.

25 Jan 2013

tuah keris

Tulisan ini juga ditujukan untuk meluruskan pandangan orang tentang keris jawa dan tuahnya, termasuk pandangan para pemerhati perkerisan, karena kecenderungannya sudah salah kaprah yang menyamakan sebuah keris jawa dengan jimat bertuah, yang hanya dinilai dari bentuk fisiknya dan jenis tuahnya saja, tidak memahami sisi kejiwaan sebuah keris jawa.
Umumnya sebuah keris bersifat dinamis. Walaupun masing-masing keris memiliki kekhususan sendiri-sendiri dan sifat karakter sendiri-sendiri, tetapi secara umum sisi kegaibannya akan mengikuti sisi kehidupan manusia pemiliknya, terutama jika sudah ada penyatuan kebatinan antara manusia si pemilik keris dengan kerisnya.

Jadi, jika sudah ada penyatuan kebatinan antara manusia si pemilik keris dengan kerisnya, apapun jenis kerisnya dan tuahnya, secara umum sisi kegaibannya akan mengikuti jalan kehidupan manusia pemiliknya.

Dalam penyatuannya (pendampingan) kepada si manusia pemiliknya ada sosok gaib keris yang tampak berdiri mendampingi manusia tuannya, tetapi ada juga yang tetap berdiam di dalam kerisnya, mengawasi tuannya. Masing-masing sosok gaib keris mempunyai cara pendampingan sendiri-sendiri.

Tetapi menyatunya kegaiban keris dengan pemiliknya tidak semuanya ditunjukkan dalam bentuk sosok gaib kerisnya tampak keluar mendampingi si manusia pemilik keris, karena isi gaib keris ada yang tetap berdiam di dalam kerisnya, tidak keluar mendampingi manusia, tapi tetap mengawasi. Biasanya ini adalah dari jenis keris-keris kesaktian. Yang penting dan diperlukan adalah adanya bentuk penyatuan kebatinan antara si manusia dengan kerisnya, sehingga apakah isi gaib kerisnya keluar mendampinginya ataukah tetap berdiam di dalam kerisnya tidak akan menjadi masalah. Sewaktu-waktu dalam sekejap khodam kerisnya bisa keluar dan datang kalau diperlukan dan bisa berinteraksi batin dengan si manusia walaupun jaraknya jauh.

Secara umum tujuan keris-keris dibuat dimaksudkan dengan cara pendampingannya masing-masing keris-keris itu akan memberikan tuahnya kepada si manusia, dan untuk manfaat yang maksimal dalam pendampingan itu dibutuhkan adanya penyatuan kebatinan si manusia dengan kerisnya (ada interaksi batin).

Sifat kejiwaan keris sama seperti manusia yang memomong dan menjaga anaknya. Bila si manusia peka rasa, bisa mendengarkan bisikan kerisnya yang berupa ide dan ilham dan firasat (dan mimpi), maka orang itu akan dituntun kepada jalan yang mengantarkannya sukses sesuai jenis tuah kerisnya dan menjauhkannya dari kesulitan dan bahaya. Sifat kejiwaan yang seperti itu tidak kita dapatkan dari benda-benda gaib lain. Umumnya orang-orang jawa jaman dulu peka rasa dan batin, sehingga akan mudah penyatuan kebatinannya dengan keris-kerisnya. Itulah juga sebabnya orang-orang jawa jaman dulu, yang peka rasa, lebih memilih keris daripada benda-benda gaib lain.
Sebagai sebuah benda pribadi, keris dibuat secara khusus agar memiliki tuah yang sesuai dengan kepribadian dan kehidupan si manusia pemiliknya (si pemilik pertama), sehingga kegaiban sebuah keris dapat secara maksimal mendukung aktivitas keseharian dan upaya pemiliknya dalam mencapai keinginan atau cita-citanya.

Pada jaman dulu orang-orang yang datang kepada seorang empu keris, yang menjadi pesanan khususnya hanyalah bentuk kerisnya dan kelengkapan kerisnya saja, bukan tuahnya. Bentuk tuah keris ditentukan sendiri oleh si empu keris berdasarkan pertimbangannya pada karakteristik kepribadian dan kehidupan si manusia calon pemilik keris. Jadi, dalam membuat sebuah keris, tuah yang terkandung di dalam sebuah keris bukanlah pesanan dari calon pemiliknya, tidak seperti halnya orang yang datang kepada seorang paranormal / spiritualis untuk meminta jimat pengasihan, kerejekian, kekayaan, kewibawaan, kekuatan, kekebalan, dsb.

Pada saat pembuatannya, tuah keris dibuat berdasarkan pertimbangan yang bersifat pribadi, sehingga tuah keris yang dipesan oleh seorang raja, bupati dan adipati, atau keluarga raja, dan penguasa dan pejabat pemerintahan selalu mengenai kesaktian, wibawa kekuasaan dan kepemimpinan. Tuah keris untuk para pedagang selalu berkisar pada kejayaan berdagang.
Tuah keris untuk panembahan / spiritualis / sesepuh tokoh masyarakat kebanyakan berkisar pada sifat-sifat kesepuhan. Tuah keris untuk rakyat biasa kebanyakan berkisar pada kerejekian, keselamatan, ketentraman keluarga, keberkahan hidup, dsb.

Tuah keris jawa yang paling dasar adalah untuk kesaktian. Semua keris, apapun jenis kerisnya dan jenis tuahnya, selalu mengandung unsur kesaktian dan kekuatan gaib di dalamnya. Walaupun tuah utamanya adalah untuk kerejekian, ketika sedang digunakan untuk berkelahi, keris itu akan berfungsi sebagai keris kesaktian. Walaupun tuahnya untuk kerejekian, tetapi biasanya kekuatan gaib keris-keris jawa jauh di atas kekuatan gaib jimat-jimat kebal yang biasa dipakai orang, seperti mustika wesi kuning, rante babi, mustika merah delima, jimat rajahan ataupun jimat-jimat kebal isian. Sehingga walaupun tuahnya untuk kerejekian, keris-keris jawa siap setiap saat untuk mengalahkan kekuatan gaib jimat-jimat kebal tersebut.

Tuah dasar lainnya adalah untuk perlindungan gaib bagi si pemilik keris dari serangan gaib atau kejahatan. Jadi, selain tuah utamanya yang untuk kesaktian, kekuasaan atau rejeki, keris juga memberikan tuah perlindungan gaib bagi si pemilik. Dengan demikian, bila dikatakan bahwa sebuah keris bertuah kesaktian, atau kewibawaan, atau rejeki, sebenarnya terkandung juga di dalamnya tuah untuk perlindungan gaib, walaupun tuah itu mungkin tidak terasa dominan. Sesuai sugesti sang pemilik keris, kekuatan gaib di dalam keris jawa dapat diminta untuk memberikan pagaran gaib atau perlindungan gaib untuk si pemilik keris dan keluarganya



 1.
Tuah Keris Sesuai Tujuan Awal Pembuatannya.

Seperti sudah diuraikan dalam halaman-halaman sebelumnya bahwa sesuai filosofi dasar pembuatan keris jawa, sebuah keris dibuat dengan kegaiban di dalamnya yang sejalan dengan status keris dan kelas keris di dunia manusia maupun di dunia gaib keris yang aturannya sama dengan status dan kelas wahyu dewa yang diturunkan kepada manusia, karena filosofi dasar diturunkannya wahyu gaib keris adalah untuk dipasangkan dengan wahyu dewa yang diturunkan kepada manusia, sehingga hirarki status dan kelas gaib keris dan wahyu dewa itu sejalan (  Aturan ini menjadi faktor dominan yang akan menentukan apakah sebuah keris akan cocok dan bisa menyatu dengan seseorang.
 dituliskan bahwa tujuan sebuah keris dibuat beserta kegaiban di dalamnya adalah untuk menjadi pendamping manusia pemiliknya dan menunjang kehidupannya dalam bidang :
  - Kesaktian / Ksatriaan
  - Wibawa Kekuasaan
  - Kerejekian
  - Kesepuhan

Pada saat pembuatannya, tuah keris dibuat berdasarkan pertimbangan yang bersifat pribadi, sehingga tuah keris yang dipesan oleh seorang raja atau keluarga raja, bupati dan adipati / penguasa / pejabat pemerintahan selalu mengenai kesaktian, wibawa kekuasaan dan kepemimpinan. Tuah keris untuk para pedagang selalu berkisar pada kejayaan berdagang. Tuah keris untuk panembahan / spiritualis / sesepuh tokoh masyarakat kebanyakan berkisar pada sifat-sifat kesepuhan. Tuah keris untuk rakyat biasa kebanyakan berkisar pada kerejekian, keselamatan, ketentraman keluarga, keberkahan hidup, dsb. Keris-keris untuk para prajurit, senopati, panglima perang dan pemimpin perang lainnya dan untuk para pesilat dan ksatria dalam dunia persilatan selalu dominan mengandung tuah kesaktian. Sebagian keris-keris jenis ini mengandung hawa aura yang panas dan energi yang tajam.
Keris-keris untuk seorang raja atau keluarga raja, bupati dan adipati / penguasa / pejabat pemerintahan selalu mengandung tuah kesaktian, wibawa kekuasaan dan kepemimpinan. Sebagian keris-keris jenis ini mengandung hawa aura yang panas dan angker.

Sebagian dari keris-keris di atas ada yang bersifat khusus, yaitu
keris-keris yang tujuan pembuatannya adalah untuk menjadi lambang kebesaran sebuah kerajaan / kadipaten / kabupaten, yang biasanya terkandung di dalamnya apa yang biasa disebut sebagai
Wahyu Keraton

Keris-keris lain yang bersifat khusus adalah yang disebut Keris Keningratan, yang tujuan pembuatannya hanya untuk dimiliki oleh seorang raja / adipati / bupati dan keluarganya, yang tergolong sebagai orang-orang ningrat / bangsawan.

Keris-keris yang bersifat khusus di atas hanya patut dimiliki oleh orang-orang tertentu yang sesuai dengan tujuan keris-keris itu diciptakan, bukan untuk orang umum.
Keris-keris untuk para pedagang selalu berkisar pada kejayaan berdagang. Keris-keris untuk rakyat biasa kebanyakan mengandung tuah untuk kerejekian, keselamatan, ketentraman keluarga, keberkahan hidup, dsb.

Keris-keris untuk panembahan / spiritualis / sesepuh tokoh masyarakat kebanyakan berkisar pada sifat-sifat kesepuhan. Umumnya hawa auranya teduh.

Keris-keris yang disebutkan di atas mengandung sifat tuah, karakter dan kekhususan sendiri-sendiri yang sudah dicocokkan dengan manusia pemiliknya dulu, yang akan menentukan apakah keris-keris tersebut cocok untuk dimiliki oleh manusia jaman sekarang.



 2.
Tuah Keris Yang Disesuaikan Dengan Manusia Pemiliknya Sekarang.

Semua keris, apapun jenis kerisnya dan tuahnya, terkandung di dalamnya tuah untuk kesaktian / ksatriaan, wibawa kekuasaan, kerejekian dan kesepuhan. Artinya, jika keris itu dimiliki oleh seseorang, maka apapun jenis kerisnya dan tuahnya, keris-keris itu akan memberikan tuah-tuah tersebut, baik sang pemilik keris bergerak dalam bidang kesaktian, kekuasaan, kerejekian / ekonomi, maupun yang bergerak di bidang kesepuhan. Walaupun biasanya bentuk tuah yang dominan adalah yang sesuai dengan jalan kehidupan si manusia pemilik keris, tetapi sifat tuahnya tergantung juga pada karakter gaib kerisnya dan tergantung juga pada adanya penyatuan kebatinan antara si keris dengan si manusia.

Artinya, apapun jenis kerisnya dan tuahnya :
 - Semua keris akan berfungsi sebagai keris kesaktian jika sedang digunakan untuk bertarung.
 - Semua keris mengandung fungsi untuk menunjang wibawa kekuasaan.
 - Semua keris mengandung fungsi untuk menunjang kerejekian.
 - Semua keris mengandung fungsi untuk menunjang kesepuhan.


Artinya, apapun jenis kerisnya dan tuahnya :

Jika si manusia pemiliknya sekarang bergerak dalam bidang kesaktian / ksatriaan, keris-keris itu akan mengilhami / menuntun pada pembelajaran untuk meningkatkan kesaktian, sehingga jika sudah ada penyatuan kebatinan antara si manusia dengan kerisnya, maka kerisnya akan mendukungnya mencapai kesaktian yang tinggi dan kejayaan, berwibawa, berkuasa dan dihormati, yang menjadikan derajatnya lebih daripada orang lain yang tanpa keris.

Jika si manusia pemiliknya sekarang adalah seorang pejabat di pemerintahan / swasta atau menjadi perwira ketentaraan atau kepolisian, semua keris akan berfungsi sebagai keris yang menunjang wibawa kekuasaan, membuat seseorang dihormati oleh orang lain, baik yang sederajat, atasannya, maupun bawahannya. Unsur tuah kewibawaan akan membuat seseorang dihormati dan dianggap pantas untuk memegang jabatan tertentu, sehingga jika sudah ada penyatuan kebatinan antara si manusia dengan kerisnya, maka kerisnya akan mendukungnya mencapai kepangkatan dan kekuasaan yang tinggi, yang menjadikan derajatnya melebihi orang lain yang tanpa keris. Sekalipun seseorang belum menjadi seorang pejabat, hanya menjadi karyawan / pegawai / staf biasa saja, jika sudah ada penyatuan kebatinan antara si manusia dengan kerisnya, maka kerisnya akan mendukungnya mencapai derajat yang lebih tinggi dan menjadikannya dihormati, lebih daripada orang lain yang tanpa keris.

Jika si manusia pemiliknya sekarang bergerak di bidang usaha ekonomi, atau sebagai manusia biasa yang bekerja untuk mencari rejeki, semua keris akan berfungsi sebagai keris yang menunjang kerejekian, sifat dasar pengasihan dan kewibawaan akan membuat seseorang dikasihi sekaligus dihormati oleh orang lain, baik yang sederajat, atasannya, maupun bawahannya, dan juga membantu dalam hubungan sosial. Jika sudah ada penyatuan kebatinan antara si manusia dengan kerisnya, maka kerisnya akan membantu membuka jalan pikiran pemiliknya dan memberikan ide / ilham pemecahan permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaannya dan yang berhubungan dengan pengembangan usaha, memberikan aura yang baik dalam perdagangan, pertanian dan perikanan, dan menjadikannya dipercaya untuk menangani banyak transaksi dan kerjasama usaha, dipercaya untuk menangani banyak urusan atau dipercaya untuk menangani banyak transaksi dan hubungan bisnis. Kerisnya akan membantunya mencapai derajat yang lebih tinggi dan dihormati, lebih daripada orang lain yang tanpa keris.

Jika si manusia pemiliknya sekarang bergerak di bidang kesepuhan, semua keris akan berfungsi sebagai keris yang menunjang kesepuhan. Jika sudah ada penyatuan kebatinan antara si manusia dengan kerisnya, maka kerisnya akan memberikan pengaruh berupa ketenangan hati, pikiran dan batin, membuka pikiran si pemilik dalam pemecahan masalah, membantu memberikan ide-ide dan ilham (atau wangsit), kesehatan dan ketentraman keluarga dan melancarkan segala urusannya yang berhubungan dengan hubungan sosial di masyarakat. Sisi gaib keris ini juga akan membantu dan mendampingi pemiliknya dalam menekuni keilmuan kesepuhan (kebatinan) dan kerohanian dan mendampinginya menjalani dimensi keilmuan yang lebih tinggi. Kerisnya juga akan memberikan aura perbawa dan wibawa seorang tua pengayom. Kerisnya akan mendukungnya mencapai derajat yang lebih tinggi dan dihormati sebagai seorang sepuh, lebih daripada orang lain yang tanpa keris.

Uraian di atas adalah mengenai tuah keris yang oleh kerisnya disesuaikan kecocokkannya dengan jalan kehidupan manusia pemiliknya yang sekarang.



 3.
Tuah Keris Sesuai Karakter Sosok Gaib Kerisnya.

Masing-masing sosok mahluk halus mempunyai karakter kepribadian sendiri-sendiri. Mengenai itu Penulis sudah menuliskannya dalam tulisan berjudul

Sejalan dengan tulisan di atas sifat dasar tuah keris juga dipengaruhi oleh masing-masing sosok karakter gaib keris di dalamnya yang akan membawa sifat-sifat yang sesuai dengan karakter sosok gaibnya.
Misalnya : Sosok ular naga, berarti watak dan perilakunya seperti naga, berwibawa dan berkuasa.Sosok ular naga ini biasanya menjadi khodam kewibawaan, kekuasan dan penjagaan gaib. Hawa aura yang ditimbulkannya biasanya menyebabkan manusianya kelihatan berwibawa dan berkuasa dan akan menjauhkan manusia atau mahluk halus yang bersifat / bertendensi negatif. Sosok seperti manusia, berarti watak dan perilakunya seperti manusia, bisa diajak bertukar pikiran.

Sosok seperti manusia berbadan tinggi dan besar, biasanya watak dan perilakunya bersifat seperti seorang manusia yang akan menonjolkan kekuatan, kesaktian dan kewibawaan, dan siap setiap saat untuk bertarung. Biasanya hawa auranya teduh, tidak panas. Sosok ini juga bersifat idealis, yang akan menonjolkan kekuatan, kekerasan dan kewibawaan untuk memaksakan idealisnya pada perilaku berbudi pekerti dan tidak sombong, yang sebagian akan sama dengan perilaku keris tindih  Kebanyakan sosok gaib keris yang seperti ini ada pada keris-keris yang dulu dibuat di Jawa Tengah (silakan dibaca juga :
Sosok seperti bapak-bapak berjubah, seperti seorang panembahan atau seperti pertapa, berarti watak dan perilakunya seperti manusia bapak-bapak sepuh. Apapun jenis tuah yang mereka berikan biasanya mengandung hawa kewibawaan seorang bapak-bapak yang bersifat mengayomi. Sosok-sosok tersebut juga melambangkan bahwa mereka mempunyai kearifan dalam hal kebatinan dan spiritual dan bisa mengajarkan / menuntun manusia dalam bidang keilmuan kesaktian atau kebatinan / spiritual, tetapi juga akan siap sedia setiap saat untuk menggunakan kekuatan dan kesaktiannya jika diperlukan.

Sosok seperti ibu-ibu jawa memakai kain kemben, berarti watak dan perilakunya seperti manusia ibu-ibu, galak dan berwibawa seperti orang tua ibu-ibu. Sebagian besar juga bersifat mengayomi. Apapun jenis tuah yang mereka berikan biasanya mengandung hawa kewibawaan seorang ibu-ibu yang galak dan berwibawa yang mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk tidak bersikap merendahkan dan menjauhkan orang-orang yang berniat jahat / curang. Tetapi hawa aura ibu-ibu itu juga akan memberikan suasana yang menarik orang untuk datang berkumpul (membantu hubungan sosial / pergaulan dan kerejekian).




 
Tuah Keris Pada Jaman Sekarang.

Umumnya sebuah keris jawa bersifat dinamis. Walaupun masing-masing keris jawa memiliki kekhususan sendiri-sendiri dan sifat karakter sendiri-sendiri, tetapi secara umum sisi kegaibannya akan mengikuti sisi kehidupan manusia pemiliknya, terutama jika sudah ada penyatuan kebatinan antara manusia si pemilik keris dengan kerisnya.

Seperti sudah dituliskan di atas, walaupun sebuah keris sudah menyesuaikan dirinya dengan kepribadian dan jalan kehidupan manusia pemiliknya yang sekarang, masing-masing keris memiliki sifat karakter sendiri-sendiri yang akan mempengaruhi sifat tuahnya yang dominan, sehingga dalam memberikan tuahnya seperti diuraikan di atas masing-masing keris akan memberikan sifat tuah dan aura sendiri-sendiri. Sehingga jika sebuah keris dimiliki oleh seseorang, maka selain disesuaikan dengan jalan kehidupan orang tersebut, sifat tuahnya juga dipengaruhi oleh sifat karakter kerisnya sendiri, apakah kerisnya akan menonjolkan sifat kesaktian / ksatriaan, wibawa kekuasaan, pengasihan kerejekian ataukah kesepuhan, apakah berhawa teduh ataukah berhawa panas dan berenergi tajam

Semua keris, apapun jenis kerisnya dan tuahnya, terkandung di dalamnya tuah untuk kesaktian / ksatriaan, wibawa kekuasaan, kerejekian dan kesepuhan. Artinya, jika keris itu dimiliki oleh seseorang, maka apapun jenis kerisnya dan tuahnya, keris-keris itu akan memberikan tuah-tuah tersebut, baik sang pemilik keris bergerak dalam bidang kesaktian, kekuasaan, kerejekian / ekonomi, maupun yang bergerak di bidang kesepuhan. Tetapi bentuk tuah yang dominan adalah yang sesuai dengan jalan kehidupan si manusia pemiliknya dan tergantung juga pada adanya penyatuan kebatinan antara si manusia dengan si keris (ada interaksi batin dan sugesti penyatuan).

Maka, apapun jenis keris anda dan tuahnya, keris anda itu :
 - akan berfungsi sebagai keris kesaktian jika sedang digunakan untuk bertarung.
 - mengandung fungsi untuk perlindungan gaib.
 - mengandung fungsi untuk menunjang wibawa kekuasaan.
 - mengandung fungsi untuk menunjang kerejekian.
 - mengandung fungsi untuk menunjang kesepuhan.

Jadi, sekalipun anda sehari-harinya bekerja dan beraktivitas sebagai seorang guru sekolah,
keris anda itu :
 - akan berfungsi sebagai keris kesaktian jika sedang digunakan berkelahi.
 - akan memberikan perlindungan gaib, jika anda menginginkan itu.
 - akan menunjang wibawa kekuasaan, jika anda mengsugestikannya begitu.
 - akan menunjang kerejekian, sesuai penyatuan dan sugesti anda.
 - akan menunjang kesepuhan, jika anda juga menekuni keilmuan kebatinan / kerohanian / kesepuhan.


Sebuah keris jawa yang belum ada penyatuan dengan pemiliknya yang sekarang sifat-sifat karakternya akan sama dengan saat pertamakali keris itu dibuat, tetapi akan bersifat pasif, tidak menunjukkan penyatuannya dan tidak memberikan tuahnya. Jika sudah ada penyatuan dengan seorang manusia pemiliknya, keris itu akan menyesuaikan dirinya dan tuahnya dengan manusia itu.

Jadi jika anda sudah memiliki sebuah keris, anda harus bisa berinteraksi batin menyatukan kebatinan anda dengan keris anda itu dan mengsugestikannya supaya menyatu dan membantu aktivitas anda sehari-hari. Anda juga bisa mengsugesti keris anda untuk memberikan semua fungsi-fungsi di atas sepanjang sesuai dengan yang anda butuhkan dalam kehidupan anda. Ada banyak halaman bertema keris yang menjelaskan sugesti penyatuan dengan keris untuk dipelajari.

Dalam hal ini sebaiknya dimengerti bahwa apapun tuah dari sebuah keris yang disebutkan oleh Penulis, termasuk tuah keris-keris milik pembaca, adalah sifat tuah keris yang potensial diberikan oleh sebuah keris kepada manusia pemiliknya sekarang (setelah adanya penyesuaian keris dengan pemiliknya atau calon pemiliknya), bukan semata-mata tuah yang terkandung di dalam sebuah keris seperti halnya sebuah benda yang bertuah khusus untuk kerejekian, pengasihan, kewibawaan, penjagaan gaib, dsb.