin memiliki kekuatan khusus yang tertanam dalam diri mereka dan dapat diakses dengan mantra yang tepat atau ritual.

Penulis Edgar Allan Poe terkesan membenci cermin, dalam cerita The Philosophy of Furniture, dia menuliskan kisah dibalik misteri cermin. Cermin dianggap terpisah dari refleksinya, cermin yang disajikan terus menerus datar, tidak berwarna, permukaan datar tak henti-hentinya, suatu hal yang selalu menyenangkan dan jelas. Cermin dianggap sebagai reflektor kuat dalam menghasilkan cerita mengerikan, dan kejahatan diperburuk dalam cerita ini, tidak hanya proporsi langsung dari augmentasi sumbernya, tetapi juga dalam rasio yang terus meningkat. Bahkan sebuah ruangan dengan empat atau lima cermin diatur secara acak, semua untuk satu tujuan. Seperti dalam acara seni, tatanan ruang yang tidak ada bentuk sama sekali.


The Dream of Red Chamber, sebuah novel Cina kuno yang menceritakan kisah seorang biksu Tao dengan kemampuan magis yang menciptakan cermin dua sisi, mencerminkan kebenaran di satu sisi dan keburukan di sisi lain. Banyak orang merasa memiliki sensasi lain ketika melihat bayangan mereka dalam cermin, mata menatap tanpa berkedip. Bahkan meyakini kekuatan mistik yang melekat pada cermin dan dianggap ajaib.


Cermin diyakini bisa mengungkapkan visi masa depan, neraka, setan, hantu, yang sesungguhnya dari kekuatan paranormal. Cermin telah digunakan untuk mengirimkan mantra, pembunuhan, memata-matai saingan, bahkan perjalanan waktu. Praktek menggunakan cermin sebagai alat paranormal sering disebut pengintai, dan beberapa diantara tradisi masih menggunakannya.


Dunia Lain Dalam Sudut Pandang Fisika

Lawrence Krauss, profesor fisika Arizona State University pernah menulis sebuah buku Hiding in the Mirror: the Mysterious Allure of Extra Dimensions, from Plato to String Theory and Beyond. Krauss bertanya-tanya apakah ada dunia lain dalam cermin dan jika penemuan ilmiah selama beberapa ratus tahun mengarah pada realisasi, cermin mungkin sebuah jendela untuk mendapatkan sesuatu yang lain.


Krauss mengulas tentang ilmu empiris dalam dua abad terakhir, dimulai dengan penemuan hukum elektromagnetisme yang akhirnya menimbulkan pertanyaan besar tentang hubungan antara ruang waktu. Kemudian Albert Einstein memecahkan misteri itu pada tahun 1915 melalui teori relativitas. Dari sini awal penemuan subatomik, termasuk penemuan partikel positron, muon, neutrino, dan quark yang telah membawa umat manusia ke pemahaman baru dari empat kekuatan di alam, dan entah bagaimana gravitasi secara fundamental berbeda dari kekuatan lain dengan cara yang masih belum bisa dipahami.


Upaya mengungkap misteri gravitasi dan mekanika kuantum menyebabkan para ilmuwan pada tahun 1980 mengeksplorasi teori string, dengan kemungkinan adanya dimensi ekstra. Penemuan-penemuan baru cenderung mendukung dunia lain yang tidak banyak diketahui, seperti yang dikatakan Krauss dalam sebuah artikel internal, bahwa ilmu tidak beroperasi dalam ruang hampa. Ide-ide tentang dimensi ekstra terus berkembang sepanjang tahun, dan mungkin akan mengatakan kepada kita tentang sesuatu. Jika tidak mengungkapkan tentang dunia alami maka setidaknya tentang pikiran manusia.



Cermin adalah portal fisik yang berdiri sendiri, tidak lain merupakan energi yang bebas dari penahanan yang ada di berbagai tempat di dunia. Atau disebut pusaran waktu spasial, fenomena ini berada dalam bidang pusaran pergeseran fase.

David Deutsch pernah mengadakan serangkaian percobaan dengan Foton untuk membuktikan bahwa ketika melewati celah ganda, foton diblokir oleh pergeseran fase dan tidak dapat terjadi proses kecuali bergerak ke dimensi lain atau realitas. Berdasarkan argumen foton, tentunya menguatkan anggapan mereka yang meyakini bahwa cermin bisa menjadi gerbang ke dunia lain.