.

7 Sep 2011

menyikapi benda bertuah

Bagaimanakah Menyikapi Pusaka?

kerisBenda bertuah adalah  benda biasa atau benda antik yang memiliki energi gaib yang bisa digunakan keperluan apapun sesuai khendak si pembuat, seperti kekebalan, pengasihan, kedudukan dan sebagainya. Benda bertuah ini memiliki tiga kategori yang pertama benda bertuah hasil pengisian atau sering disebut dengan benda afirmasi kedua benda bertuah asli hasil penarikan alam gaib dan yang terakhir adalah benda alam yang tercipta dengan sendirinya dan memiliki kekuatan murni dari alam.


Benda Bertuah Hasil Pengisian adalah benda biasa apapun (bisa batu permata, ballpoin, gunting, sapu lidi dan sebagainya) yang diisi oleh orang yang berilmu (ghaib) tinggi, tingkat kadar kekuatan energinya-pun tergantung dengan si pembuat pusaka tadi.


Benda Bertuah Asli alam gaib merupakan benda pusaka yang diambil dari alam gaib. Pada dasarnya benda kategori ini juga merupakan hasil pengisian dari si pembuat pusaka namun bukan pengisian layaknya pusaka jaman sekarang, pengisian benda asli lebih dikategorikan pengisian dengan jalan pendekatan kepada Tuhan YME sehingga energi yang dihasilkan berupa energi berkah sehingga secara tidak langsung tapi pasti benda ini memiliki daya energi yang luar biasa, dikarenakan energinya dan tingkat spiritual si pembuat yang tinggi sehingga kekuatannya bisa dibilang pilih tanding, sampai-sampai benda ini muksa atau hilang dan masuk kealam gaib.


Benda Alami adalah benda alam yang tercipta sebagai bukti salah satu kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, benda semacam ini bukanlah benda hasil dari pengisian seperti pada kategori kedua benda diatas, benda alami asli tercipta dengan sendirinya tanpa rekayasa dari manusia bentuknya-pun sama seperti benda lain yang ada di atas bumi seperti bambu petuk, kayu stigi, galih kelor, bambu patil lele, batu muda, kol buntet, galih asem dan sebagainya.


Banyak kalangan berpendapat bahwa memiliki, menyimpan dan merawat benda bertuah adalah syirik. Semua tergantung dari siapa yang menyikapinya sebab para nabi saja memiliki benda bertuah seperti nabi musa dengan tongkatnya, nabi sulaiman dengan cincinnya dan rosululloh pun menggunakan cincin (khatim).

 Lantas bagaimana menyikapi benda bertuah tersebut agar tidak salah dan menjerumuskan kita sebagai pemilik benda tersebut?. Benda bertuah bukanlah benda sembarangan layaknya benda bisa, setiap benda bertuah memiliki khadam.

Layaknya manusia khadam juga menginginkan dirinya di hormati dan mulyakan, tetapi jangan sampai menghormati benda dan khadam tersebut membuat kita lupa bahwa benda tersebut adalah ciptaan Tuhan YME.


Sama seperti anda ketika ada presiden atau kyai di rumah anda, anda pasti akan memulyakannya dengan mencium tangannya, menyediakan tempat yang istimewah, makanan yang mewah dan lain sebagainya, apakah hal semacam ini dinamakan menyembah? tentu tidak.. memulyakan bukan berarti menyembah.


Sama seperti benda bertuah, di beri warangka yang bagus, di mandikan setiap bulan atau setiap tahunnya, di beri wewangian, di letakkan di tempat yang istimewa bukan berarti anda menyembah benda tersebut hanya sebatas memulyakan benda tersebut.


Jadi intinya jangan sampai keliru antara memulyakan benda bertuah dan menyembah benda bertuah, karena yang layak disembah hanyalah Tuhan YME yang telah menciptakan anda dan benda bertuah tersebut.

 BENDA BERTUAH DIMULYAKAN YES...!!!

DISEMBAH NO...!!!