.

30 Apr 2014

CARA SEDERHANA MENGECEK DIBADAN SENDIRI ADA ATAU TIDAKNYA JIN/SETAN yang nongkrong

 (Ternyata orang yang disusupi jin kafir/setan, bukan hanya orang kesurupan saja)



1. Baca surat annas 100x, al falaq 100x, al Ikhlas (qulhu)100x , bila dalam membaca surat tersebut, badan terasa pegal2, mual, pusing, sesak napas, jantung berdebar2, tenggorokan seperti kecekek dll.itu pertanda jin/setan nongkrong dib
adan anda. Kadang2 bacaan surat pendek yang dibaca, misalnya surat annas atau lainnya belum mencapai hitungan 100x, kadang2 badan terasa sakit seperti yang disebut diatas atau malas/tidak kuat lagi membacanya.

2. Bila anda mempunyai sakit fisik misalnya : asma, sinus, maag, pusing, sering panas dalam dsb, anda lalu minum obat herbal atau obat dokter atau berobat kealternatif atau 
orang pintar. Memang saat itu sembuh seketika. Tapi kira2 seminggu atau sebulan/ beberapa bulan lagi.muncul kembali penyakit yang sama atau timbul penyakit lain. (setelah sembuh bisa juga penyakit lain muncul kepada salah satu anggota keluarga kita).
Itu artinya ada jin/setan yang nongkrong disitu. Bila sakit kepala/migrain nongkrong dikepala, bila sakit maag/perut, nongkrong dilambung dsb. Dan bila terlalu lama jin/setan nongkrong ditempat yang sakit, berakibat sakit fisik beneran (luka/radang) yang kronis. Inilah penyebab kenapa penyakit fisik tidak bisa disembuhkan/lama sembuhnya. 

3. tidak percaya diri, selalu gelisah/ tidak tenang, malas beribadah, tidak mau mendengarkan nasihat, tubuh cepat capek & lemas, tidak ada gairah, selalu cekcok/ ribut, tidak pernah akur, selalu buruk sangka, pikiran ruwet/bingung, tidak bisa konsentrasi, gampang marah/emosi, sial terus2an, ngga hoki, rezeki seret, musibah silih berganti dsb,. Itu pertanda jiwa anda dikuasai jin/setan

28 Apr 2014

Lokasi Candi Abad XIV di Denpasar Dikenal Angker



Penemuan candi di Denpasar, Bali

Badan Arkeologi Denpasar melakukan penggalian di lokasi tertimbunnya candi dari ratusan tahun lalu. Lokasinya di Jalan Trengguli Gang IV D, Denpasar, tepatnya di Pasraman (pesantren umat Hindu) Ida Resi Bhujangga Wisnawa Ganda Kusuma di Banjar Saba, Kelurahan Penatih, Denpasar.

Lokasi ditemukannya candi ini berada di lahan seluas 14 are. Menurut pemilik lahan, I Putu Gede Chandra Kirawan, lokasi itu memang dikenal angker oleh warga setempat. "Banyak warga yang tak berani lewat di sekitar sini," kata Kirawan kepada wartawan, Selasa 23 Oktober 2012.

Tapi keangkeran itu sirna setelah lokasi ditemukannya candi kini berdiri bangunan pasraman. Itu pun belum lama, baru 10 bulan belakangan saja. "Baru ketika ada pasraman sejak 10 bulan lalu, warga mulai berani mendekat ke sekitar lokasi," ujar Kirawan.

Penampakan gaib dengan berbagai wujud kerap terjadi di sekitar lokasi itu. "Karena itu, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, kami telah 'minta izin' sebelum dilakukan penggalian," katanya.

Penemuan candi ini bermula pada akhir September lalu, ketika lima orang warga setempat melakukan penggalian tanah untuk membuat resapan air. Saat penggalian mencapai kedalaman satu meter, para penggali menemukan batu padas ukuran 40 x 40 cm  berderet sepanjang 1 hingga 1,1 meter.

"Karena penasaran, kami terus menggali. Kami kira ada harta karun. Ternyata, semakin digali semakin banyak kami menemukan lempengan batu padas," jelas Kirawan.

Temuan itu kemudian dilaporkan ke Badan Arkeologi Denpasar. Badan Arkeologi kemudian melanjutkan penggalian mulai Kamis 18 Oktober 2012.

Ketua Tim Peneliti dari Badan Arkeologi Denpasar, Wayan Suantika mengatakan, arkeolog menduga temuan ini adalah candi yang diperkirakan dari abad XIV masehi. Temuan ini, kata dia, bisa jadi candi terbesar di Bali.

Dugaan itu bisa dilihat dari bentuk bangunan yang tidak seperti bangunan pura setelah abad XIV masehi. "Dugaan itu juga bisa dilihat dari adanya bahan batu padas yang dilapisi oleh lapisan penguat, yang biasanya ditemukan pada bangunan pada abad XIII dan XIV," kata Suantika.

Candi Abad XIV Ditemukan di Denpasar



Ekskavasi Candi Gambar Wetan di Nglegok, Blitar
Ekskavasi Candi Gambar Wetan di Nglegok, Blitar
Sejak sepekan terakhir, Badan Arkeologi Denpasar melakukan penggalian di lokasi tertimbunnya candi dari ratusan tahun lalu. Lokasinya di Jalan Trengguli Gang IV D, Denpasar, tepatnya di Pasraman (pesantren umat Hindu) Ida Resi Bhujangga Wisnawa Ganda Kusuma di Banjar Saba, Kelurahan Penatih, Denpasar.

Penemuan candi ini bermula pada akhir September lalu, ketika lima warga setempat menggali tanah untuk membuat resapan air. Saat penggalian mencapai kedalaman satu meter, para penggali menemukan batu padas ukuran 40 x 40 cm berderet sepanjang 1 hingga 1,1 meter.

"Karena penasaran, kami terus menggali. Kami kira ada harta karun. Ternyata, semakin digali semakin banyak kami menemukan lempengan batu padas," kata pemilik lahan, I Putu Gede Chandra Kirawan, Selasa 23 Oktober 2012.

Temuan itu kemudian dia laporkan ke Badan Arkeologi Denpasar. Badan Arkeologi kemudian melanjutkan penggalian mulai Kamis 18 Oktober 2012. Ketua Tim Peneliti dari Badan Arkeologi Denpasar, Wayan Suantika, mengatakan arkeolog menduga temuan ini adalah candi yang diperkirakan berasal dari abad XIV masehi. Temuan ini, kata dia, bisa jadi merupakan candi terbesar di Bali.

Dugaan itu, sambung Suantika, bisa dilihat dari bentuk bangunan yang tidak seperti bangunan pura setelah abad XIV masehi. "Dugaan itu juga bisa dilihat dari adanya bahan batu padas yang dilapisi oleh lapisan penguat, yang biasanya ditemukan pada bangunan pada abad XIII dan XIV," paparnya.

Candi terbesar di Bali, menurut dia adalah Candi Wasa yang terletak di Kabupaten Gianyar yang ditemukan tahun 1986. Panjang candi ini hanya 11 x 10 meter. "Karena itu kami menduga temuan ini lebih besar dari Candi Wasa karena yang terlihat baru 11 meter panjangnya dan belum ditemukan ujungnya," katanya.

Karakteristik candi ini, kata Suantika, identik dengan candi di wilayah Jawa Timur. Bentuknya persegi, dengan panjang dan lebar yang hampir sama. Dia menambahkan, setelah penggalian selama 10 hari, baru bisa dipastikan apakah akan dilakukan pemugaran atau relokasi. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Denpasar.

Candi Purba Ditemukan di Rumah Pendeta


Batu-batu padas yang ditemukan di rumah pendeta Hindu di Jalan Trengguli, Penatih, Denpasar ini diperkirakan bagian dari struktur candi purbakala peninggalan abad ke-14.

Sebuah struktur candi purbakala ditemukan di halaman rumah pendeta Hindu Ida Resi Bujangga Wesnawa Ganda Kesuma di Jalan Trengguli Gang IV D, Penatih, Denpasar. Tim peneliti dari Balai Arkeolog Denpasar memperkirakan struktur candi ini telah ada sejak abad 14.

Temuan ini berawal saat pemilik rumah hendak membuat resapan air. Saat digali, para pekerja menemukan 21 batu padas berbentuk balok tertimbun di dalam tanah. "Dua bulan lalu digali, terus nemu batu paras besar dan aneh. Baru tanggal 14 oktober kemarin anak saya melapor ke Balai Arkeolog," ujar Ida Resi Bujangga, saat ditemui di rumahnya, Selasa (23/10/2012) sore.

Setelah menerima laporan ini, pada tanggal 18 Oktober tim dari Balai Arkeolog Denpasar melakukan penelitian ke lokasi penemuan. Setelah melakukan penggalian hingga sebelas meter ditemukan susunan batu-batu padas berbentuk balok berukuran sekitar 1,2 meter.

"Temuan berupa batu-batuan padas berbentuk balok tersebut merupakan temuan langka dan pertama kalinya ditemukan di Bali, mengingat ukuran dasar candi tersebut terbuat dari batu padas berukuran besar," ujar Ketua Tim Peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar Wayan Suantika di lokasi. Tim peneliti yang berjumlah 12 orang terus melakukan penggalian untuk mencari susunan struktur candi yang diperkirakan berada di beberapa bagian halaman rumah tersebut.

Rahasia Di balik Angka pitu

Angka 7 dalam ciptaan-ciptaan Allah SWT.

1. LANGIT
Allah cipta Langit 7 lapisan dan wujud 7 bintang besar, perkara ini
disebut dalam surah An-Naba’ ayat 12.

2. BUMI
Allah menciptakan Bumi 7 lapisan dalam hadits ada diriwayatkan:

• Lapis ke-7 dihuni Malaikat
• Lapis ke-6 dihuni Iblis dan Pembantunya
• Lapis ke-5 dihuni Syaitan-Syaitan
• Lapis ke-4 dihuni Ular-ular
• Lapis ke-3 dihuni Kalajengking
• Lapis ke-2 dihuni Jin-jin
• Lapis ke-1 dihuni Manusia

3. SYURGA dan NERAKA
Allah ciptakan Surga dan Neraka 7 lapisan. Setiap lapisannya untuk
Umat Manusia menurut amal ibadah kepada Allah. Semakin baik
amalannya, maka semakin baik kedudukannya. Tetapi sebaliknya jika berada di Neraka Jahanam.

4. AL-QUR’AN
Dalam Al-Qur’an. Wujud 7 Surah Panjang yaitu: Al-Baqarah, Ali
Imran, Al-Maidah, An-Nisaa’, Al-An’aam, Al-Anfa’al atau At-Taubah.

5. JASAD
7 Anggota penting Tubuh: 2 Tangan, 2 Kaki, 2 Lutut, 1 wajah untuk
tujuan beribadah kepada Allah dengan susunan yang unik.

6. UMUR
Allah hiasi Umur Manusia 7 Peringkat seperti: Masa Setitik Darah,
Masa Kandungan, Masa Bayi, Masa Kanak-kanak, Masa Remaja, Masa Dewasa dan Masa Tua.

7. TANAH BESAR
Muka Bumi Allah bagikan kepada 7 Bagian Besar dan dalam setiap
bagian Wujud jenis-jenis Manusia yang berlainan Bangsa dan
Agamanya.

KISAH APAKAH TAKDIR ADA DITANGAN KITA


Di sebuah desa, ada seorang tua yang sangat dikenal. Namanya disebut-sebut sebagai seorang yang sangat bijaksana, tempat banyak orang bertanya tentang hal apa saja. Petuah dan nasihat si orang tua tersebut juga dianggap selalu tepat, sehingga ia sangat dihormati dan disegani.

Suatu ketika, ada dua orang pemuda yang penasaran dengan kebijaksanaan orang tua tersebut. Sebab, mereka mendengar bahwa petuah dan wejangan si orang tua selalu manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Mereka saling adu argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang atau tidak.

Hingga, pada sebuah sore yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya. Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut.

"Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"
Si orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab, "Apa yang bisa kubantu?"
"Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru yang kami anggap tepat yang bisa memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini," tutur salah satu pemuda. "Karena itu, kami ingin bertanya kepada Paman."

Si orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi. "Aku hanya orang biasa. Aku tak bisa mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda," jawab si orang tua merendah. "Aku hanya mencoba menjawab sebisa mungkin pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."

Mendengar jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di tangannya segera bertanya, "Kalau Paman memang bisa menjawab semua pertanyaan, cobalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa burung kecil di genggamanku. Apakah burung di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup, wahai Paman?"

Sejenak, si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar senyum, ia pun lantas menjawab, "Anak muda, mati atau hidup burung itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan burung itu hidup, dengan mudah kau pencet burung itu hingga mati. Tapi, kalau aku katakan burung itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas ke angkasa. Sama juga dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri. Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."

Mendengar jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan burung yang sedari tadi dalam genggamannya. Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua karena lancang telah mencoba mengujinya. Mereka juga meminta agar bisa belajar lebih banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak.

RENUNGAN:
Ada sebuah ajaran yang menyebutkan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubahnya. Ini adalah sebuah ajaran sangat mulia yang menjadi cerminan bahwa sebenarnya kita sendirilah yang menentukan nasib. Apakah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semua itu bergantung pada bagaimana kita menyikapi hidup dan kehidupan.

Seperti filosofi yang terus saya sebutkan, "Success is my right!" Sukses adalah hak setiap orang dan hak siapa saja yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati. Unsur menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan inilah sebenarnya yang menentukan nasib kita sendiri. Dengan sebuah kesadaran penuh tentang arti kesuksesan, serta dengan menjadikannya sebagai sebuah keinginan atau target besar yang menantang, kemudian memperjuangkan sepenuh hati, maka kesuksesan pasti akan kita raih.

Oleh karena itu, kita sebenarnya mempunyai nasib atau takdir laksana sang burung dalam genggaman. Hanya dengan tangan sendirilah kita bisa menentukan apa saja yang dapat kita raih. Melalui kekuatan diri sendiri pulalah kita bisa mewujudkan semua impian.

Maka, mari kita perkaya mental dengan terus berjuang tanpa henti untuk menentukan nasib sendiri! Kita lepaskan belenggu keinginan bergantung pada orang lain, dan menggantinya dengan tekad dan keyakinan diri sendiri, guna meraih sukses seperti yang kita dambakan.

25 Apr 2014

Cara Gampang Melihat Jin Untuk Pemula


Yang sekarang ini adalah informasi yang gw AMBIL dari SUATU SUMBER TANPA MENGUBAH MATERI DAN JUDULNYA.Dan gw share disini, karena gw tertarik dan mungkin aja kalian juga suka. Untuk kemudian kita mendiskusikan dan pelajari bersama2.


1. Banyak orang yang menyepelekan "bayangan hitam yang ada di samping mata Anda"... bayangan tersebut bisa berwarna hitam atau hanya sekelebat... tapi pas ditengok bayangan itu hilang
kadang2 kita beranggapan mata kita lagi siwer atau lagi sakit...
fact nya adalah 50% itulah mahluk yang sedang anda cari... untuk tahu apakah ini jin atau bukan lihat dibawah...lirik perlahan kesamping.

2. Kurang tidur, kurang makan, membuat frekuensi manusia sedikit "bergeser" sehingga bertemu dengan frekuensi alam lain. Itulah mengapa banyak ritual2 memerlukan puasa tidak makan dan minum ataupun tidak boleh tidur.

3. Antara Anda sadar dan tertidur.. kalau Anda sedikit berlatih... cobalah dengar dengan teliti kalau Ada suara2 yang entah dari mana asalnya... kadang2 percakapan antara 2 orang atau lebih... kadang2 percakapan itu dengan bahasa yang aneh.. kemudian semakin lama Anda dapat memahami suara tersebut... kadang2 "Mereka pun berusaha utk bercakap2 dengan Anda".

4. Kamar mandi, kolam, sungai, dan tempat2 yang banyak air dan lembab adalah tempat yang disenangi oleh mahluk tsb... dan berdasarkan survey "sumber"(bukan TS) 95% kamar mandi di rumah2 orang ada jinnya...

5. Tempat2 bau menyengat... kotoran hewan sampai manusia... mereka juga seneng ditempat2 beginian...
Tapi ada juga jin2 yang berbeda tingkatannya justru menyenangi tempat2 yang wangi... pengalaman "sumber"... kekuatan jin tipe ini diatas kekuatan jin yang berada di tempat2 kumuh


TAHAP 1: MENDETEKSI
1. kalau kebetulan Anda melewati bagian di rumah Anda yang tiba2 Anda melihat sosok hitam dari pandangan mata samping Anda... biasanya ada sosok yg sdang duduk di sofa/ kursi... Naah coba Anda berada di dekatnya sampai kira 2 jengkal tangan.
2.Jangan berimajinasi/ berhayal tidak2 utk mendapatkan tingkat objektivitas tinggi
3.Oke ... sekarang coba Anda ajak bicara... kayak... halo.. apa kabar ? lagi ngapain di sini ? mungkin pertama2 anda akan tertawa dan menganggap diri anda sinting berbicara dengan sesuatu yang tidak dilihat... tapi tunggu saja kalo tiba2 Anda merinding ding ding..
4. kalo tiba2 bulu tengkuk ANda seakan mau berlari meninggalkan Anda...sampe2 bulu ketek pun merinding (yang ini hiperbola )
walau Anda tidak membayangkan hal2 yang menakutkan sebelumnya... Maka 100% itulah jin /penunggu... sekarang Anda bisa kabur dari tempat itu sambil berteriak MAMAA !!


TAHAP 2: MELIHAT
Oke... kini Anda udah bisa membedakan mana jin atau bukan secara sederhana.. sekarang tahap yang paling seru, yaitu melihat mereka...
1. duduk / berada di dekat bayangan tersebut... tetap usahakan agar Anda tidak membayangkan sesuatu terlebih dahulu...
2. Pejamkan mata Anda... dan cobalah berkata... "tolong perlihatkan rupamu..."... kemudian coba Anda lihat dalam "Mata Batin"(maksudnya melihat dengan mata tertutup), pertama kita deteksi dulu, pas udah tahu "dia " ada dimana, tutup mata kita, ganti dengan mata batin(melihat dengan mata tertutup). setelah terlihat dengan mata tertutup, terus buka mata kita, cek ulang wujudnya sama apa gak.tapi gak perlu waktu lama utk melihat, dan kemudian merem lagi.
*mata batin akan muncul dengan sendirinya jika kegiatan tersebut terus diulang2. Dengan cara mengulang2 melihat pakai mata tertutup dengan melihat pakai mata terbuka, dan kemudian menyocokannya(sama apa enggaknya).
3. Tahap yang lebih tinggi... perhatikan bayangan hitam tersebut dari mata samping Anda... kemudian coba atur fokus dengan tidak langsung menoleh ke arahnya... Pada Awalnya mungkin hanya berbentuk bayangan hitam saja... namun lama kelamaan akan terlihat detil2 lainnya. Perhatikan detil2 yang perlahan2 muncul, mulai dari pakaian yang mereka pakai, warna kulit, bentuk muka, ekspresi tersenyum, marah, atau datar.
4. Tahap Advanced... setelah sering berlatih tahap 2 dan 3 kini usahakan Anda menghadap langsung ke arahnya... Anda dapat melihat diteil selengkap2nya jin tersebut, mulai dari gigi, rambut per helai, atau lubang2 kecil pada wajahnya... bila Anda telah sukses tahap ini maka Anda sudah dapat melihat mereka demikian pula sebaliknya
SELAMAT.. KINI ANDA SUDAH BISA MELIHAT JIN

FACT TERAKHIR YANG SEDIKIT MERESAHKAN BAGI PEMULA
Para jin ada yang merasa terganggu kalau ada orang yang bisa melihat mereka... dan mereka terkadang menempel pada orang tersebut/ orang yang dapat melihat mereka...

Jadi setelah Anda sudah bisa melihat mereka... kadang2 Anda harus berpura2 untuk tidak melihat mereka kalau males diganggu ama mereka...

Benarkah ada kekuatan dibenda2 bertuah

Benda bertuah adalah benda biasa atau benda antik yang memiliki energi gaib yang bisa digunakan keperluan apapun sesuai khendak si pembuat, seperti kekebalan, pengasihan, kedudukan dan sebagainya. Benda bertuah ini memiliki tiga kategori yang pertama benda bertuah hasil pengisian atau sering disebut dengan benda afirmasi kedua benda bertuah asli hasil penarikan alam gaib dan yang terakhir adalah benda alam yang tercipta dengan sendirinya dan memiliki kekuatan murni dari alam.

Benda bertuah hasil pengisian adalah benda biasa apapun (bisa batu permata, ballpoin, gunting, sapu lidi dan sebagainya) yang diisi oleh orang yang berilmu (ghaib) tinggi, tingkat kadar kekuatan energinya-pun tergantung dengan si pembuat pusaka tadi.

Benda bertuah asli alam gaib merupakan benda pusaka yang diambil dari alam gaib. Pada dasarnya benda kategori ini juga merupakan hasil pengisian dari si pembuat pusaka namun bukan pengisian layaknya pusaka jaman sekarang, pengisian benda asli lebih dikategorikan pengisian dengan jalan pendekatan kepada Tuhan YME sehingga energi yang dihasilkan berupa energi berkah sehingga secara tidak langsung tapi pasti benda ini memiliki daya energi yang luar biasa, dikarenakan energinya dan tingkat spiritual si pembuat yang tinggi sehingga kekuatannya bisa dibilang pilih tanding, sampai-sampai benda ini muksa atau hilang dan masuk kealam gaib.


Banyak kalangan berpendapat bahwa memiliki, menyimpan dan merawat benda bertuah adalah syirik. Semua tergantung dari siapa yang menyikapinya sebab para nabi saja memiliki benda bertuah seperti nabi musa dengan tongkatnya, nabi sulaiman dengan cincinnya dan rosululloh pun menggunakan cincin (khatim).

Lantas bagaimana menyikapi benda bertuah tersebut agar tidak salah dan menjerumuskan kita sebagai pemilik benda tersebut?. Benda bertuah bukanlah benda sembarangan layaknya benda bisa, setiap benda bertuah memiliki khadam.

Layaknya manusia khadam juga menginginkan dirinya di hormati dan mulyakan, tetapi jangan sampai menghormati benda dan khadam tersebut membuat kita lupa bahwa benda tersebut adalah ciptaan Tuhan YME.

Sama seperti anda ketika ada presiden atau kyai di rumah anda, anda pasti akan memulyakannya dengan mencium tangannya, menyediakan tempat yang istimewah, makanan yang mewah dan lain sebagainya, apakah hal semacam ini dinamakan menyembah? tentu tidak.. memulyakan bukan berarti menyembah.

Sama seperti benda bertuah, di beri warangka yang bagus, di mandikan setiap bulan atau setiap tahunnya, di beri wewangian, di letakkan di tempat yang istimewa bukan berarti anda menyembah benda tersebut hanya sebatas memulyakan benda tersebut.

Jadi intinya jangan sampai keliru antara memulyakan benda bertuah dan menyembah benda bertuah, karena yang layak disembah hanyalah Tuhan YME yang telah menciptakan anda dan benda bertuah tersebut.

24 Apr 2014

Misteri Kekuatan Supra yang Dimiliki Oleh Gunung




Quote:

Gunung Padang
Nusantara tempat kita hidup ini merupakan teritorial yang memiliki keistimewaan luar biasa. Kekayaan alamnya, yang terkandung dalam bumi mulai dari kesuburan tanah, keragaman flora dan fauna, kontur tanah, struktur geologi, kualitas geodesi, dan kekayaan maritimnya.

Nusantara secara geologis merupakan “ring of fire” terdiri dari barisan bukit berderet dari wilayah Sabang sampai Merauke. Di antara barisan bukit-bukit itu terdapat ratusan gunung berapi aktif dan non-aktif. Gunung purba maupun yang baru lahir menunjukkan regenerasi dan dinamika alam yang luar biasa. Banyak pula deretan gunung api purba yang sampai sekarang masih aktif misalnya gunung Merapi di sebelah utara wilayah Jogjakarta. Ratusan gunung berapi itu masing-masing mempunya karakteristik dan pola letusan yang berbeda-beda, serta masing-masing memiliki kontur perbukitan yang berbeda-beda pula. Kondisi fisik alamiah itu menimbulkan cirikhas karakter penduduk Nusantara.

Paugeran & Daya Magis Nusantara
Meskipun gunung-gunung yang terhampar di permukaan bumi Nusantara mempunyai keberagaman karakteristik, namun hampir semua gunung yang ada di Nusantara ini memiliki kesamaan nilai spiritualnya. Setiap gunung memiliki aura magis atau kesakralan dengan kadar yang berbeda-beda yang telah diakui setidaknya oleh masyarakat sekitar yang sehari-harinya terjadi interaksi dengan kehidupan di sekitar pegunungan di mana masyarakat menggantungkan hidupnya dari berkah yang dikeluarkan oleh gunung dan lingkungan alamnya. Oleh sebab itu nilai-nilai magis atau kesakralan yang sudah tertanam dalam kesadaran kosmos masyarakat sekitar gunung tidak dapat dihapus oleh peubahan zaman maupun upaya-upaya desakralisasi melalui propaganda dan hasutan macam manapun.


Gunung Krakatau

Benarkah Gunung Memiliki Kekuatan Supra ?

Gunung-gunung dianggap memiliki kekuatan besar dan penuh kesakralan. Dengan begitu, kita semakin menyadari akan sikap para leluhur bumi putera Nusantara di masa lalu hingga sekarang, terutama Kraton-kraton yang masih eksis menjadikan gnung sebagai salah satu tempat sakral dan sarana pemujaan (penghormatan) kepada Sang Jagadnata beserta seluruh makhluk penghuninya. Bahkan alasan mengapa tempat peristirahatan terakhir, dan peristiwa muksa yang terjadi di masa lalu lebih sering dilakukan di puncak-puncak gunung dan bukit, kini terjawab sudah.

Gunung Merapi

Kenapa Gunung Disakralkan ?

Jika orang menyakralkan gunung hendaklah bukan semata berdasarkan cerita mitos atau mitologi bukan pula dongeng pengantar tidur anak kecil saja. Kecuali bagi yang masih kurang terbiasa akrab dan mencintai lingkungan alam, dan yang belum sungguh-sungguh memahami karakter lingkungan alam tentu akan sulit memahaminya. rata-rata gunung yang ada di Nusantara ini baik yang masih aktif maupun yang sudah lama non aktif memiliki daya magis yang kuat. Penduduk pribumi Nusantara pada umumnya percaya akan adanya getaran magis yang menyelimuti gunung.

Lebih mengenal dan lebih memahami gunung tenyata dapat membawa kita pada kesadaran kosmos yang lebih tinggi sehingga dapat bermanfaat untuk membangun sikap yang lebih arif dan bijaksana bagi siapapun juga dalam mengambil sikap dan berbuat sesuatu. Ya, gunung menjadi salah satu guru bagi kehidupan yang saya jalani. Karena gunung adalah guru yang paling jujur.

Dari mana asal muasal daya magis suatu gunung ?

Bahwa daya kekuatan itu tidak lain berasal dari hukum keselarasan dan keseimbangan alam. Hukum alam telah menempatkan pegunungan sebagai tempat yang menyimpan kumparan energi dari dalam bumi maupun dari permukaan bumi. Di mana di dalam perut gunung tersimpan kekuatan magma dan panas bumi yang lebih kuat dari dataran rendah. Kekuatan alam itu memancar hingga ke puncak gunung, badan dan kaki gunung dengan tingkat energi yang berbeda-beda. Gunung dengan selimut hutan belantara menjadikannya sebagai rumah tinggal seluruh makhluk. Ragam mahluk hidup mulai dari bangsa manusia, bangsa “halus”, ragam tumbuhan hingga binatang. Gunung yang selalu diselimuti hutan belantara yang hijau menjadi pabrik yang memproduksi oksigen. Sehingga fungsi gunung sebagai tempat konservasi alam sebagai lumbung air dan oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh mahluk hidup.

Quote:
Kekuatan alam semesta yang lebih besar menyelimuti seluruh badan gunung. Bagian gunung yang lebih tinggi ternyata memiliki daya kekuatan yang lebih besar pula. Semakin mendekati puncak gunung semakin besar pula kekuatannya. Dan sepertinya pada bagian kawah gunung menjadi kumparan energi yang paling besar.
para penghuninya bukanlah sembarang mahluk hidup, mereka mahluk hidup pilihan baik titah wadag maupun alus. Selain karena daya supernatural powernya, karena memang tidak setiap mahluk hidup mampu bertahan dan bisa bertempat tinggal di kawasan puncak gunung. Hanya mahluk hidup tertentu dan pilihan saja yang mampu bertempat tinggal di kawasan sekitar kawah atau puncak gunung. Setidaknya hal ini menjawab tanda-tanya selama ini mengapa di pegunungan selalu ditinggali mahluk halus yang memiliki kekuatan dan kemampuan relative tinggi. Mengapa pula di puncak-puncak gunung tidak pernah tampak mahluk halus setingkat kuntilanak, pocongan, sundel bolong dan sejenisnya? Tetapi lebih banyak mahluk halus yang lebih sulit dilihat dengan mata visual namun mudah dirasakan besarnya daya kekuatan dan kemampuan mereka.

Memahami Gunung Melalui Simbol

Dilihat dari keadaan fisiknya, bentuk gunung yang kerucut dapat diartikan sebagai lambangkan kesadaran akan ketuhanan. Di bagian bawah atau kaki gunung lebih lebar melambangkan keberagaman “jalan” menggapai kesadaran spiritual. Hal ini tersirat dalam bentuk nasi tumpeng yang sering kita dapati dalam tradisi Jawa. Di bawah lebar dan di bagian atas mengerucut melambangkan suatu makna bahwa sekalipun terdapat keberagaman “jalan” spiritual namun pada dasarnya menuju pada tujuan yang tunggal yakni menggapai kemuliaan yang Mahatunggal (Tuhan). Semua itu terjadi sebagai bagian dari sistem keseimbangan alam.

Kita harus menghormati hukum alam menata keseimbangannya sendiri. Bangsa binatang dan mahluk halus yang tinggal di gunung-gung memiliki tugas untuk menjaga dan melestarikan sumber kehidupan seluruh mahluk.

Apa yang terjadi jika bangsa manusia tidak mengindahkan hukum tata keseimbangan alam tersebut dengan cara merubah pola menjadi serba terbalik ? Apa yang terjadi jika areal puncak perbukitan dan pegunungan dibuat pemu****n oleh bangsa manusia ? Apa yang terjadi jika hutan-hutan belantara itu telah dirusak oleh bangsa manusia ?

Kita bisa belajar kebijaksanaan dari Gunung Merapi yang telah memindahkan secara paksa areal pemu****n penduduk dari semula di tempat “terlarang”. Gunung Merapi telah mengembalikan wilayah terlarang itu menjadi hutan belantara. Alam sedang menata dan mengembalikan pola keseimbangannya. Jika kita bersikap open-mind, akan mampu memahami hukum alam secara lebih bijak dan cermat.

Misteri Tempat angker mengerikan di kebun raya bogor






1. Komplek Makam istri Prabu Siliwangi Di dalam Kebun Raya Bogor terdapat makan istri Prabu Siliwangi bernama Ratu Galuh, nah dimakam ini katanya sangat angker bahkan ada pengunjung makan yang datang tengah malam kemakan ini pernah melihat harimau putih di kisaran makan, mitosnya harimau putih ini merupakan penunggu gaib dari makan istri Prabu Siliwangi, tidak hanya itu saja bahkan ada yang pernah melihat kelelawar raksasa di sekitar makam.

2. Makam Belanda kuno Di belakang Istana Bogor terdapat makam kuno peninggalan Belanda, makam ini sendiri sudah ada sejak 1817. Makam kuno ini terlindung dari pohon pohon bamu, nah yang menyeramkan dari makam ini adalah katanya di balik pohon pohon babu ini ada sosok mahluk halus wanita berpakaiyan putih dan berambut panjang.

3. Danau Gunting belakang Istana Bogor Di belakang Istana Bogor selain terdapat makam kuno terdapat juga danau kecil yang mirip guntning sehingga disebut sebagai danau gunting, nah ada kisah mengerikan di danau gunting ini, katanya disalah satu sudut danau dihuni mahluk halus bertubuh besar dan hitam.

4. Hantu Noni Belanda di pulau di Danau Gunting Di tengah danau Gunting terdapat sebuah pulau kecil nah biasanya pulau ini sering dijadikan rumah burung burung, namun siapa sangka ternyata di pulau kecil ini banyak orang yang sering melihat sosok hantu wanita menggunakan baju belanda. Sosok hantu ini dikenal sebagai Hantu Noni.

5. Laboratorium kosong Di dalam kebun raya bogor terdapat laboratorium kosong yang sudah sangat lama tidak di gunakan lagi, nah di dalam laboratorium ini biasanya sering ditemukan suara suara aneh yang misterius. Karena dianggap menyeramkan banyak orang yang tidak berani masuk kedalam laboratorium kosong ini.

Misteri 5 Situs Keramat di Bekasi



Tempat keramat adalah tempat yang dipercayai menjadi tempat tinggal makhluk halus tempat tersebut dan juga mempunyai latar belakang sejarah dari sebuah lingkungan atau wilayahnya. Di tempat keramat inilah kerap masyarakat ada yang sampai melakukan ritual/sesajen untuk meminta-minta bahkan biasa dikatakan melakukan pemujaan.
Di Bekasi Sendiri ada beberapa tempat atau situs keramat yang banyak di kunjungi masyarakat Bekasi dan sekitarnya, untuk sekedar berziarah atau melaukan ritual. inilah beberapa situs keramat di Bekasi.

1. Keramat Cijengkol – Situs yang berada di Desa Cijengkol, Kecamatan Setu ini diyakini sebagai petilasan Sunan Gunung Jati. Konon kawasan tersebut juga angker sehingga sering digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar acara televisi bertema mistis.
2. Keramat Batok - merupakan makam ulama sekaligus pejuang bernama Gabid. Tahun 1850-an ia dan pasukannya terdesak sehingga terpaksa melarikan diri ke hutan belantara. Di tempat tersebut sang pemimpin menemukan gubuk tua. Di dalamnya terdapat peralatan makan yang terbuat dari batok atau tempurung kelapa. Setiap tanggal 10 Muharram, masyarakat yang tinggal di sekitar Kramat Batok mengadakan tasyakuran. terletak di Desa Jaya Bakti Kab.Bekasi.
3. Keramat Mbah Raden – Tempat ini sangat dikeramatkan oleh penduduk daerah Kranggan Pondok Gede. Disini dimakamkan seorang bangsawan Banten adik seperguruan dari Pangeran Sa’uf yang sepadepokan dengan putera Sultan Banten Syeh Maulana Mansyur.
4. Makam Nyi ratu mayangsari - Merupakan keramat yang menjadi cikal bakal desa Bojongsari, yang merupakan putri dari kerajaan sumedanglarang, makam keramat tersebut manjadi salah satu daya tarik warga untuk berjiarah, ke makam yang terletak satu komplek dengan tempat pemakaman umum bojongsari.
5. Keramat Sumur Binong – sumur tua ‘Binong’ di Jatisampurna Kota Bekasi, tepatnya di Kampung Kranggan Wetan, Warga mempercayai sumur Binong dapat membawa keberuntungan tersendiri. Konon kata warga, jika membasuh muka dan berdoa di sumur akan mendapat untung dan menjadi karismatik.
Itulah beberapa tempat dan situs keramat yang ada di kota Bekasi, mungkin bisa menjadi referensi bagi yang ingin berkunjung ke tempat tersebut, sebenarnya banyak tempat-tepat seperti ini yang terdapat di Bekasi, namun belum sempat tersentuh dan di kenali oleh masyarakat.

20 Apr 2014

Menapaki rahasia hilangnya Istana Pajajaran

Menapaki rahasia hilangnya Istana Pajajaran

Menapaki rahasia hilangnya Istana Pajajaran

Sejumlah arkeolog dari mancanegara kehilangan jejak, ketika mengumpulkan bukti-bukti sejarah saat mencari tahu keberadaan Istana Pajajaran, satu-satunya kerajaan di pulau Jawa yang kabarnya tidak takluk kepada Majapahit itu.

 

Banyak versi ihwal raibnya istana yang diperintah oleh Prabu Siliwangi. Ada yang mengatakan Istana Pajajaran dibumihanguskan oleh bala tentara dari Banten yang dipimpin oleh Syekh Maulana Yusuf ketika menyerang Pajajaran pada 1579 Masehi.

 

Alasannya politis. Yakni mengakhiri masa Pajajaran dan menumpas agama Sunda Wiwitan, mengingat Syekh Maulana Yusuf menyerang Pajajaran dengan misi meluaskan pengaruh Islam.

 

Pembuktian cerita versi ini dikuatkan dengan ditemukannya Palangka Sriman Sriwacana yang tak lain adalah singgasana Raja Pajajaran di depan bekas keraton Surasowan, Banten.

 

Beredar kisah, bala tentara Islam yang pada waktu itu memenangkan peperangan, memboyong Palangka Sriman Sriwacana dari Pakuan, Ibukota Pajajaran ke Surasowan di Banten.

 

Jika ingin melihatnya, batu berukuran 200x160x20 cm itu letaknya tidak jauh dari Masjid Agung Banten. Orang Banten menyebutnya Watu Gigilang, yang berarti batu mengkilat atau batu berseri. Secara harafiah gigilang sama artinya dengan kata Sriman.

 

Sumber lain menyebutkan, Istana Kerajaan Pajajaran mengirab, menghilang atau dihilangkan dari pandangan mata manusia biasa oleh Prabu Siliwangi dengan kesaktiannya, ketika perang dengan Banten tersebut. Cerita versi ini berkembang dari mulut ke mulut di tataran rakyat Sunda.

 

Jejak Pajajaran

 

Bila dikira-kira, letak Istana Pajajaran, kemungkinan besar di Bogor. Dasarnya, dalam naskah-naskah kuno Nusantara, kerajaan ini sering disebut dengan nama Negeri Sunda atau Bumi Pasundan, yang ber-Ibukotakan Pakuan Pajajaran.

 

Daerah Pakuan, ya Bogor sekarang setelah nama sebelumnya Buitenzorg. Layaknya negara di zaman sekarang, yang istananya terletak di ibukota negara, kira-kira begitu pulalah kerajaan di masa lalu.

 

Hingga hari ini, letak pasti Istana Pajajaran memang belum ditemukan. Tapi jejak-jejak keberadaannya masih bisa dilacak.

Prasasti Sanghyang Tapak di Sukabumi menyebut kerajaan ini didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati.

 

Pajajaran punya kaitan erat dengan kerajaan-kerajaan sebelumnya di Jawa Barat, yakni Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh dan Kawali. Pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari kerajaan-kerajaan tersebut.

 

Batu Tulis

 

Baru-baru ini, saya ke Prasasti Batu Tulis. Lokasinya di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

 

Prasasti ini memperkuat bahwa Istana Pajajaran dahulu terletak di Bogor, mengingat  Batutulis merupakan lokasi penobatan raja-raja Pajajaran. Istilah penobatan sama dengan pelantikan.

 

Di area seluas kurang lebih 17 x 15 meter itu, selain prasasti Batutulis yang ada di dalam pendopo, juga ada sejumlah batu-batu artefak lainnya. Macam-macam bentuknya, ada juga yang tersusun seperti pusara.

 

Artefak Batu Tulis, bertuliskan sembilan baris aksara Sunda kuno. Bentuknya segitiga tapi tidak rata. Bunyi tulisannya; 

 

Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun, diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu hajj di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata pun ya nu nyusuk na pakwan diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyanl sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi.

 

Kurang lebih begini artinya;

 

Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu almarhum dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana, dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan. Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang. Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan Samida , membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam (tahun) Saka ‘Panca Pandawa Mengemban Bumi’

 

Samida, merupakan lokasi hutan yang sekarang dipakai sebagai Kebun Raya Bogor. Sedangkan Panca Pandawa Mengemban Bumi’ adalah sangkala yang artinya adalah 5 5 4 1 atau kalau dibalik adalah 1455 Saka (1533 Masehi).

 

Persis di depan batu bertulis itu ada tiga onggok batu kecil-kecil. Di barisan pertama, persis di depan Batu Tulis, ada lobang berbentuk segitiga.

Di tengah, berbentuk dua telapak kaki manusia. Dan di barisan selanjutnya tidak terdapat bekas apa-apa.

 

Di samping batu bertulis, ada batu berbentuk panjang lonjong. Ini disebut juga lingga yoni. Perlambang laki-laki dan perempuan. Atau simbol kemakmuran dan kesuburan.

 

Penobatan Raja Pajajaran

Didampingi Ibu Maemunah, kuncen tempat itu, saya diberi arahan untuk melakukan semacam ritual. Awalnya berdiri di batu kecil di baris ketiga dari batu tulis. Lalu mengucapkan dua kalimat syahadat sebanyak tiga kali.

 

Setelah itu maju ke batu yang ada bekas tapak kaki. Kedua telapak kaki saya dicocok-kan, dan sangat pas ukurannya.

 

Kemudian, dari posisi berdiri, masih dibekas tapak kaki, saya disuruh jongkok dengan lutut kaki kanan ditempelkan ke lobang segitiga yang ada di batu di depan batu bertulis.

 

Selanjutnya, kening dan kedua telapak tangan saya ditempelkan ke Prasati Batu Tulis. Saya disuruh memanjatkan doa apa saja yang diinginkan. Setelah itu berjalan ke arah belakang Batutulis menuju batu berbentuk lonjong yang ada di sampingnya.

 

Saya diperintahkan membelakangi batu lonjong itu dalam posisi punggung menempel. Kedua pergelangan tangan saya diarahkan untuk membuat lingkaran memeluk batu itu dari belakang.

 

Katanya sih, jika pada saat itu jari jemari bisa dipertemukan, maka insyaallah apa yang dicita-citakan tercapai. Wallahualam! Dan apa yang terjadi, jemari saya berhasil saling menggengam.

 

Disebutkan demikianlah dulunya ritual penobatan raja-raja Pajajaran. Hanya saja sedikit dimodifikasi dengan berucap dua kalimat syahadat.
Tapi, di mana letak persis Istana Kerajaan Pajajaran? Ini masih rahasia, kawan...

19 Apr 2014

Berguru pada Pudhak Sategal

Berguru pada Pudhak Sategal

Ungkapan yang sangat popular dalam kehidupan orang Jawa sejak dahulu yaitu ”Wong Jawa nggone semu, sinamun ing samudana, sesadone ingadu manis” yang berarti “Orang Jawa menyukai sesuatu yang semu, disamarkan dengan perlambang, diwujudkan dalam keindahan“. Semu berarti tersamar atau tidak tampak jelas. Ungkapan ini menunjukkan sifat orang Jawa yang dalam menyampaikan gagasan kepada orang lain umumnya tidak secara langsung atau secara tegas lugas.
Pandangan hidup, nasehat dan ajaran-ajaran dalam kehidupan orang Jawa, merupakan hasil olah rasa berbudaya. Rasa budaya yang tidak dapat dinyatakan dalam komunikasi pergaulan sehari-hari, sering dinyatakan dalam bentuk simbol. Dalam kehidupan sehari-hari dijumpai penggunaan simbol-simbol sebagai pengungkapan rasa budaya pada suatu karya seni, seperti: pakaian, kain batik, upacara, ukiran, arsitektur dan senjata. Simbol-simbol pada suatu karya seni diharapkan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi atau media untuk menitipkan pesan, nasehat atau ajaran bagi keluarga, masyarakat maupun generasi selanjutnya menuju peradaban luhur.

Tidak ada rumusan maupun ukuran timbangan yang pasti, dalam mengungkapkan simbol-simbol, bahkan setiap pernyataan yang muncul dapat dianggap sebagai suatu pengkayaan makna, sepanjang masih selaras dengan maksud utamanya.

Upaya mencari makna setiap simbol merupakan usaha untuk merawat sebagian dari budaya, agar memberikan arti yang sesungguhnya (esensi budaya). Dalam seni keris, salah satu simbol yang sangat menarik untuk dikaji dan diuraikan maknanya yaitu ricikan Pudhak Sategal.

Pudhak Sategal
Pudhak Sategal merupakan nama dari ricikan Keris yang terletak di bagian sor-soran di tepi bilah. Bentuk ricikan ini menyerupai daun Pudhak (Pandan) dengan ujungnya yang meruncing. Bentuk pola ini, untuk bagian belakang keris pangkal daun dimulai dari sisi tepi bagian bawah sor-soran kemudian meruncing ke atas, kurang lebih sejajar dengan panjang sogokan. Sedangkan untuk bagian depan, pangkal daun dimulai dari atas gandik.

Menurut Serat Centhini, sekar Dhandhanggula, bait ke 24-28 (1992:75) Pudhak Sategal merupakan dapur keris yang mempunyai luk 5 dengan ricikan kembang kacang, sogokan dan sraweyan yang diputus bagian bawah. Sehingga, pola Pudhak Sategal merupakan sraweyan yang dibentuk menyerupai daun Pudhak.

Ricikan Pudhak Sategal baru ada setelah Jaman Mataram Akhir dan popular pada jaman Surakarta. Keris tangguh Tua seperti tangguh Majapahit, Blambangan, Tuban dan Madura Tua tidak ada yang memakai ricikan Pudhak Sategal.

Apakah ricikan Pudhak Sategal merupakan pengganti atau terinspirasi pola Kinatah Kamarogan yang populer di jaman Mataram Sultan Agung? Ataukah, sebagai simbol cita-cita Panembahan Senopati saat berupaya mengembalikan kejayaan kerajaan Mataram dengan konsep “ganda arum”? Kata Mataram jika di jarwa dhosok-kan berasal dari kata Mata Arum yang berarti sumber keharuman. Konsep pemerintahan yang berdasar hati-nurani yang memberikan manfaat dan kemakmuran pada rakyat dan lingkungannya serta memberikan keharuman sepanjang masa. Belum ada catatan tertulis atau penelitian yang memastikan demikian dan tentu, masih memerlukan penelitian untuk pembuktian lebih lanjut.


Pudhak Sategal merupakan ricikan keris seperti halnya dengan ricikan lain yang terdapat pada sebilah keris, antara lain : gandik, sogokan, tikel alis, pijetan dan kembang kacang. Pembuatan setiap ricikan oleh empu pada keris selain mempunyai tujuan fungsional, juga memuat makna filosofis.
Bentuk ricikan pudhak sategal pada bilah keris memang mirip dengan daun pandan/pudhak yang jika tampak dari depan, terlihat menyembul di kiri-kanan pohon dengan bentuk meruncing ke atas. Mengapa para pujangga/empu memilih pudhak sebagai simbol ajaran pada karyanya? Sebenarnya banyak pola yang serupa dengan daun pandan/pudhak yang meruncing misalnya: gading gajah, tanduk banteng, cula badak dan taring macan. Bentuk-bentuk tersebut mirip satu dengan lainnya, tapi mungkin saja kurang mempunyai makna yang mendalam dan kurang akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Empu Keris jaman dahulu memberikan gambaran pada kita, bahwa mereka merupakan pekerja seni sekaligus spiritualis. Mereka mempunyai kesanggupan untuk memberikan tema universal yang menyangkut kehidupan sehari-hari manusia pada setiap karya mereka. Mereka menjadikan Keris menjadi suatu media introspeksi diri terhadap nilai-nilai humanis dan spiritual.

Pandan atau Pudhak
Pandan (Pandanaceae) merupakan tumbuhan yang sangat lekat dengan kehidupan orang Jawa sejak jaman kuno. Daun pandan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pewarna makanan, penyedap masakan, sebagai obat, tikar, kosmetik, sarana upacara, maupun sebagai bahan pememeliharaan batik. Masyarakat banyak memanfaatkan pohon pandan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk daun pandan menghadap ke atas meruncing diujung dan sering melingkar di sebatang pohon, sehingga tampak dari depan mencuat di kiri dan kanan. Bunga pohon pandan dinamakan Pudhak, namun daun pandan sendiri sering disebut Pudhak. Pudhak merupakan bunga yang mempunyai aroma harum lembut (tidak menyengat) selama berhari-hari dan menebar aroma harum menjelang sore hari. Tumbuhan ini mudah hidup tanpa pemeliharaan khusus dan banyak ditanam dipekarangan atau ladang maupun sebagai tanaman pagar.

Bagi para pujangga/empu jaman kuno, sifat dan manfaat dari Pudhak sangat menarik untuk diabadikan pada karyanya. Mereka berusaha untuk menghayati peranan alam bagi manusia atau sebaliknya. Mereka banyak belajar dan mengambil sesuatu dari alam sekitar sebagai bagian dari ajaran hidup yang bernuansa religi. Simbolisasi Pudhak pada bagian dari Keris merupakan jalan menuju pengalaman spiritual yang menumbuhkan kesadaran hubungan manusia dengan alam dan Tuhan. Para Empu membuka kesadaran manusia untuk selalu mengagumi alam, kemudian mengagumi sang Pencipta. Mereka berusaha mengabadikan dasar-dasar religius alam semesta pada hasil karya teknologi dan budaya untuk meningkatkan kualitas spiritual.

Memberi Tanpa Diminta
Pohon pandan merupakan pohon perdu yang banyak tumbuh dan dijumpai dipekarangan maupun dipinggir jalan pedesaan. Sekalipun tampak tidak berguna, pohon ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Daunnya dapat digunakan sebagai tikar, perwarna alami dan menambah aroma pada makanan, bahkan sebagai obat.

Demikianlah, dalam kehidupan ini apakah hidup kita telah memberikan manfaat dan warna bagi orang lain, seperti daun pandan. Bukan sebaliknya seperti ”benalu”, justru merugikan dan membebani orang lain. Ada piwulang Jawa yang mengatakan “urip iku kudu migunani tumraping liyan” yang berarti “hidup itu harus bermanfaat bagi orang lain”. Sebaik-baiknya orang yaitu yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Sangat berbeda kehidupan modern yang jauh dari nilai-nilai tradisi. Hubungan antar manusia lebih banyak dihitung sejauh menguntungkan atau merugikan secara material. Kepuasan secara material, akan mengikat manusia pada kebudayaan pasar yang umumnya akan berdampak terhadap pemerosotan esensi budaya yang berorientasi spiritual.

Terkadang kita merasa belum cukup untuk berbuat baik bagi orang lain, karena secara materi belum mampu atau merasa bahwa perbuatan kita tidak akan berdampak banyak bagi orang yang membutuhkan. Menjadi orang yang berguna bagi orang lain tidak harus selalu memberi sesuatu hal yang sifatnya materi (harta/uang). Tenaga, pengetahuan, nasehat, perbuatan yang baik, menentreramkan dan perhatian merupakan bantuan moril yang dapat kita berikan selain materi. Setiap saat kita dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain, asal kita ada keikhlasan hati untuk beramal (Jawa: Sepi Ing Pamrih). Dengan segala keterbatasan yang kita miliki, sedikit kebaikan yang mampu kita berikan akan memberikan manfaat dan makna yang besar bagi orang lain. Di hadapan Tuhan, bantuan yang diberikan kepada orang lain tidak dilihat dari jumlahnya. Bobot suatu amal tergantung dari usaha yang kita lakukan dan keikhlasan hati.

Pohon Pandan memberikan manfaat dan makna pada kehidupan manusia tanpa harus menunggu menjadi pohon Kelapa. Pohon pandan sangat memikat bagi para pencari spiritual, ia memberi manfaat bagi kehidupan tanpa diminta. Memberi bukan berarti kehilangan kepemilikan, akan tetapi merupakan pengungkapan perhatian manusia untuk mencintai kehidupan. Sehingga, memberi dan berkorban merupakan ekspresi paling tinggi dari suatu kemampuan. Maka, sekecil apapun kebaikan yang kita berikan, dapat besar artinya orang lain, berguna bagi sesama akan membuat hidup lebih bermakna.

Keselarasan Hidup
Daun Pandan tumbuh simetris-seimbang mengelilingi batang pohonnya dan menjulang ke atas. Daun pandan memberikan gambaran mengenai keharmonisan atau keselarasan. Pandangan Jawa mengenai keharmonisan atau keselarasan bagi sesama (sosial) dan lingkungannya (alam) menjadi suatu hal yang penting. Pandangan ini bukanlah sesuatu pengertian yang abstrak, melainkan berfungsi sebagai sarana dalam usahanya menghadapi masalah kehidupan. Leluhur menyadari betul, bahwa mereka merupakan bagian dan fungsi dari alam, sehingga bahasa alam merupakan rujukan dalam menjalani kehidupannya.

Dalam kehidupan ini, orang perlu menciptakan suasana ketentraman, ketenangan, dan keseimbangan batin pada dirinya maupun bagi sesamanya. Hal tersebut terwujud dengan menciptakan kerukunan, sikap hormat dan menghindari konflik.

Dengan demikian, dalam kehidupan orang hendaknya selalu berusaha menjaga keselarasan sosial, bersikap menyesuaikan diri, bersikap sopan santun, dan mewujudkan kerja sama, serta bersikap menghormati kepada orang lain. Hal tersebut memposisikan akal dan rasa dalam diri secara seimbang untuk mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan.

Menebar Keharuman
Pudhak Sategal menggambarkan wangi yang terus menerus tiada henti (angambar-ambar ganda arum) dari ladang yang luas. Keharuman yang menebar memberikan rasa tenang dan meningkatkan kesabaran dan keheningan dalam berfikir dan bertindak.

Keharuman memberikan rasa tenteram dan rasa menyenangkan bagi yang menciumnya. Orang hidup di dunia ini, hendaknya menebarkan aroma harum, seperti harumnya bunga pudhak. Harumnya nama baik manusia sepanjang masa dan selalu dikenang, hanya dapat diperoleh dengan perilaku nyata yang memberikan kebaikan terhadap sesama dan lingkungannya.

Menebar aroma arum harus didasari ulat manis kang mantesi, ruming wicara kang mranani, sinembuh laku utama. Ulat manis kang mantesi, yaitu bersikap ramah dan menyenangkan hati orang lain, menanggapi seseorang dilandasi dengan kebaikan hati.

Ruming wicara kang mranani, yaitu setiap pembicaraan disampaikan dengan cara yang halus, menarik dan menentramkan hati orang lain, bukan sebaliknya justru membuat suasana menjadi gundah.
Sinembuh laku utama, yaitu setiap perbuatan dilandasi dengan keikhlasan dan perilaku yang baik (laku utama). Dengan demikian, diharapkan dapat membuat orang menebarkan keharuman (kebaikan) hidupnya bagi orang lain.

Kesimpulan
Pudhak Sategal merupakan simbol dari bunga pandan (pudhak) satu ladang. Bunga pandan satu ladang yang jumlahnya sangat banyak, memberikan keharuman yang tiada habisnya bagi lingkungannya. Meskipun berlimpah, tetapi tidak menganggu, karena justru keharumannya menyenangkan dan menenteramkan. Daun-daun pandan tersusun secara harmonis melingkari batang pohonnya, terlihat selaras dan seimbang. Daun Pandan memberi warna dan aroma pada berbagai jenis makanan. Penamaan Pudhak/Pandan sebagai ricikan keris merupakan manifestasi dari besarnya manfaat bagi kehidupan manusia.

Penggambaran Pudhak pada sebilah keris karena sarat dengan makna dan ajaran-ajaran hidup bagi manusia. Dalam menjalani kehidupan, orang mencapai keutamaan apabila bermanfaat, menyenangkan, menjaga keselarasan dan menentreramkan bagi orang lain dan lingkungannya. Pudhak Sategal memberikan makna bahwa dalam kehidupan, banyaklah berbuat kebaikan agar jati diri menebar harum dan dikenang sepanjang masa.

Karakter-Karakter Keris Jawa Berdasarkan Tempat Asal Pembuatannya

Karakter-Karakter Keris Jawa Berdasarkan Tempat Asal Pembuatannya

Pada dasarnya pada awalnya keris-keris dibuat adalah untuk menunjang kesaktian, kekuasaan dan kewibawaan manusia pemiliknya. Masing-masing keris jawa yang dibuat oleh empu jawa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan di Jawa Timur mempunyai perbedaan sifat perwatakan yang umumnya sejalan dengan sifat perwatakan dan keilmuan kesaktian masyarakat setempat.

Keris Jawa Barat.
Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Barat sangat mengedepankan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras. Diibaratkan jika ilmu pukulan, maka ilmu pukulannya itu bersifat ampuh mematikan / menghancurkan, atau jika ilmu pertahanan tubuh, ilmunya benar-benar bisa menjadikan manusianya kebal tidak terluka oleh serangan senjata tajam. Dengan sifat keilmuan kesaktian yang seperti itu maka orangnya akan dikenal sebagai manusia yang berkesaktian tinggi.

Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Barat dibuat dengan sifat karakter yang keras dan panas dan berhawa angker menakutkan, sehingga walaupun hanya dilihat sekilas saja akan terasa bahwa keris-keris tersebut mengandung hawa gaib yang keras.

Keris Jawa Timur.
Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Timur juga mengedepankan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras, tetapi tidak sekeras keilmuan Jawa Barat, sifatnya lebih halus tetapi tajam. Diibaratkan jika ilmu pukulan, walaupun ilmu pukulannya juga bersifat mematikan / menghancurkan, tetapi lebih halus dan energinya lebih tajam, bersifat merusak tubuh bagian dalam atau menembus kekebalan / pagaran ilmu gaib lawan, atau jika diibaratkan ilmu pertahanan tubuh, walaupun ada juga ilmu yang benar-benar menjadikan manusianya kebal terhadap serangan senjata tajam, tetapi kebanyakan ilmunya berupa ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik dan tenaga dalam dan perlindungan dari serangan ilmu gaib.

Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Timur dibuat dengan sifat karakter yang halus tetapi berenergi tajam, berwibawa tetapi tidak angker menakutkan, sehingga bila dilihat sekilas akan terasa bahwa sekalipun keris-keris tersebut berkesaktian tinggi, tetapi tidak terlihat angker, tetapi anggun dan berwibawa dan terasa kandungan hawa gaib energinya yang tajam (tetapi tidak semua keris dari Jawa Timur berenergi tajam).

Keris Jawa Tengah.
Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Tengah tidak menonjolkan sifat keilmuan yang tinggi dan watak keilmuan yang keras, tetapi menekankan pada keilmuan yang "dalam" dan bersifat "menindih" kesaktian lawan atau bersifat menenggelamkan / memunahkan keilmuan lawan yang tinggi. Sangat jarang kita mendengar nama-nama orang sakti dari Jawa Tengah, karena seseorang yang menganut filosofi keilmuan dari Jawa Tengah, walaupun sakti dan berilmu tinggi, tetapi seringkali tidak kelihatan sebagai orang yang sakti / berilmu, karena perwatakannya didasari oleh filosofi kebatinan jawa mendem jero, tetapi karisma perbawa keilmuannya akan dapat dirasakan oleh sesama orang berilmu, sehingga mereka akan saling menghormati dan menjaga jarak. Diibaratkan jika ilmu pukulan, maka walaupun ilmu pukulannya juga bersifat menghancurkan, tetapi lebih lembut dan tidak menonjolkan serangan yang mematikan, tetapi lebih bersifat mengalahkan dengan melumpuhkan atau bersifat "menindih" / memunahkan keilmuan lawan, atau jika ilmu pertahanan tubuh, walaupun ada juga ilmu yang benar-benar menjadikan manusianya kebal terhadap serangan senjata tajam, tetapi kebanyakan ilmunya berupa ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik dan tenaga dalam dan perlindungan dari serangan ilmu gaib.

Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Tengah dibuat dengan sifat karakter yang halus, tetapi berenergi besar dan bersifat "menindih" kesaktian lawan, dan tidak menonjol wibawanya, apalagi angker menakutkan, sehingga banyak orang yang tertipu yang menganggap keris-keris tersebut kosong isinya, karena memang tidak terasa aura wibawanya dan juga tidak terasa getaran energinya. Sekalipun keris-keris tersebut berkesaktian tinggi dan berenergi besar, tetapi tidak terlihat angker berwibawa dan tidak terasa kandungan hawa gaibnya, tetapi orang-orang berilmu kebatinan dan yang peka batinnya, mereka akan dapat merasakan getaran gaibnya dan energinya yang besar dan berat dari jarak yang cukup jauh sebelum keris-keris itu hadir di hadapan mereka. Bahkan banyak orang-orang berilmu gaib yang memilih untuk tidak "berurusan" dengan keris-keris dari Jawa Tengah ini, karena keris-keris itu dapat "menindih" dan memunahkan keampuhan ilmu gaib mereka. Banyak keris-keris Jawa Tengah yang sebenarnya adalah Keris Tindih.